Jumat agung. Yesus wafat sebagai manusia. Ia kehilangan Roh. Tak bergerak, tak bernapas, tak berdaya. Diam; terbaring di makam; gelap, kelam, hitam, pekat. Tetapi Yesus bukan hanya sungguh-sungguh manusia. Dia juga sungguh-sungguh Allah. Dialah Kristus, sang Putera yang tak dapat mati. Dia bangkit mengalahkan kematian.
Karena itu Liturgi Malam Paskah diawali dengan menyalakan “Api Baru”. Api bukan untuk menghanguskan dan menghancurkan, tetapi api yang bercahaya dalam bentuk lilin. Lilin yang membakar dirinya sampai habis untuk menerangi dunia dan manusia. Itulah Kristus sang Alpha dan Omega. Awal dan akhir. Dialah pemilik segala abad. KepadaNyalah kemuliaan dan kekuasaan selama-lamanya. Dan demi luka-lukanya yang kudus dan mulia, kita semua kiranya dilindungi dan dipelihara olehNya.
Inilah cahaya yang menghalau kegelapan hati dan budi. Inilah cahaya yang diarak masuk menerangi umat, laksana tiang awan yang menuntun bangsa Israel keluar dari Perbudakan Mesir; Bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. Dari cahaya ini umat menyalakan lilin-lilin kecil dan saling menyalakan, saling menerangi satu sama lain.
Inilah cahaya yang menciptakan suka cita dan kegembiraan. Cahaya yang layak dipuji dan diagungkan dalam Exultet-pujian Paskah yang agung.
Cahaya inilah yang dibicarakan oleh rangkaian Sabda Tuhan yang diperdengarkan dalam Liturgi Malam ini. bacaan dari PL tentang sejarah keselamatan Tuhan dengan strukturnya 4 + 3: 4 teks pertama berkaitan dengan malam (kegelapan) dari kehidupan kita menuju terang, yakni malam kisah penciptaan, pengurbanan Abraham, malam pembebasan Israel menyeberangi Laut Merah (Paskah Israel) dan pembentukan umat pilihan Allah yang baru setelah pembuangan. 3 teks berikutnya berkaitan dengan pembaptisan: perjamuan (Yes 55), Kebebasan dalam Allah (Bar 3) dan menjadi anak angkat Allah (Yeh 36). Sang Cahaya dibicarakan secara lebih khusus dalam epistola dan bacaan Injil.
Cahaya Kristus yang menghalau kegelapan hati dan budi, menjadi sangat kongkrit kepada setiap orang yang dibaptis. Pembaptisan menyucikan, menjadikan seseorang Hidup Baru dalam Roh Sang Cahaya. Karena itu Liturgi Malam Paskah ditandai dengan Liturgi Baptis. Di dalamnya seluruh umat beriman memohon bantuan doa para santo santa dalam Litani Para Kudus, kemudian bersama-sama memberkati air suci, pemberkatan air baptis, membaharui janji baptis dan direciki dengan air suci. Seluruh umat yang sudah dibaptis diharapkan supaya mendapatkan pembaharuan diri: Cahaya Kristus kiranya menghalau kegelapan hati dan budi.
Dengan hati baru, semangat baru kebangkitan Kristus seluruh umat beriman kemudian melanjutkan Liturgi Malam Paskah dengan penuh sukacita dalam Perayaan Ekaristi bersama supaya sungguh-sungguh mengalami kesatuan dan persatuan dengan Sang Cahaya: Yesus Kristus sendiri.
Di akhir perayaan, seluruh umat diberkati dan diutus untuk menjadi terus-menerus membaharui diri, membuka diri terhadap Cahaya Kristus untuk senantiasa menghalau kegelapan dalam diri, dalam keluarga, dalam komunitas dan dalam masyarakat. Setiap orang beriman yang dibaptis diutus menjadi saksi dengan setia dan berani membawa terang Kristus dalam hidup.
Orang beriman diminta meneladani para rasul, saksi-saksi kebangkitan yang berubah dari takut dan cemas menjadi pembawa suka cita yang berani, penuh semangat dan rela berkorban. Selamat Pesta Paskah!. (p.steven)