Pada hari ketiga Perjalanan Apostoliknya ke Indonesia, Paus Fransiskus merayakan Misa di Jakarta, dan mengingatkan umat beriman akan pentingnya mendengarkan dan menghidupi Sabda yang diwartakan oleh Yesus
“Mendengarkan Sabda dan menghidupi Sabda” adalah “dua sikap fundamental yang memungkinkan kita menjadi murid Yesus,” kata Paus Fransiskus pada hari Kamis dalam Misa Kudus di GBK.
Merenungkan bacaan Injil untuk pesta St. Teresa dari Kalkuta, Bapa Suci mencatat bahwa “hati manusia selalu mencari kebenaran yang dapat memenuhi keinginannya akan kebahagiaan.” Kebenaran itu, katanya, tidak dapat ditemukan dalam kata-kata manusia belaka, tetapi hanya dalam Sabda Allah, “satu-satunya kompas sejati untuk perjalanan kita, yang mampu membawa kita kembali kepada makna hidup yang sejati di tengah begitu banyak luka dan kebingungan.”
Paus Fransiskus mengingatkan umat bahwa tugas pertama kita sebagai murid adalah mendengarkan Sabda Allah, seperti yang dilakukan Petrus ketika Yesus mulai berkhotbah dari perahunya. “Hidup iman kita dimulai,” kata Paus, “ketika kita dengan rendah hati menerima Yesus ke dalam perahu kehidupan kita, memberi ruang bagi-Nya, mendengarkan Sabda-Nya, dan membiarkan diri kita dipertanyakan, ditantang, dan diubah olehnya.”
Pada saat yang sama, Paus melanjutkan, kita dipanggil tidak hanya untuk mendengarkan Sabda Yesus, tetapi juga untuk menghidupinya. Petrus mempercayai Tuhan ketika Ia memanggilnya untuk “bertolak ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jala untuk menangkap ikan,” dan kita juga dipanggil untuk mempercayai Yesus dengan “berani menebarkan jala Injil ke lautan dunia.”
Menyadari bahwa kita sering menemukan alasan untuk menolak panggilan tersebut, Paus Fransiskus mengundang umat beriman untuk merangkul kerendahan hati dan iman seperti Petrus, yang menaati panggilan Tuhan meskipun setelah mendapatkan kegagalan dan kekecewaan sebelumnya. Beliau mengingatkan kata-kata St. Teresa, yang sering berkata, “Ketika kita tidak punya apa-apa untuk diberikan, berikanlah kekosongan itu. Dan meskipun tidak menuai hasil, jangan pernah lelah untuk menabur.”
Bermimpi dan Membangun Peradaban Damai
“Saudara-saudari,” Paus Fransiskus menyimpulkan, “saya juga ingin mengatakan kepada kalian, kepada bangsa ini, kepada kepulauan yang indah dan beragam ini, jangan pernah lelah berlayar dan menebarkan jala, jangan pernah lelah bermimpi dan membangun kembali peradaban damai!”
“Beranilah selalu bermimpi tentang persaudaraan!“
Paus melanjutkan dengan mendorong umat untuk “menabur benih cinta, dengan percaya diri menapaki jalan dialog, dan terus menunjukkan kebaikan dan keramahan kalian dengan senyuman khas kalian.”
Diterjemahkan dari https://www.vaticannews.va/en.html