Manado – Ibadah Wilayah Rohani (Wilroh) Sta Ursula, Paroki St Mikael Perkamil Manado, bertempat di rumah Keluarga Runtulalo-Loho, Selasa, tanggal 13/08/2024.
Pemimpin Ibadah Saudari Nueva Doodoh mengawali dengan salam di ikuti lagu pembukaan dipandu oleh saudari Nanda Mumu.
Kemudian ibadah di buka dengan tanda salib, pengantar, doa tobat, doa pembukaan.
Selanjutnya menyanyikan lagu antar bacaan.
Kemudian pemimpin ibadah membacakan bacaan liturgi hari ini dalam kitab Injil Matius 18:1-5.10.12-24 dengan thema: “Ingatlah, Jangan menganggap rendah seorangpun dari anak-anak ini.”
Dalam renungan yang di kutip dari buku percikan hati dengan judul “Mentalitas Kepiting.”
Dalam hidup, pasti kita menginginkan yang terbaik, dan kebanyakan dari kita menginginkan bagian yang terbesar. Kita berebut posisi dan harta kekayaan; kita suka berada pada tempat kehormatan. Lebih suka menjadi besar daripada menjadi kecil, lebih suka ditinggikan daripada merendahkan diri.
Di Filipina ada istilah orang-orang yang memiliki utak talangka, otak kepiting. Dalam bahasa Inggris disebut “crab mentality” yaitu keinginan untuk menarik ke bawah orang lain yang melebihi mereka dalam hidup.
Pernahkah anda memperhatikan, apabila kepiting-kepiting ditaruh dalam ember? Ketika ada kepiting yang mencoba memanjat keluar dari ember untuk meloloskan diri, maka kepiting yang lain akan menariknya kembali jatuh ke bawah. Analogi kelakuan kepiting-kepiting itu itulah yang menjadi sebutan “crab mentality”.
Seseorang mempunyai mentalitas kepiting antara lain adalah suka membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Ketika mereka berhasil, entah besar atau kecil, maka mereka akan menyombongkan diri.
Maka mereka akan memandang rendah orang lain. Tanda yang lain adalah merasa cemas ketika orang lain mengalami kemajuan.
Cemburu dan iri hati berkembang lebih subur ketimbang penghargaan. Apalagi orang yang dianggap remeh lebih maju, maka mereka akan kehilangan rasa aman. Itulah yang menyebabkan mereka akan menarik turun orang lain yang berhasil. Mereka juga cenderung memandang orang lain atas cara negatif. Mereka hanya melihat apa yang baik dalam diri sendiri dan memandang orang lain lebih pada kekurangannya. Ketimbang memberi apresiasi, mereka lebih cenderung mengkritik. Mereka juga cenderung menyalahkan jika orang lain gagal, ketimbang membantu mereka. Bagi mereka tidak ada rumus “belas-kasih” atau “belarasa” hanya peduli terhadap diri sendiri.
Injil hari ini berbicara tentang sesuatu yang berbeda yaitu kebalikan dari kecenderungan-kecenderungan tersebut. Yesus mengajarkan: “Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Menjadi seperti anak kecil tentu tidak sama dengan kekanak-kanakan, tetapi belajar untuk rendah hati, belajar memiliki ketergantungan kepada Allah, dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah.
Kita perlu belajar kerendahan hati dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. “Belajarlah pada-Ku karena aku lemah lembut dan rendah hati,” (Mat 11: 29).
Setelah selesai dengan renungan, umat di ajak berdiri mengucapkan pengakuan iman “Aku Percaya” di lanjutkan dengan doa umat, persembahan di jalankan oleh ibu Debby Paseru, di iringi lagu.
Selanjutnya menyatukan dengan doa yang di ajarkan Yesus kepada murid-muridnya, yaitu doa Bapa Kami, ditutup dengan doa penutup dan berkat.
Usai ibadah Ketua Wilroh, Ibu Debby Paseru menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemimpin ibadah dan umat yang hadir
Dilanjutkan dengan pemberitahuan ibadah berikut dan pemimpin ibadah.
Kemudian keluarga sudah menyiapkan makanan ringan untuk di santap bersama, di samping itu bincang-bincang umat.
Selanjutnya latihan 3 lagu yang akan dinyanyikan saat lomba pesta pelindung paroki.
Ibadah dimulai jam 19.00 Wita dan dihadiri sebanyak 11 orang.
(Komsos Wilroh Sta. Ursula, Kartini Marintja)