Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Manado melalui Panitia APP 2017 mengawali rangkaian proses animasi Gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2017 dengan mengundang peserta dari paroki-paroki di Kevikepan Tonsea, Kevikepan Manado dan Kevikepan Tombulu. Hadir dalam kegiatan Lokakarya yang dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, 3-4 Februari 2017 bertempat di Panti Samadi Tomohon, semua paroki di Kevikepan Manado dan Kevikepan Tombulu; sedangkan dari Kevikepan Tonsea yang hadir adalah Paroki Bitung, Girian, Manembo-nembo, Kokoleh dan Laikit.
Kegiatan dibuka oleh Sekjen Keuskupan Manado, Pastor Johanis Montolalu Pr dengan Perayaan Ekaristi. Dalam kotbahnya Pastor John, demikian sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa para peserta dalam tugasnya di tengah umat adalah pelayan sosial. Setiap pelayan sosial perlu memiliki hati sosial agar karya sosial itu menjadi optimal. Karena itu setiap pelayan sosial perlu berusaha membentuk hati sosialnya yaitu hati yang diwarnai oleh kasih persaudaraan. Hati semacam ini yang akan membentuk hati umat saat beraksi puasa sekaligus akan membangun keberanian serta kepercayaan diri untuk tampil menjadi saksi Kristus yang mengubah yang tidak benar menjadi benar. Usai perayaan Ekaristi, peserta Lokakarya APP 2017 mengikuti sesi presentasi oleh narasumber Pastor Prof. Dr. Yong Ohoitimur MSC dengan topik “Keluarga Berwawasan Ekologis dalam Cahaya Ensiklik Laudato Si tentang Perawatan Rumah Kita Bersama”. Para peserta begitu antusias mengikuti ulasan
Pastor Yong tentang tema ini sampai dialog pendalaman disepakati untuk diperpanjang alokasi waktunya. Menurut Pastor Yong, para peserta yang juga adalah pimpinan umat di paroki memiliki tanggung jawab dan kewajiban moral untuk menyadarkan serta menggerakkan umat lewat keluargakeluarga betapa pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan ekologis. Karena jika kita gagal mengelola bumi dan semua lingkungan dengan benar maka kita bukan saja melalaikan amanat Tuhan tapi juga akan menghancurkan hidup manusia sendiri. Presentasi selanjutnya diisi oleh Pastor Joy Derry Pr selaku Ketua Komisi PSE Keuskupan Manado. “Senyum manusia adalah tangisan bagi alam; tangisan alam menjadi ancaman bagi manusia,” demikian Pastor Joy mengawali sesi “Spirit dan Gagasan Ensiklik Laudato Si dalam Kerasulan Komisi PSE Keuskupan Manado”. Menurut Pastor yang berasal dari Pulau Siau ini, ketika manusia hanya tersenyum saja saat merusak bahkan tidak peduli dengan kelestarian alam, maka saat itu alam menjerit menangis. Namun tangisan alam itu akan bermetamorfosa menjadi ancaman bencana bagi manusia. Pada kesempatan ini Pastor Joy mengajak keluarga-keluarga untuk memberi perhatian terhadap penghargaan dan pemeliharaan lingkungan ekologi. Mari membangun keluarga kita menjadi keluarga yang berwawasan ekologis, caranya bisa dengan menerapkan 4R yaitu: Reduce atau mengurangi kegiatan yang menghasilkan sampah; Reuse atau menggunakan kembali barang-barang yang masih bermanfaat, jangan langsung dibuang; Recycle atau mendaur ulang sampah yang ada; dan Replace atau mengganti penggunaan barang yang tidak ramah lingkungan dengan yang lebih ramah lingkungan. Pada hari kedua, proses Lokakarya lebih difokuskan pada konkritisasi tema “Keluarga Berwawasan Lingkungan.” Sebagai narasumber bapak Felix Imbang mendampingi peserta untuk lebih memahami buku panduan APP dan bagaimana mendalami tema APP bersama umat. Peserta kemudian dikelompokkan menurut paroki dan kevikepan masingmasing untuk merancang Program Aksi Nyata. Sesi penyusunan program ini dituntun oleh bapak Plato Rawung, Hein Saneba dan Edmun Umpun. Masingmasing paroki dan kevikepan kemudian memresentasikan programnya dalam pleno.
Fe59