Jumat, 16 Februari – Minggu ,18 Februari 2018 menjadi moment unik dan khas bagi fratres Diosesan. Jika ditanya kenapa? Selama tiga hari ini para frater Komunitas Diosesan – Seminari Tinggi Hati Kudus Yesus Pineleng tidak beranjak dari seminari dan merasul di berberapa tempat. Hal ini bertujuan untuk mewujudnyatakan program pemberdayaan umat lewat kegiatan katekese umat, agar umat lebih aktif dalam kehidupan menggereja, juga para frater melatih keterampilan berpastoralnya lewat pengalaman langsung di tengah umat selama 3 hari.
Kemana saja para frater ini pergi merasul? Untuk pemilihan tempat, para frater yang dibina dalam kehidupan basis diberi kebebasan untuk memilih tempat kegiatan merasulnya. Pemilihan tempatnya pun bervariasi dan tersebar dari Utara hingga ke Selatan. Ada yang memilih berkatekese di Stasi Stella Maris Gangga, Paroki Kokoleh; di Satsi Paputungan, Paroki Kokoleh; di Stasi Pantenusu Lembe, Paroki Bitung; di Stasi Tumaluntung, Paroki Lembean; di Stasi Keroit, Paroki Tompaso Baru, di Stasi Raratean, Paroki Tompaso Baru; di Stasi Kawatak, Paroki Langowan; di Stasi Tenga, Paroki Amurang; dan di Paroki Dumuga.
Materi yang diberikan oleh para frater ialah “Keluarga yang Berbahagia”, juga ada materi-materi lain seputar iman Gereja Katolik. Materi ini sesuai dengan visi Komunitas Diosesan pada semester genap tahun ini yaitu “Komunitas Diosesan adalah Keluarga yang Berbahagia”. Mengenai isi materi dan kegiatannya, semuanya juga diberikan kepercayaan kepada para frater. Para staf Pembina memberikan kepercayan kepada para frater bekreasi untuk mencapai tujuan program ini.
Khusus para frater basis Ars memilih tempat merasul di Stasi Stela Maris Gangga Paroki Kokoleh. Selain berkatekese lewat materi-materi yang kami diberikan pada kelompok kategorial Sekami, OMK, KBK dan WKRI, juga berkatekese lewat aksi nyata yaitu membantu umat yang mengalami bencana alam. Kegiatan yang baik ini mendapat apresiasi dari seluruh umat dan pimpinan stasi Gangga. Banyak umat yang mengatakan bahwa kegiatan dibuat ini semakin memotivasi umat untuk lebih bersemangat dalam hidup mengereja dan peduli pada penderitaan sesama manusia. “Frater kami sangat senang dengan kegiatan ini. Kegiatan baik ini sangat membantu umat baik dalam hal pengetahuan maupun dalam hal semangat hidup mengereja”, kata Ibu Uto, selaku Sie. Liturgi Stasi. Selanjutnya Ibu Uto mengusulkan agar kegiatan baik ini dibuat sesering mungkin. Akhirnya, rangkaian kegiatan ini ditutup dengan Perayaan Sabda pada pukul 10.15 WITA dan dilanjutkan dengan santap kasih bersama umat dan sayounara. “Umat yang terkasih, hari ini adik-adik frater akan kembali ke seminari, mereka telah ada bersama-sama dengan kita selama 3 hari. Momen ini jarang bagi kita karena saat ini di, gereja ada ini ada 15 jubah putih panjang. Berharap ke depannya ada di antara umat di tempat ini yang boleh menggunakan jubah tersebut”, tutur Bpk Aroh selaku ketua stasi untuk memberi kata-kata penutup sekaligus perpisahan. Umat pun terlihat begitu menyayangi para frater, sehingga mereka terus ada bersama-sama hingga mereka menaiki perahu untuk kembali ke seminari. (JT-ars)