Tema Perayaan Tahun ini: Ketakjuban pada apa yang telah Tuhan kerjakan: “Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar untukku…” (Luk 1:49)
“Berani untuk sembuh dan berani untuk menerima sakit, salib, derita di dunia ini dengan kepercayaan bahwa kebahagiaan menanti kita di surga.” Demikian dikatakan oleh Pastor Terry Ponomban, Pr ketika membuka Perayaan Ekaristi dalam rangka Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-25, yang dilaksanakan di Gereja Santo Mikael Perkamil Manado, Sabtu (11/2).
Pastor Terry mengajak umat yang hadir untuk bersama-sama merayakan kenangan penampakan Maria di Lourdes. Maria memperkenalkan diri sebagai “Akulah yang dikandung tanpa noda dosa”. Maria mau mengatakan kepada semua putra-putri Maria dan putra-putri Yesus dipanggil untuk melawan dosa.
“Di Lourdes, Maria berpesan kepada Bernadet, ‘Aku tidak menjanjikan kebahagiaan padamu di dunia ini tetapi nanti di akhirat.’ Maria mau mengatakan kepada Bernadet, ‘engkau perlu sakit, engkau perlu menderita di dunia ini tetapi sakit dan deritamu berguna bagi kebahagiaanmu di akhirat.’ Pada hari orang sakit sedunia ini melalui kata-kata ini Maria mau berpesan kepada kita untuk menjadi putra-putri Yesus yang berjuang untuk kudus, untuk suci, dan untuk baik adanya,” ungkapnya.
Dalam khotbahnya, Pastor Terry mengangkat pesan Paus Fransiskus, “Saat ini, saya hadir bersama kamu secara rohani; yang sakit, yang merawat orang sakit, yang di rumah sakit maupun di rumah-rumah sendiri, saya sangat dekat dengan kamu dan bersama-sama kamu memandang Bunda Maria, seperti Bunda Maria memandang Bernadet di Lourdes, Ia juga saat ini memandang kamu yang sakit dengan penuh kasih, saya juga memandang kamu penuh kasih.”
Paus berkata: “saya mendorong yang sakit yang menderita, para dokter, perawat, anggota keluarga dan para relawan untuk memandang di dalam Maria kesehatan orang sakit. Tanda cinta Allah kepada kita. Maria ada sebagai tanda bahwa Allah mengasihi kita. Maria bukan hanya mendoakan kita tetapi Maria memberikan contoh bagaimana menanggung sakit dan derita dibawah kaki salib Putranya dengan setia. Dengan kata-kata, ‘Aku ini hamba Tuhan.’ Kepada yang sakit maupun yang tidak sakit, Bunda Maria meminta untuk bersama Bernadet bukan kita berdoa hanya kesembuhan tetapi memohon kekuatan untuk menanggung dan menerima sakit dan penderitaan yang harus ditanggung.”
Selanjutnya, Pastor Terry pun menceritakan kisah hidup bersama ibunya pada tahun 1985. Ibunya menderita stroke yang mengakibatkan kelumpuhan dan terkadang kehilangan ingatan. Saat itu, ia mengalami dilema untuk bisa bertahan di seminari atau tidak karena melihat kondisi ibunya yang sedang sakit. Ia mencoba untuk menyampaikan pesan bahwa ia ingin keluar dari seminari untuk membantu ibunya dengan cara mencari uang demi pengobatan. Tetapi niat baik ini ditolak oleh ibunya. Ibunya menyampaikan bahwa dirinya akan menanggung semua hal yang dialami tanpa mengeluh. “Jika Tuhan mau memanggil dirimu menjadi imam itulah persembahan mami. Jika kurban ini berguna bagi panggilanmu dan berkenan kepada Tuhan saya akan tanggung itu” ungkap ibunya.
“Saat ditahbiskan menjadi imam, saraf ibunya lumpuh total sehingga ibunya tidak tahu bahwa anaknya menjadi seorang imam. Tapi saat misa pertama di Sambiut, saat sebelum misa dimulai ia berdoa, ‘Tuhan kalau boleh satu detik saja ta pulang depe syaraf. Biarlah dia tahu bahwa anaknya yang dia persembahkan kurbannya sudah menjadi imam’. Ia berlutut dihadapan ibunya dan berkata, ‘mami torang somo misa, kita yang mo misa, kita so jadi pastor’ dan ibunya menjawab, ‘Oh…’ Setelah itu, hilang lagi kesadaran ibu,” jelasnya.
Menurutnya, ia berdiri sebagai imam karena merupakan persembahan kurban seorang anak manusia disamping karena cinta Tuhan. Ada kurban, ada sakit, ada derita yang harus kita tanggung dan harus kita persembahkan. Yang terpenting yang harus diingat bahwa tak ada kurban, tak ada persembahan, yang tidak berkenan pada Tuhan.
Pastor Terry menambahkan sebuah kisah yang dialaminya yaitu di tahun 1997, di saat ia bertugas di Seminari Tahun Rohani Pondok Emaus. Pasangan suami istri datang dan bercakap kepadanya. Sang ibu mengatakan bahwa anaknya sudah lama kecanduan obat bius dan tidak tahu cara lain apa yang bisa menyembuhkan anaknya. Ada bisikan dalam hati Pastor Terry dan memberikan kekuatan lewat kata-kata dari bisikan hati itu yaitu setiap kali imam mengangkat hosti saat konsekrasi mereka berdoa mohon pengasihan Tuhan dan menyebut nama anaknya. Kemudian, di tahun 2001, saat Pastor Terry bertugas di Jakarta, keluarga itu pun mengunjunginya dan menceritakan bahwa anak mereka sudah sembuh. Inilah kekuatan yang besar dari Ekaristi dan Ekaristi ini pun yang ditawarkan bagi kita.
“Pada misa hari ini, Gereja menunjukkan kerahimannya. Para pastor mengarahkan doa kepada kita di mana lewat Ekaristi, kita dipersatukan dengan Yesus sendiri. Tuhan mencari Adam yang sakit jiwanya, yang sakit hatinya yang sakit pribadinya. Tuhan mencari kita satu demi satu. Dengarkanlah namamu dipanggil!” tambahnya.
Hari ini kita yang merasa letih berjuang atau merasa diri sia-sia untuk sembuh Tuhan memecahkan hosti dan mengatakan ‘Ini tubuh-Ku! Sambutlah, terimalah dengan segala kekuatan-Nya.’ Hari ini melalui para imam, Yesus mengulurkan tangan-Nya sambal berkata, ‘Damai bagimu, Damai sejahtera turun ke atas hidupmu.’
Hari ini Maria memandang dengan penuh kasih dan Ia yang sudah menolong tetap menolong terus menolong. Kita bisa takjub, dan Tuhan memegang tangan kita dan berkata, ‘Mari kita maju terus aku besertamu.’
Dalam Perayaan Ekaristi ini, umat dihantar oleh Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) dalam lagu-lagu khas KTM sehingga dapat berlangsung dengan kusyuk.
“Sehubungan dengan Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-25 di Paroki Santo Mikhael Perkamil Manado menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan secara gratis bagi umat Katolik dan masyarakat sekitar (Sabtu, 18/2). Kegiatan itu meliputi donor darah, pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan pemerisaan jantung,” ungkap Handry Kariso, ketua panitia penyelenggara kegiatan ini.
Menurutnya, Di paroki tersebut terdapat tim kesehatan yang akan dikoordinir oleh Bpk. Royke bersama rekan-rekan dokter yang ada. Kegiatan ini sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Sulawesi Utara dan rumah sakit mata dan beberapa rekan Uni Medika provinsi Sulawesi Utara yang akan siap membantu mensukseskan kegiatan amal ini.
Adapun para pastor yang hadir dalam Perayaan Ekaristi dalam rangka Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-25 yang berjumlah 12 pastor, antara lain: Pastor Louis Bayak, Pr didampingi Pastor Fredrikus Tawaluyan, Pr. (Paroki Santa Theresia Malalayang), Pastor Wil Tome, Pr. (Paroki Santo Yoseph Pekerja Kleak), Pastor Agus Sumarauw dan Pastor Alex Tamagendar (Paroki Hati Tersuci Maria Katedral Manado), Pastor Silvester Rarun, MSC (Paroki Hati Kudus Yesus Karombasan) bersama Pastor John Luntungan, MSC (sebagai Provinsial MSC Indonesia), Pastor Ebiet Runtu, Pr (Paroki Raja Damai Tikala Baru), Pastor Bastian Sapang, MSC (Paroki Ratu Rosari Suci Tuminting), Pastor Didi Poluan, Pr (Paroki Yesus Gembala yang Baik Rike Manado), Pastor Frediangko Samudia, Pr (Paroki Yesus Gembala Baik Paniki), dan Pastor Lucky Singal, Pr sebagai pastor Paroki Santo Mikhael Perkamil Manado yang diberikan kesempatan untuk menjadi tuan rumah diselenggarakan Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-25.