Ibadah Persekutuan Doa Karismatik Katolik Keuskupan Manado bertempat di rumah Keluarga Hanny Palar, Selasa, tanggal 15/11/2023.
Ibadah di awali dengan puji- pujian dan di buka dengan tanda salib, tobat, doa pembukaan. Selanjutnya pujian dan penyembahan, doa firman.
Pembawa firman Pastor Ignasius Welerubun MSC (Igo), dan renungannya di ambil dari bacaan hari ini kitab Injil Lukas 17:1-19 menceritakan ada sepuluh orang yang merasakan karya penyelamatan Allah dalam dirinya melalui penyembuhan atas penyakitnya.
Pastor memulainya dengan I) Rekontruksi. Berisi beberapa nasihat (17:1-6) Jangan menyesatkan, Menegur saudara yang berbuat salah, Mengampuni, Memiliki iman yang teguh; (17:7-10) Kerendahan hati, bukan rendah diri, (17:20-37) Kedatangan Kerajaan Allah jadi selalu waspada.
Menurut Kamus Alkitab, Samaria dalam masa Perjanjian Lama merupakan ibu kota Kerajaan Israel Utara sejak raja Omri (1 Raja16:24). Tahun 722 SM Samaria di rebut tentara Asyur (2Raj 17:5), penduduknya, agama, bercampur dengan bangsa-bangsa lain, (2Raj 17:24-41).Pada zaman Yesus Samaria adalah daerah di antara Galilea, di sebelah Utara dan Yudea di Selatan. Penduduknya di benci oleh orang Yahudi karena agama (dianggap kafir) dan kebiasaannya berbeda dengan orang Yahudi pada umumnya.
Sekali lagi Allah menunjukkan bahwa cinta dan belas kasihNya Dia berikan kepada semua orang tanpa membedakan, tidak ada diskriminasi, pilih kasih karena semua orang berdosa, semua orang sakit kusta.
Terhadap cinta dan kemurahan Tuhan, ternyata tanggapan setiap orang berbeda. Kebanyakan (mayoritas) tidak menanggapinya. Presentasi paling sedikit yang menanggapi belas kasih Tuhan dengan tersungkur dan bersyukur.
II) Refleksi. a) Dimensi Vertikal, bersyukur merupakan bentuk seseorang kepada sang Pencipta.
Manusia di berikan akal budi, hati nurani, dan roh. Manusia akan mampu bersyukur bila mampu mengagumi keindahan karya serta penyertaan Tuhan dalam hidupnya
Bersyukur menjadi identitas manusia yang merupakan citra Allah.
b) Dimensi Horisontal (Aspek Sosial, Psikologis, Persinal).
Dalam relasi dengan sesama manusia dengan diri sendiri, rasa syukur memiliki berbagai manfaat baik sosial, relasional maupun psikoligis personal:
1) Rasa syukur menuntun orang kepada hubungan yang lebih bermakna dengan orang lain.
2) Mendapatkan dukungan sosial yang lebih baik.
3) Rasa syukur atau bersyukur secara psikologis meningkatkan self-esteem (rasa percaya diri).
4) Rasa syukur mengatasi Trauma.
Demikian rasa syukur tidak hanya mengurangi stres tetapi jua memainkan peran utama dalam mengatasi trauma.
5) Rasa Syukur juga membuat tidur lebih berkualitas
6) Rasa Syukur membuat kita makin sehat.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Personality Individual Differences, ditemukan fakta bahwa orang yang selalu bersyukur lebih jarang sakit daripada mereka yang banyak mengeluh. Tidak mengherankan kalau orang-orang yang bersyukur juga lebih cenderung menjaga Kesehatan mereka. Mereka berolahraga lebih sering dan lebih rutin memeriksakan kesehatannya. Itulah sebabnya mengapa mereka lebih sehat bahkan umurnya lebih Panjang
7. Rasa Syukur membuat hidup semakin Bahagia. Bersyukur berarti memperhatikan apa yang sudah kita miliki sehingga dapat
membuat kita merasa lebih positif tentang kehidupan kita. Kita mungkin akan tetap iri karena orang lain memiliki apa yang tidak kita miliki. Tetapi, ada penelitian lain yang telah menunjukkan, bahwa rasa Syukur bisa mengurangi rasa iri, memfasilitasi emosi positif. dan membuat kita lebih ulet Sebuah penelitian tahun 2014 menyebutkan bahwa bersyukur yang diwujudkan dengan menulis gratitude journal ternyata dapat meningkatkan optimisme sebesar 5% hingga 15 %. Maka dari itu, jika kita pingin Bahagia setiap saat, kuncinya adalah bersyukur.
Menurut sebuah penelitian neurosains yang dilakukan oleh Wood dan teman- temannya (2008), rasa Syukur yang kita sampaikan bisa memicu munculnya neurotransmiter dopamine dan serotonin yang berperan terhadap rasa Bahagia. Perasaan positif kita pun meningkat dan rasa takut kita pun akan berkurang, sehingga bisa dikatakan bahwa bersyukur bisa membuat kita punya pandangan optimistis tentang hidup.
III) Bagaimana menanamkan atau membiasakan rasa Syukur sebagai sebuah pola hidup kita?
Berdoa dan mewujudkan doa kita dalam kerja. Jangan berdoa hanya karena butuh sesuatu tetapi karena kamu punya banyak hal yang bisa kamu syukuri.
Mother Theresa dari Calcutta mengatakan, doa dalam cinta adalah pelayanan.
Karena itu Syukur kita hendaknya mewujud dalam pertolongan kepada sesama. Selalu sadar dan mengakui bahwa segala yang kita miliki, seluruh hidup dan keberadaan kita berasal dari Allah. Membiasakan bersyukur atas peristiwa hidup, baik suka maupun duka.
Menerima dan menghargai segala sesuatu yang kita miliki. Hindari keluh-kesah dan merasa selalu serba serba tidak cukup, dan lain-lain.
Tidak membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain. Karena bisa stress dan depresi bahkan jatuh dalam keserakahan.
Bekerja keras, berusaha, jangan pasrah pada keadaan. Berusahalah secara sungguh-sungguh untuk menerima berkat Allah Selalu berusaha untuk hidup lebih baik. Memelihara kehidupan itu sendiri dengan menjaga Kesehatan, kebersihan, obat-obatan.
Untuk selalu bersikap Ikhlas ataupun merelakan segala sesuatu Ketika tertimpa musibah.
Berbuatlah kebajikan kepada sesama. Hidup yang memberi dan berbagi dengan (Hari Minggu ini, 19 November 2023) ditetapkan sebagai Hari Orang Miskin Sedunia yang ke-7. Paus Fransiskus berpesan untuk meneladani sikap Tobit). Menjaga kehidupan orang lain seperti yang dilakukan oleh Mother Theresa dari Calcuta yang menolong orang-orang miskin dan terbuang.
Pada penutup disampaikan pesan bijak. ‘Jika ingin hidupmu dimuliakan Tuhan, hiduplah dengan penuh syukur.’
‘Bersyukurlah atas pencobaan-percobaan yang kita terima karena jika hidup kita hanya mengenal bahagia, kita tidak akan pernah belajar arti sabar dan ikhlas.’
‘Bersyukurlah jika kamu tidak tahu sesuatu sebab itu memberimu kesempatan untuk belajar mengetahuinya.’
Selesai renungan Workship Leader (WL) mengajak umat berdiri mengucapkan pengakuan iman “Aku Percaya” di lanjutkan dengan doa umat, persembahan, selanjutnya di tutup dengan doa penutup dan berkat oleh pastor Igo.
Usai ibadah koordinator PD Ibu Itje Kariboto menyampaikan ucapan terima kasih kepada pastor yang sudah menjadi pembicara dalam membawakan renungan, WL Ibu Lance Rondonuwu dan umat yang hadir.
Dilanjutkan dengan pemberitahuan ibadah dan WL berikut.
Kemudian keluarga sudah menyiapkan makanan untuk di santap bersama, doa makan dibawakan oleh pastor.
Di lanjutkan bincang-bincang umat, dan dan foto bersama.
Ibadah dimulai jam 19.00 Wita dan dihadiri sebanyak 26 orang. (Kartini Marintja)