Sebanyak 137 umat menerima Sakramen Krisma dalam perayaan ekaristi kudus, syukur pesta pelindung Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC – GPI) yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Manado Mgr., Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., Minggu (10/09/2023).
Krismawan-krismawati kali ini berjumlah cukup banyak yang terdiri dari 76 orang remaja dan 61 orang dewasa. Dalam homilinya, Uskup Untu mengucapkan selamat pesta pelindung Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta. “Perayaan pesta pelindung Bunda Teresa Dari Calcutta jatuh pada 5 September tetapi saat ini dirayakan pada hari minggu ini secara bersama-sama hari ini supaya bisa melibatkan banyak umat,” tutur Uskup.
Lanjutnya Bunda Teresa dalam kehidupannya memberikan banyak motivasi, inspirasi dan semangat tentang cinta yang nyata. “Kehadiran Suster Teresa di negara yang dominan beragama hindu, India memberi dampak yang luas. Dalam pembicayaan dengan pastor paroki dan DPP ada memikirkan lahan pekuburan. Seperti juga Bunda Teresa yang banyak memperhatikan termasuk orang-orang sekarat, hampir mati bahkan mati. Misinya Bunda teresa terlihat sederhanya, merawat, bahkan memakamkan dengan layak, terhormat dan manusiawi. Perbuatannya hanya kecil tetapi dampaknya besar dan luar biasa untuk dunia. Ada tulisan kecil Bunda Teresa yaitu saya pensil kecil di tangan Allah yang sedang menulis dan mengirimkan surat cinta kepada dunia. Kelihatan sederhana tetapi mulia dengan melayani, cinta dan kasih yang nyata kepada sesama. Bukan kata-kata yang indah-indah saja tetapi perbuatan nyata,” sebut Uskup Rolly Untu.
Uskup juga mengungkapkan Sakramen Krisma ditandai dengan minyak krisma di dahi. “Sakramen krisma atau Sakramen Penguatan juga disebut Sakramen Kepenuhan Inisiasi. Lewat Sakramen Krisma, pertama anda dianggap sebagai anggota penuh gereja. Kedua, anda dianggap dewasa dalam iman dan ketiga anda diminta dan diutus untuk pergi memberikan kesaksian tentang Kristus dan diwartakan dengan tindakan nyata,” ungkap Mgr Rolly Untu.
Lanjut Uskup, kepenuhan inisiasi karena berkaitan dengan dua sakramen sebelumnnya yaitu Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi. “Sakramen Baptis kita menjadi anak dan keluarga Allah. Sedangkan Sakramen Ekaristi kita bersatu dengan tubuh Kristus. Penerimaan sakramen krisma hanya beberapa detik saja, tetapi dampaknya sangat besar dalam kehidupan kita,” sebut Mgr Untu.
Selanjutnya dilanjutkan dengan penerimaan Sakramen Krisma yang diawali dengan pembaruan janji baptis.
Perayaan ekaristi ini Uskup Untu didampingi Pastor Paroki Petrus Tinangon Pr, Pst. Fansiskus Mangelep MSC, Frater Diakon, dan Frater Pastoral Fr Dirros Pugon Pr.
Sebelum memberikan berkat perutusan Uskup mengingatkan empat hal setelah menerima Sakramen Krisma. “Ada empat hal yang perlu ditekankan setelah menerima Sakramen Krisma. Pertama, kita menjadi serupa dengan Kristus. Kedua, kita harus bangga dengan identitas iman kita. Ketiga kita harus punya integritas. Kemudian yang keempat, kita punya tanggungjawab. Ini model kita sudah dipenuhi rohkudus,” kunci Uskup Untu.(Roy)