Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus hari ini, merupakan hari yang cerah dalam sejarah serta kehidupan Keuskupan Manado yang menyambut gembalanya yang baru, kesempatan ini bukanlah sekedar sebuah pesta yang luar biasa saja atau salah satu moment yang penting dalam kehidupan gereja malahan kita berkumpul untuk merayakan misa suci di mana Sakramen Imamat pada derajat episkopat diterimakan kepada saudara kita yang terkasih ini.
Manusialah yang merayakan setiap sakramen di dalam gereja yang mengembara di dunia ini namun setiap kali di rayakannya sakramen allah sendirilah yang berkarya sebagai pelaku utama. Oleh karena itu kita perlu membangkitkan kembali iman kita untuk memandang kehadiran dan karya allah dalam diri uskup baru dan juga dalam diri kita dan seluruh gereja.
Bacaan-bacaan yang baru dibacakan justru berbicara mengenai Allah, bacaan-bacaan itu menggambarkan Allah sebagai sebuah misteri cahaya. Dalam bacaan pertama Rasul Yohanes telah mengatakan Allah adalah terang dan di dalam dia sama sekali tidak ada kegelapan. Kita telah mengenal dan telah menerima terang ini yakni PuteraNya yang dalam injil mengaku “Akulah terang dunia, barangsiapa mengikuti Aku ia tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan ia akan mempunyai terang itu, “Kita juga mengucapkan dalam syahadat allah dari Allah, terang dari terang, allah benar dari allah benar. Terang merupakan lambang dari hakikat allah serta lambang karyaNya untuk seluruh umat manusia melalui puteraNya yang tunggal penyelamat kita. Memang melalui Kristus cahaya dunia yang benar, Allah Sang Terang menggapai serta menerangi kehidupan kita mulai dari Sakramen Permandian yakni sakramen yang dulu justru diberi nama pencerahan, Terang ilahi itulah senantiasa meliputi kita melalui sakramen-sakramen yang lain dan juga kita bisa mendapatkannya kembali kendatipun dosa-dosa telah menghilangkannya dari kita dan juga melalui sakramen-sakramen ini kita bisa memperkuat terang ini serta memancarkan kepada sesama.
Seluruh hidup kristiani bisa dilukiskan sebagai perkembangan komunikasi dari Allah dan sekaligus penyambutan manusia akan terang ilahi hingga kita akan memasuki kepenuhan terang abadi. Kehidupan dan pelayanan seorang uskup pun dapat dipahami di dalam misteri terang ilahi itu sangat berartilah mottonya gembala baru Manado ini yang dipilih sebagai sumber inspirasi bagi kehidupan dan karyanya selanjutnya di dalam terangmu kami melihat terang. Kata-kata ini yang dikutip dari Mazmur 35 mesti mengingatkan kepada uskup baru dan demikianl juga kepada setiap uskup akan perlunya hubungannya dengan Allah yang melaluinya uskup dapat membiarkan diri diilhami oleh terang yang berasal dari atas dalam pemikiran, hati, perkataan dan perbuatan sehingga dia dapat menekuni upaya untuk berkembang dalam kesucian.
Sebagaimana telah ditegaskan oleh st. Yohanes Paulus ke II, kesucian objektif yang terjadi dalam sakramen melalui pencurahan roh perlu ditanggapi juga dengan kesucian subjektif yang perlu dicari terus-menerus oleh seorang uskup ditolong oleh rahmat dengan mengembang pelayanannya. Oleh karena itu, tidak cukuplah menjalankan fungsi kepemimpinan saja melainkan diperlukan juga sebuah hubungan personal yang penuh kasih dengan Kristus Gembala baik yang dihayati semakin baik dan mendalam yakni kasih yang telah diminta oleh Yesus yang bangkit kepada Petrus dan juga dimintanya kepada semua gembala agar sanggup menggembalakan kawanan allah. Sebentar lagi kita akan mendengar kata-kata yang mengiringi pemberian mitra: “Terimalah mitra ini semoga bersinarnya cahaya kesucian dalam diri saudara” kata-kata ini menjelaskan kepada kita bahwa seorang uskup mesti membiarkan diri diterangi dari atas untuk menjadi mampu menerangi juga kawanan yang dipercayakan kepadanya dia mesti menjadi suci yaitu sempurna dalam kasih akan Allah dan sesama guna menuntun kepada kesucian yakni pada kesempurnaan cinta kasih semua saudara dan anak-anaknya melalui ajarannya, perayaan Sakramen dan kepemimpinan pastoral. Seluruh karya seorang uskup mesti menuju pada semuanya itu sehingga karya tersebut tidak bisa direduksikan oleh dia sendiri atau oleh orang lain kepada tujuan duniawi belaka. Rahmat Sakramen Imamat yang dianugerahkan kepada seorang uskup memang bukan dan sekaligus senantiasa mendesak dia untuk membimbing perkembangan rohani itu kepada seluruh anggota umat Allah. Inilah pangkal martabat mulia yang dipandang dan dihormati umat kristiani kepada gembala-gembalanya dan sekaligus itu menjadi tanggung jawab besar untuk karya episcopal yakni membiarkan diri diterangi untuk menerangi orang lain dalam hal ini kita mengingat ajaran st.Thomas Aquinas mengenai pelayanan para rasul serta penerus mereka yang mengatakan tidak ada tugas yang lebih mulia daripada menjadi mitra kerja allah. Martabat ini dicapai terutama sekali oleh mereka yang membiarkan diri diterangi guna menerangi orang lain dan memang bagi doktor angelicus ini mencerahkan adalah lebih daripada bersinar saja. Jika lagi menurut st.Thomas seluruh pelayanan pastoral seorang uskup bertujuan untuk menuntun Umat Allah pada kesempurnaan maka seorang uskup mewujudkan misi seperti ini terutama sekali melalui ajarannya. Doctor angelicus mengatakan bahwa tugas mengajar bagi seorang uskup merupakan tugas yang terutama terbanding peranan-peranan yang lain. Hal serupa ditegaskan oleh Konsili Vatikan ke II, yang mengatakan bahwa di antara tugas-tugas utama para uskup pewartaan injillah yang terutama, secara khusus st.Thomas menegaskan bahwa seorang uskup diberi juga tugas untuk melaksanakan bimbingan mengenai misteri mendalam perihal iman dan kesempurnaan kehidupan Kristiani. Hal itu berlaku pada setiap waktu namun khususnya pada zaman sekarang dari sisi tertentu kini pengetahuan dan praktek iman kristiani secara keseluruan terlihat sangat lemah, dari sisi lain kata St. Paulus kepada muridnya Timotius terdengar sangat aktual karena akan datang waktunya orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat tetapi mereka akan menumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan-keinginannya. Mereka akan memalingkan tali-talinannya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Semuanya ini menuntut komitmen dan keberanian setiap uskup mengajar kebenaran namun untuk mengemban tugas penerangan hati dan kehidupan umat melalui kebenaran seperti ini seorang uskup mesti lebih dahulu menjadi akrab dengan kontemplasi akan kebenaran. Oleh karena itu guna menjalankan tugasnya dia mesti membaktikan diri untuk belajar sabda Allah dan iman gereja. Hanya dengan demikian ia akan mampu memberikan kepada saudara-saudarinya apa saja yang telah dipelajari dikontemplasikan dan didalami olehnya. Jika tidak ada upaya untuk mendekati sumber kebenaran maka sumur pemikiran dan hati seorang uskup dapat menjadi kering sehingga dia kemudian menyampaikan perkatan yang kosong yang tidak mampu lagi menyentuh hati dan menopang kehidupan umatnya karena perkatannya ini tidak berasal dari Allah melainkan mentalitas duniawi. Dari sisi lain jika seorang uskup menghantar umatnya pada kepenuhan hidup melalui ajaran-ajarannya, anggota-anggota umatpun perlu menyimak ajarannya. Perkataan seorang uskup yang bersatu dengan Kristus dan gereja bukanlah perkataan yang biasa melainkan perkatan yang berasal dari Allah dan memberi petunjuk yang pasti untuk kehidupan keristiani, sehingga perkataan ini tidak boleh diabaikan sebagaimana telah ditegaskan oleh Yesus barangsiapa mendengarkan kamu ia mendengarkan aku dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak aku. Selama pentahbisan suci ini, marilah kita berdoa terutama agar uskup baru ini dan semua uskup menjadi guru yang sesungguhnya akan kebenaran iman untuk saudara-saudarinya dan juga marilah kita berdoa agar umat yang dipercayakan kepada mereka juga senantiasa menyimak perkataaan mereka.
Saudara-saudari yang terkasih, jika kita melihat kehidupan dan tugas pelayanan seorang uskup dan terutama hal ini dirasakan oleh orang yang menerima tugas dan jabatan ini dalam gereja niscaya kita menjadi takut karena kelemahan dan ketidaksanggupan dalam menghadapi misi ini yang sekaligus mulia dan amat sukar. Namun apa yang terlihat mustahil bagi manusia, menjadi mungkin bagi orang yang telah dipilih untuk menjadi gembala kawanan Allah, oleh karena keperkasaan Allah dan rahmat melalui sakramen. Sebentar lagi seusai uskup baru menerima kewajiban-kewajiban berat pelayanannya kita semua akan mengarahkan doa kepada santa Perawan Maria serta semua orang kudus di Surga agar mereka menjadi perantara untuk uskup baru ini demi kesuciannya dan pelayanannya sekaligus demi kesucian seluruh umat kristiani. Doa ini tidak boleh berakhir hari ini melainkan mesti dilanjutkan terus-menerus. Seorang uskup mesti merasakan dukungan doa dari umatnya, sebagaimana juga seluruh umat Allah perlu tahu bahwa uskupnya senantiasa berdoa untuk umat yang dipercayakan kepadanya bahkan dia bernegosiasi dengan Allah demi umatnya sebagaimana dikatakan Paus Fransiskus sambil mengingat Abraham yang berdoa untuk Sodom dan Gomora. Semoga Tuhan memberikannya kepada saudara yang tercinta ini agar dengan membiarkan diri diterangi oleh Allah dia dapat memancarakan terang itu juga dan semua orang memperoleh pencerahan. Amin.
Sumber:
Disalin dari audio rekaman radio montini 106 FM Manado