Uskup Baru : Peristiwa Iman
Setiap kali penunjukan uskup baru di Roma diumumkan dengan meriah, umat Katolik, menyambutnya dengan gembira dan syukur, sebagai sebuah kabar gembira, dan dilihat sebagai sebuah peristiwa iman. Iman akan Kristus kepala Gereja yang menjanjikan gembala-gembala seturut kehendak hatiNya; akan Kristus Gembala baik yang tak membiarkan kawananNya. Seorang uskup, adalah seorang imam agung, seorang pengganti para rasul, maka ia sungguh ‘a gift of God’, sebuah anugerah, sebuah karunia, sebuah tanda cinta Tuhan pada Gereja. Maka, dalam iman jugalah umat menyambutnya, menerimanya dan tentu saja mau bekerja bersamanya. Dan, kehadiran uskup, pertama-tama akan menjadi bapa umat beriman, peneguh, pengajar, pewarta iman yang otentik.
Mgr. Rolly : yang unik dan spesial
Pengumuman Mgr Rolly sebagai uskup Manado, tergolong unik. Pertama, karena beberapa bulan sebelumnya sudah sempat menyebar lewat sos-med, entah berupa spekulasi atau juga berdasarkan tebakan yang lumayan akurat. Hal ini bisa kita lihat secara positif sebagai ungkapan kerinduan umat akan gembalanya. Juga sebagai persiapan psikologis untuk menyambut saat pengumuman resminya.
Mgr Rolly adalah uskup ke dua Minahasa, sesudah Mgr. Theodorus Lumanauw pr, Uskup Agung Makassar [lahir 8 Mei 1922 di Tondano, ditahbiskan imam 7 Juli 1946 dan diangkat menjadi Uskup 7 Agustus 1973 dan wafat 18 Mei 1981].
Mgr Rolly menggantikan Mgr Yosef Suwatan MSC. Seperti Mgr Yosef, Mgr Rolly juga pernah studi di Leuven, menjadi dosen mata kuliah dogmatik di Seminari Pineleng dan pernah menjadi Propinsial MSC Indonesia. Seperti Mgr Yosef juga, Mgr Rolly adalah seorang yang ‘low profile, pengamat, pemerhati dan mendalam’.
Ketika hidup bersama Mgr Rolly, sewaktu di Seminari Kakaskasen, saya mengenal beliau sebagai seorang yang alim, saleh dan menjadi pemimpin/dekan bagi seluruh seminarist. Setiap kali Seminari mementaskan drama, beliau selalu menjadi salah satu aktor.
In lumine tuo, videmus lumen
Semboyan Mgr Rolly, tentu saja memancing rasa ingin tahu, mengapa gerangan motto ini yang dipilih. Sekaligus, apakah kekuatan motto ini bagi penggembalaan beliau, juga bagi kami para imam. Bukankah uskup adalah bapak para imam, apalagi kami, imam diosesan. Semangatnya, akan menjadi semangat kami; spiritnya akan menjadi spirit kami. Sebab, kami para imam, mengambil bagian dalam imamatnya yang agung, dan dalam kepemimpinannya; ia menjadi bapak bagi kami dan kami menjadi anak baginya.
Dalam terangMu Tuhan, kami melihat terang, kami melihat cahaya. Mgr Rolly ditunjuk menggembalakan keuskupan Manado, pada masa paskah. Saat terang kebangkitan, terang paskah bersinar tak terkalahkan, penuh jaya. Saat kegelapan makam dihalaukan, saat kegelapan malam dienyahkan. Dalam terang kebangkitan ini, Mgr Rolly melihat cahaya khusus, cahaya istimewa dari hati terbuka Tuhan, yang bukan saja terbuka memberi sinar khusus, tetapi terbuka mengundang Mgr Rolly membuka hatinya, memberi cahaya hatinya, menemani, membimbing, menguduskan, menyucikan umat keuskupan Manado. Tentu saja ada banyak tanda tanya, ada banyak bayang kelabu, ada hal-hal yang harus dihadapi, diatasi, ditemui. Namun, semuanya ini terjadi dalam terang cahaya kebangkitan Tuhan dan dalam terang khusus dan personal yang Tuhan berikan dan limpahkan kepada Mgr Rolly.
Cahaya khusus ini, cahaya cinta Kristus bangkit ini, yang telah dibuka dan diarahkanNya kepada para rasul, kepada Tomas, kepada wanita-wanita saleh, akan menjadi kekuatan dan andalan Mgr Rolly untuk menunaikan tugasnya. Bersama para imamnya, bersama umat berimannya, kita semua akan berjalan dalam terang cahaya Tuhan yang sama, dalam terang Roh Kudus yang satu dan sama. Mgr Rolly juga akan merangkul semua cahaya yang ada dalam hati setiap imam dan umatnya, sehingga dalam kesatuan dan kebersamaan terang Tuhan akan semakin kuat, kokoh dan besar dayanya.
Uskup Baru : bersinarlah bagi kami, Mgr
Bukankah hati kita berkobar-kobar saat Dia berbicara tentang Kitab Suci dan mata kita terbuka ketika Dia memecah-mecahkan roti?
Pentahbisan uskup baru kiranya membuat hati kita semua berkobar-kobar, sebab Tuhan berjalan bersama kita; kita telah melihat terang dan terang itu menyertai kita. Kegelapan boleh pernah ada, kekuatiran dan keresahan bahkan kemunduran seperti pengalaman para rasul bisa saja ada. Tetapi sesudahnya, sesudah paskah, terang itu datang dan cahayaNya menimpa kita, mempersatukan kita dan mengutus kita. Selamat berjalan dalam semarak terang Tuhan.
RD Terry Ponomban, pr
Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Manado