Dalam hening tanpa bunyi, tanpa hiasan, tanpa apa-apa, tabernakel kosong, lilinpun dipadamkan; umat berlutut, imam merebahkan diri di depan altar. Sunyi, diam, silentium magnum. Keheningan panjang himpunan manusia fana yang terpesona oleh Kasih Tuhan yang sempurna.
Diam penuh kepasrahan iman sebagai manusia berdosa yang kerap putus asa tanpa harapan; sebagai manusia yang kerap menderita dan merasa penderitaannya yang paling dahsyat. Hening untuk siapkan hati mendengar kisah Sengsara, derita maha dahsyat anak manusia tak bersalah yang memberi diri karena cinta, laksana anak domba yang dibawa ke pembantaian. Anak domba sejati yang darahNya ditumpahkan karena ketaatan maha sempurna.
Inilah kisah kematian, penghinaan, pelecehan, penindasan dan pengkhianatan. Inilah cerita kesewenang-wenangan mereka yang berkuasa, ketidakadilan, kerakusan, ketamakan, kesombongan, dan ketidakpercayaan. Inilah rangkaian kata yang menggambarkan realitas hidup manusia berdosa. Dosa yang menyengsarakan dan membawa penderitaan.
Syukurlah, Dia bersedia memikul Salib, menjalani Via Crucis, Via Dolorosa. Jalan Sengsara berpuncak pada drama Penyaliban keji, yang berujung pada kematian. Akhir kehidupan di dunia fana. Dia memberikan diri secara total. Dia ditinggikan pada Salib. Lewat Salib SuciNya Ia menebus Dunia.
Himpunan umat beriman diajak memandang dan menyembah salib secara bersama dan pribadi. Mengangkat kepala memandang salib, menunduk menyembah untuk disadarkan untuk memikul salibnya sendiri dengan penuh pengharapan akan kekuatan Kasih Tuhan. Salib yang dipanggul Yesus dan tempat ia bergantung menjadi Simbol Pengharapan dan Kemenangan. Salib hidup tak pernah boleh ditolak, melainkan dipikul dengan penuh pengorbanan karena cinta kepada Tuhan dan sesama.
Kematian Yesus di Salib menebus dunia dan manusia, bukan hanya para pengikutNya. Karena itu seluruh umat dipimpin imam dalam Liturgi hari ini membawakan doa umat Meriah. Doa untuk seluruh dunia, agar dunia diselamatkan berkat salib Kristus.
Akhirnya, semangat kemenangan salib tak cukup tanpa persatuan denganNya. Seluruh umat bersatu dengan Yesus dan bersatu dengan sesama dengan menerima hosti kudus. Dengan bekal persatuan ini, semua umat beriman, siap dibangkitkan bersama Kristus. Selamat ber-Jumat Agung. (p.steven)