BerandaBerita KomsosHari Raya Tritunggal Mahakudus, Selebran Pastor Wens, Homili Frater Billy

Hari Raya Tritunggal Mahakudus, Selebran Pastor Wens, Homili Frater Billy

Published on

spot_img

Pastor Paroki Santo Mikael Perkamil, RD Aloisius Wenseslaus Maweikere (Wens) jadi selebran pada misa kedua hari raya Tritunggal Mahakudus, Minggu (04/06/2023).

Usai membacakan Injil Yohanes 3:16-18, Pastor Wens mempersilahkan Frater Pastoral, Gabriel Billy Runtu untuk menyampaikan renungan.

Frater Billy menuturkan, Saudara-saudari yang terkasih hari ini liturgi Gereja mengajak kita untuk merayakan hari raya Tritunggal Mahakudus. Tritunggal (Trinitas) ini lebih di mengerti sebagai satu Allah dengan tiga pribadi.

“Tiga pribadi ini menunjukkan tiga cara berbeda dari Allah dalam menjalin relasi dengan umat-Nya. Allah hadir ditengah umat-Nya dan berelasi dengan mereka menggunakan tiga cara, atau dengan menampakkan tiga pribadi-Nya yakni Bapa, Putera dan Roh Kudus,” jelasnya.

Meskipun hadir dan berelasi dengan manusia, dengan umat-Nya lewat tiga pribadi yang berbeda, bukan berarti bahwa Allah kita itu ada 3. Allah kita adalah Allah yang Esa. Allah kita itu satu.

“Ketiga pribadi Allah ini memiliki posisi yang sama, setara, atau sederajat,” tandasnya.

Jika kita mencari kata Tritunggal dalam Kitab Suci, kita tidak akan menemukannya, karena Tritunggal sendiri adalah buah dari refleksi atas seluruh isi Kitab Suci yang mengisahkan bagaimana Allah menjalin relasi dengan umatnya.

Kisah yang paling jelas menampakkan kehadiran Allah tritunggal ialah kisah pembaptisan Yesus di sungai Yordan. Ketika Yesus di baptis, terdengar suara dari langit (suara Allah Bapa) yang menyatakan: “Inilah Putera-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia”. Setelah itu turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati.

Lantas, bagaimana kita melihat ketiga pribadi Allah ini dalam kehidupan beriman kita? Kita diajak untuk melihat ketiganya dalam konteks sejarah keselamatan. Allah Bapa hadir sebagai penggagas dan perancang proyek keselamatan itu, Allah Putera hadir sebagai eksekutor atau pelaksana proyek/karya keselamatan, dan Allah Roh Kudus hadir sebagai penyempurna dan pengudus proyek/karya keselamatan itu.

Kita semua saat ini sedang berziarah di dunia ini untuk menuju kepada Bapa, untuk menuju kepada Bapa kita harus melalui Yesus, sementara itu dalam perjalanan ini kita dituntun oleh Roh Kudus.

Injil hari ini dengan Jelas menunjukkan bagaimana Bapa dan Putera bekerja sama dalam menjalankan karya keselamtan ini. Bapa mengutus Putera untuk menyelamatkan semua bangsa.

Tapi Injil juga serentak memberikan syarat bagi orang untuk diselamatkan yakni Percaya. Dengan jelas dikatakan: “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” terangnya.

Jadi percaya adalah satu syarat yang diberikan agar orang bisa beroleh keselamatan, atau hidup yang kekal.

Lebih lanjut dikatakan juga: “Barangsiapa percaya kepada-Nya ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada dibawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”

Lantas apakah percaya saja sudah cukup? Kita sebagai orang yang percaya dan memperoleh keselamatan diajak untuk melakukan lebih dari sekedar percaya. Kita diajak untuk bisa seperti Musa dalam bacaan pertama yang berserah diri kepada Tuhan, taat kepada perintah-Nya dan meminta Tuhan untuk hadir dan tinggal ditengah-tengah bangsa Israel.

Sedangkan kita meminta supaya Tuhan hadir dan tinggal ditengah kita. Bentuk yang sederhana dari kita memberi tempat bagi Tuhan dalam hidup ini ialah dengan mendekatkan diri kepada-Nya, rajin misa, rajin ikut ibadah wilayah rohani, rajin mengikuti persekutuan dalam kelompok kategorial, dan berani menyatakan iman kita ditengah umum, misalnya dengan membuat tanda salib saat akan makan di tempat umum.

Kita pun diajak untuk membangun persekutuan dengan seluruh umat dalam paroki, wilayah rohani, maupun kelompok kategorial, sebagai wujud nyata dari penerangan Roh Kudus, Roh yang mempersatukan yang telah kita terima dalam perayaan minggu yang lalu hari raya Pentakosta.

Kiranya perayaan Tritunggal Mahakudus hari ini, mengingatkan kita sebagai orang Katolik, untuk tidak berhenti pada sikap percaya. Melainkan melangkah lebih jauh lagi dalam mengimani Allah tritunggal dan karya-Nya dalam kehidupan kita, dengan taat dan setia, memberi diri dan memberi tempat bagi Allah dalam kehidupan kita.

“Dengan begitu kita akan menerima apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan Kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kita sekalian,” tutupnya.(Man Repi)

KONTEN POPULER

Latest articles

Mengenali Yesus yang Bangkit dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada hari Selasa, 22 April 2025, umat Wilayah Rohani Santa Maria Goretti mengadakan Ibadat...

Mengenali Yesus dalam Kehadiran-Nya yang Hidup

Pada hari yang penuh damai, umat Wilayah Rohani St. Kristoforus mengadakan Ibadah Sabda yang...

Merenungkan Kasih Tuhan yang Memanggil Nama Kita

Pada perayaan Ibadah Sabda Wilayah Rohani Sta. Theresia Lisieux yang dilaksanakan di keluarga Tatipang...

More like this

Mengenali Yesus yang Bangkit dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada hari Selasa, 22 April 2025, umat Wilayah Rohani Santa Maria Goretti mengadakan Ibadat...

Mengenali Yesus dalam Kehadiran-Nya yang Hidup

Pada hari yang penuh damai, umat Wilayah Rohani St. Kristoforus mengadakan Ibadah Sabda yang...

Syukur Atas Kasih Tuhan yang Memanggil Nama Kita

Pada Selasa, 22 April 2025, umat Wilayah Rohani St. Vincentius melaksanakan Ibadat Sabda yang...