Misa Memperingati 1 tahun meninggal Bapak Bonny Wuisan pada Selasa, 11 Februari 2025, bertempat di Kel. Wuisan,yang dibawakan oleh: Saudari Vanny Go dan pemimpin misa: Pastor Paroki St Ignatius Manado, RD Johanis Montolalu. Jumlah Umat yang hadir sebanyak 31 orang.

Berikut bacaan dan renungan singkatnya:
Bacaan Injil : Markus 7 : 1-13
1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.3 Sebab orang-orang Farisi seperti semua orang Yahudi lain tidak makan kalau tidak membasuh tangannya lebih dahulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka.4 Dan kalau pulang dari pasar, mereka juga tidak makan kalau tidak terlebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain yang mereka pegang, misalnya hal mencuci cawan, kendi, dan perkakas-perkakas tembaga.5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?”6 Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebagaimana ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”9 Yesus berkata pula kepada mereka: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.10 Sebab Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.11 Tetapi kamu berkata: Jika seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk menolongmu, sudah digunakan untuk korban—12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya.13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu wariskan. Dan banyak hal lain yang serupa itu kamu lakukan.”
Renungan singkat
Dalam Markus 7:1-13, Yesus menegur orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena mereka lebih mementingkan tradisi manusia daripada perintah Allah. Mereka mengkritik murid-murid Yesus yang tidak mencuci tangan sebelum makan, tetapi Yesus menunjukkan bahwa hati yang jauh dari Allah lebih bermasalah daripada tangan yang tidak dicuci.
Yesus mengingatkan bahwa ibadah yang sejati bukan hanya soal mengikuti aturan lahiriah, tetapi tentang sikap hati yang sungguh-sungguh mengasihi dan menaati Allah. Banyak kali kita juga bisa terjebak dalam formalitas agama, tetapi melupakan inti dari iman kita—kasih kepada Tuhan dan sesama.
Renungan ini mengajak kita untuk memeriksa hati kita: apakah kita lebih fokus pada tradisi dan kebiasaan, ataukah kita benar-benar hidup dalam hubungan yang dekat dengan Tuhan? Mari kita pastikan bahwa ibadah kita tidak hanya tampak baik di luar, tetapi juga berasal dari hati yang tulus di hadapan-Nya.