Manado, kawanuanews.com – “Mari di masa tobat ini, kita teguhkan iman akan Kristus yang menjadi manusia, tetap berpuasa dan berpantang, sambil berdoa dan berderma. Semoga upaya ini mengantar kita untuk mencicipi kemuliaan Allah,”
ungkapkan dalam homili selebran Pastor RD Theodorus Michael Palit (Theo) dalam renungan pada Misa ketiga, Hari Minggu Prapaskah II, bertempat di Gedung Gereja Paroki St Mikael Perkamil Manado, Minggu, (16/03/2025).
Pastor Theo mengawali renungannya dengan menyampaikan, sabda Tuhan Yesus hari ini, berisi kisah menarik yakni Tuhan Yesus membawa 3 murid, Petrus, Yohanes dan Yakobus naik ke atas gunung untuk berdoa. Yesus berubah rupa atau transfigurasi yaitu wajah berubah dan pakaian berkilau-kilau.
“2 Nabi besar, Musa dan Elia tampak berbicara dengan Yesus. Suara dari dalam awan “Inilah Anak-Ku yang Ku pilih, dengarkanlah Dia,” tegasnya.
Menurut Pastor Theo, Yesus mengajak para murid untuk berdoa di atas gunung. Kenapa berdoa di atas gunung? Pertama, Di Gunung sepi, tidak ramai, hening, ada suara alam, suasananya mendukung untuk berdoa.
“Selain itu kita mendaki dengan susah payah atau berupaya. Saya tidak bilang kita harus naik gunung, tapi kita harus berupaya untuk membangun keintiman dengan Tuhan.
“Berdoa butuh upaya bukan sekedar kata-kata. Doa bukanlah kata-kata belaka, tapi upaya kita untuk menghadap Tuhan dan menerima kehadiran Tuhan,” jelasnya.
Kedua, Dahulu leluhur Musa dan Elia juga mengalami perjumpaan dengan Allah di atas gunung Sinai dan Horeb. Musa menerima perjanjian dua loh batu di gunung Sinai yang menjadi pedoman hidup bangsa Israel. Kemudian Allah mendampingi Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Eliapun berjumpa dengan Allah di atas gunung Horeb setelah mengalahkan 450 nabi baal. Allah memberi petunjuk untuk menyiapkan nabi selanjutnya.
“Dua nabi besar ini hadir dan berbicara dengan Yesus, mau menyampaikan bahwa Yesus bukanlah orang sembarangan. Dialah nabi yang mengajar para nabi, Raja para raja, Iman segala imam. Peneguhan Yesus adalah Allah yang hidup sejak zaman lampau dan akan hidup sampai selama-lamanya,” urainya.
Ketiga, Yesus berubah rupa, mengalami transfigurasi. Wajahnya berubah dan pakaian berkilau-kilau. Inilah kemuliaan Tuhan. Tuhan menyatakan kemuliaanNya.
“Tuhan yang mulia, turun ke dunia, jadi manusia dan telah kembali kepada kemuliaanNya lewat peristiwa Paskah. Dan kita mendapat kesempatan untuk ikut dalam kemuliaanNya,” ujarnya.
Keempat, Suara dari dalam awan, “Inilah Anak-Ku yang Ku pilih, dengarkanlah Dia.” Dengarkan suara Tuhan contoh Abraham pada bacaan pertama Abraham mendengarkan suara Tuhan/janjiNya mendapat kepenuhan janji. Begitu juga kita.
Kelima, Para murid tertidur, tidak berjaga atau ikut berdoa akhirnya melewatkan momen berharga, walau masih sempat melihatNya. Dengan tertidur, para murid mewakili sifat manusia yang kurang setia dan tak memiliki jiwa mati raga. Kita sementara menjalani masa perapaskah. Masa puasa dan pantang; kita pantang makan daging, merokok, gula, hiburan dan hal-hal menggiurkan lainnya.
“Puasa berarti kita makan kenyang satu kali sehari. Bisa makan 2 atau 3 kali, tetapi 1 kali saja yang makan sampai kenyang. Tapi ada juga yang makan terus-terusan sampai kekenyangan. Inilah manusia,” diingatkan Pastor Theo.
Penyelenggara Misa ketiga atau jam 18:00 Wita atau jam 6 sore yakni Wilayah Rohani Sta Rosa De Lima.(man repi)