BerandaBerita KomsosPastor Fransiscus Runtu: Solidaritas dan Kebijaksanaan, Kunci Masuk Kerajaan Allah

Pastor Fransiscus Runtu: Solidaritas dan Kebijaksanaan, Kunci Masuk Kerajaan Allah

Published on

spot_img

Pada perayaan Ekaristi Minggu Biasa XXVIII, Minggu (13/10/2024), Pastor Fransiscus Antonio Runtu Pr menyampaikan pesan mendalam tentang kebijaksanaan dan solidaritas, yang sering kali terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Solidaritas dan kebijaksanaan itu merupakan kunci masuk kerajaan Allah.

Mengawali dengan cerita pengalamannya saat melakukan perjalanan ke Tolai, Pastor Angki sapaan akrab Pastor Frasiscus berbagi refleksi mengenai bagaimana orang kerap kali terlalu terfokus pada kepemilikan materi dan bantuan eksternal tanpa memikirkan esensi dari memberi dan melepaskan.

Pastor Angki menceritakan pengalaman pribadinya ketika berusaha mencari bensin dalam perjalanannya dan makan di pinggir Pantai Palasa. Secara tak terduga mereka singgah di tempat makan yang ramai dan ternyata sedang  ada acara makan bersama. 

“Teman saya berkata, pas-pas makan gratis,” ujar Pastor Angki. Dari cerita sederhana ini, Pastor Angki menggarisbawahi betapa manusia membutuhkan kebendaan, namun tidak bisa sepenuhnya bergantung pada itu. “Tidak mungkin malaikat turun membawa makanan di oto,” ujarnya sambil menggambarkan kenyataan bahwa kebendaan memiliki tempatnya, tetapi bukan tujuan akhir hidup.

Dalam khotbahnya, Pastor Angki juga mengkritisi pola pikir egois terkait warisan dan kepemilikan. Pastor mencontohkan seorang keponakan yang hanya memikirkan harta yang akan ia dapatkan setelah neneknya meninggal, tanpa memikirkan hubungan emosional dan perpisahan. “Yesus mengkritik pola pikir materialistik ini, yang sering kali kita tidak sadari,” katanya.

Pastor kemudian menceritakan tentang seorang ayah di Paroki Tolai yang ingin mewariskan tanah seluas 4 hektar kepada keempat anaknya, di mana masing-masing anak mendapat 1 hektar. Kepada anak-anaknya bapak itu berkata kalian musti belajar mengolah tanah. Pastor Angki memuji niatnya, tetapi mengingatkan bahwa jika setiap generasi hanya fokus pada apa yang akan mereka dapatkan, akhirnya yang tersisa untuk generasi berikutnya hanyalah hal-hal kecil. 

“Bijaksana bukan hanya tentang apa yang kita dapatkan, tapi tentang apa yang bisa kita berikan untuk orang lain,” tegasnya.

Pastor Angki mengingatkan pentingnya belajar untuk melepaskan, yang menurutnya adalah esensi solidaritas. 

“Solidaritas bukan hanya soal menerima, tetapi tentang memberi dan berbagi, tanpa bergantung pada orang lain,” tuturnya. 

Pastor menutup khotbahnya dengan menegaskan bahwa sikap melepaskan untuk kepentingan orang lain adalah syarat utama untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.(Roy)

KONTEN POPULER

Latest articles

Menjadi Pekerja di Ladang Tuhan

Pada hari Selasa, 8 Juli 2025, umat Wilayah Rohani St. Cornelius melaksanakan Ibadat Sabda...

Hidupi Budaya Kasih, Torang Samua Basudara

Manado - "Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita, dan orang lain juga membutuhkan...

Mengampuni dengan Hati yang Tulus

Mengampuni tidak pernah menjadi hal yang mudah, terlebih jika luka yang ditinggalkan begitu dalam....

Penerimaan Komuni Pertama di Paroki Ratu Rosari Suci Tuminting.

Raut wajah ceria dan gembira, terlihat pada wajah 50 anak Paroki Ratu Rosari Suci...

More like this

Menjadi Pekerja di Ladang Tuhan

Pada hari Selasa, 8 Juli 2025, umat Wilayah Rohani St. Cornelius melaksanakan Ibadat Sabda...

Hidupi Budaya Kasih, Torang Samua Basudara

Manado - "Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita, dan orang lain juga membutuhkan...

Bersama Dalam Iman, Melayani Dalam Kasih

Dalam suasana penuh kekhidmatan dan persaudaraan, umat dari Wilayah Rohani St. Paulus dan St....