Pendahuluan
Membayangkan Keuskupan Manado yang kita cintai ini tumbuh dan berkembang secara mandiri, khususnya apabila dilihat dari sudut pandang finansial, tentunya menjadi sebuah kebanggaan yang tak terhingga. Hal ini menunjukkan bahwa suksesi Uskup Manado yang terjadi bukan saja menjadi sebuah pesta iman bagi seluruh umat, tapi juga diharapkan menjadi momentum kebangkitan olah laku keuangan secara bijak dan cerdas. Mengapa?
Penulis membayangkan berapa besar partisipasi seluruh umat yang bergembira dalam bentuk doa, derma dan berbagai sumbangan material lainnya sebelum dan sampai pada puncak pentahbisan Uskup baru. Terlihat betapa roda perekonomian masyarakat, terutama yang bersinggungan dengan event meriah tersebut menjadi sangat bergairah.
Masyarakat yang menikmati berkat dari peristiwa iman yang terjadi setelah 27 tahun ini juga membawa sukacita untuk umat yang bergembira. Terlihat dari aneka banner ucapan selamat yang terpasang di berbagai paroki dan stasi, berbagai souvenir dan ucapan selamat yang tertuang dalam buku kenangan ini yang tentunya mengeluarkan sejumlah biaya pencetakan dan di saat yang sama menghasilkan sejumlah pemasukan untuk panitia pemberkatan Uskup yang baru.
Mewujudkan Keuskupan Manado yang Mandiri Secara Finansial
Momentum ekonomi yang terjadi ini apabila dijaga dan dipelihara dengan baik tentunya akan
memberikan dampak positif bagi perkembangan sosial ekonomi umat, khususnya di Keuskupan Manado. Dan untuk mewujudkan kemandirian finansial bagi Keuskupan Manado, beberapa pemikiran yang bisa disampaikan sebagai wujud kecintaan penulis terhadap keuskupan ini antara lain:
a. Optimalisasi Derma dan Persembahan
Derma dan persembahan yang dikumpulkan dari umat setiap minggu merupakan sumber daya yang luar biasa besar apabila bisa diolah dan dimanfaatkan secara optimal. Mereka yang
berkepentingan sebagai pengambil kebijakan, khususnya di bidang ekonomi, perlu mengevaluasi kembali apakah pemanfaatan derma dan persembahan yang terkumpul dari umat telah dialokasikan untuk pengembangan tiga hal ini, yaitu pertama asset keuskupan seperti tanah dan bangunan yang tersebar merata di wilayah Keuskupan Manado.
Kemudian apakah derma dan persembahan tersebut telah dialokasikan untuk pengelolaan di sektor riil yang bisa memberikan nilai tambah dan kesempatan lapangan kerja untuk umat. Dan berikutnya seberapa besar derma dan persembahan yang diterima digunakan untuk investasi di sektor finansial seperti industri pasar modal, pasar uang dan sektor keuangan lainnya yang terukur resiko dan imbal hasilnya. Dengan demikian, semua yang diberikan oleh umat sebagai wujud kecintaannya terhadap gerejanya, pada akhirnya akan kembali lagi kepada mereka dalam bentuk yang lain.
b. Optimalisasi Sumbangan dari Gereja Universal
Tak bisa dipungkiri, derasnya dana bantuan dari gereja universal yang mengalir ke keuskupan kita bukan tidak mungkin suatu saat akan berhenti. Bukan karena keuskupan ini tidak membutuhkan lagi bantuan tersebut, tapi karena fenomena masyarakat global yang semakin banyak meninggalkan gereja sebagai salah satu sumber iman dan kekuatan mereka.
Dari tahun ke tahun keuskupan menyadari terjadinya penurunan sumbangan gereja universal ini. Yang menjadi pertanyaan kemudian, apa yang akan dilakukan keuskupan untuk memitigasi apabila suatu saat bantuan seperti itu tidak lagi mengalir ke keuskupan ini? Apakah kemudian keuskupan akan mencari alternatif pemberi sumbangan yang baru? Atau mulai sekarang mengembangkan sektor riil dalam bentuk pemberdayaan umat dalam berbagai kesempatan untuk mendapatkan kesempatan kerja di bidang sosial dan ekonomi yang ada di Keuskupan Manado.
Dengan menciptakan umat yang mandiri secara sosial dan ekonomi, maka rantai ketergantungan atas sumbangan dari gereja universal setidaknya dapat dikendalikan dengan bijaksana.
c. Keterbukaan dalam Laporan Keuangan
Salah satu kunci keberhasilan pengelolaan keuangan yang mandiri adalah memiliki laporan keuangan yang baik. Semua sumber dana yang masuk tercatat dengan jelas dan segala penggunaan dana yang dikeluarkan juga memiliki pertanggungjawaban tertulis.
Namun pada kenyataannya, melakukan pencatatan secara konsisten dan teratur menjadi sebuah persoalan tersendiri di tengah kegiatan pelayanan imam yang merupakan ujung tombak keuskupan yang ada di setiap paroki. Urusan administrasi keuangan yang terkesan berbelit-belit dan rumit membuat sebagian imam di paroki akhirnya terkesan kurang begitu peduli dengan laporan keuangan dimaksud.
Padahal sebuah keuskupan yang sehat secara finansial dimulai justru dari laporan keuangan paroki yang sehat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memitigasi terjadinya keterlambatan laporan keuangan dengan berbagai alasan, maka kehadiran Uskup yang baru diharapkan dapat memberi ruang lebih untuk pengembangan pembuatan laporan keuangan yang baik untuk para imam di paroki.
Di samping itu, keterlibatan umat yang paham dan mengerti bagaimana menyusun sebuah laporan keuangan yang baik kiranya mendapatkan tempat yang lebih di setiap paroki dan keuskupan. Kerjasama antara Uskup dan imam-nya serta imam dan umat-nya kiranya akan menciptakan struktur keuangan yang kuat di keuskupan yang tercinta ini. Dan jangan dilupakan, di jaman di mana teknologi dan informasi berada di garda terdepan pada semua lini, sangat diharapkan keuskupan menggandeng umat yang paham dalam industri ini untuk menciptakan aplikasi pencatatan laporan keuangan yang dapat dengan mudah dipakai oleh imam di paroki dan di saat yang sama dapat dengan sederhana dilihat oleh seluruh umat di paroki dan keuskupan.
Dengan demikian, umat akan memiliki kesadaran yang sangat besar terkait kebutuhan sosial dan ekonomi di keuskupannya dan di parokinya serta sekaligus bisa ikut memberikan solusi atas pengelolaan keuangan pada poin a dan b tersebut di atas.
Penutup
Mewujudkan Keuskupan Manado yang mandiri secara finansial harus dimulai dari diri seluruh umat dan imam serta Uskup yang baru. Momentum pentahbisan Uskup baru ini hendaknya dipakai sebagai gerakan kebangkitan sosial dan ekonomi seluruh umat. Karena itu keterbukaan informasi keuangan harus semakin dikembangkan sehingga rasa memiliki dan bertanggung jawab dari umat terhadap keuskupan ini semakin besar. Semoga beberapa ide dan feedback yang diberikan melalui tulisan ini bisa terwujud untuk menjadikan Keuskupan Manado sebagai keuskupan yang terdepan dalam keterbukaan informasi keuangan dan mandiri secara finansial.
Oleh: Frangky Parengkuan, SE.,MM.,AWM®
Direktur PT. Celebes Prosperindo Pratama – Financial Advisor, Sales Training & Consulting