Raut wajah ceria dan gembira, terlihat pada wajah 50 anak Paroki Ratu Rosari Suci Tuminting, Keuskupan Manado. Tidak saja anak tetapi orang tua mereka yang mendampingi, terlihat senang karena anak-anak mereka menerima sakramen ekaristi untuk pertama kali, Sabtu 12 Juli 2025.
Komuni Pertama, adalah sebuah tradisi di Gereja Katolik, dimana anak akan menerima hosti (sakramen atau roti dan anggur) untuk pertama kalinya, bagi seseorang yang telah dibaptis secara katolik.
Sebelum menerima komuni, anak-akan akan mengikuti pembekalan selama 3 bulan. Materi pembekalan tentang Pelajaran agama, doa-doa wajib katolik, sakramen dan liturgi gereja katolik serta pengakuan dosa. Pengakuan dosa juga wajib bagi orang tua atau wali calon kumuni pertama.
Dalam Khotbahnya, Pater Josep Pontoan menyampaikan, “kalau kita berhadapan dengan Sakramen Tubuh dan Darah Kristus, maka ada 4 hal yang perlu diingat, saya rumuskan dengan 4 M. Yang pertama Bersyukur, kenapa harus bersyukur karena kita menerima sesuatu yang luar biasa berharga, kita menerima bukan lagi hosti, bukan lagi anggur tetapi kita percaya oleh perubahan yang dilaksanakan oleh Tuhan sendiri diwujudkan dalam apa yang dinyatakan dalam bacaan kedua, dimana dikatakan Yesus mengambil roti sambil berkata ‘Inilah Tubuhku”.
Pater Josep melanjutkan “Perbedaan dalam ajaran gereja katolik dan gereja Protestan sama-sama menghidupi, kalau di gereja Protestan namanya Sidi, dengan kita komuni pertama terletak pada penghayatan bahwa ketika kita merayakan ekaristi ini terjadi kehadiran sungguh dari Yesus. Karena itu Hosti bukan sekedar roti lagi, tetapi secara sacramental Yesus bilang ‘inilah tubuhKu’. Ketika gereja Protestan melaksanakan Sidi, mereka mengatakan, mengenang apa yang dilakukan oleh Yesus (Perjamuan Tuhan). Di Gereja Katolik, kita menghadirkan ekaristi dan menerima tubuh Kristus setiap hari, sedangkan di gereja Kristen tidak menerima setiap minggu apalagi setiap hari. Kita menyadari ketika imam atas nama umat memohon berkat, kami mohon agar Roh Mu menyucikan persembahan ini agar bagi kami menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Pernyataan inilah tanda permohonan umat dan Tuhan mengerjakan apa yang akan diterima oleh anak-anak begitu berharga karena Tubuh Tuhan sendiri.”
Pater Joseph melanjutkan M yang kedua, menyiapkan, bagi anak-anak ini dipersiapakan selama 3 bulan. Setiap sakramen harus ada persiapan. Makanya di Paroki ini kalo ada sakramen orang tua akan diundang persiapan. Sakramen Baptis juga perlu persiapan. Komuni persiapan 3 bulan, sakramen pengampunan dosa juga perlu persiapan, parsiapan dengan memeriksa batin. Juga belajar mengaku dosa ada persiapan. Sakramen Krisma juga perlu persiapan. Sakramen Imamat juga perlu persiapan para calon pastor di persiapkan paling tidak selama 8 tahun. Sakramen perkawinan juga perlu persiapan, melalui kursus perkawinan selama 2 minggu dan persiapan selama 3 bulan. Setiap Sakramen perlu diterima dengan baik, untuk itu perlu persiapan. Sakramen pengurapan orang sakit juga, terutama kesiapan batin orang yang akan menerima. Terima kepada orang tua yang sudah mendorong anak-anak untuk mempersiapkan diri, terima kasih para Pembina. Kedepan kalau kita akan menerima sakramen, yang terpenting dalam persiapan adalah hati yang bersih. Santo Paulus bilang tubuh Tuhan menyelamatkan, Barang siapa menyambut Tuhan yang tidak layak dia akan makan kutu katas dirinya sendiri”.
Bagian ketiga, Merindukan. Saya coba analogi misalnya jika ada konser artis Korea semua mau maju paling depan, sama halnya pada saat masuk gereja mestinya orang rindu untuk datang dan duduk paling depan. Kalo sudah tidak mau kegereja berarti sudah tidak rindu lagi kepada Tuhan Yesus.
Bagian keempat membagikan, demikian Pastor melanjutkan khotbahnya. Dalam injil Yesus hanya punya 5 roti dan 2 ikan. Bayangkan untuk memberi makan 5000 orang. Menurut injil makanan ini berasal dari seorang anak yang memberikannya kepada Yesus. Mujizat pertama Yesus menyembuhkan kemauan untuk berbagi/memberi, karena biasanya anak-anak egois tidak mau berbagi apa yang dia miliki. Yesus mengubah egoism seorang anak dan memberi ini lima roti dan dua ikan punya saya untuk dibagi-bagi. Ini menjadi contoh semangat berbagi, Yesus sendiri berkata inilah TubuhKu dan Inilah darahKu, jadi kemauan untuk selalu mau berbagi. Jadi anak-anak komuni pertama diingatkan adalah kemauan untuk memberi, demikian juga kita yang sudah lama komuni diingatkan untuk saling berbagi, jangan lagi hanya ingat kepentingan pribadi.
Saya tambahkan M yang kelima, Menghormati. Demikian Pater Joseph menambahkan. Ketika datang ke gereja, umat duduk dengan sopan, berlutut dihadapan tubuh Kristus, memakai pakaian yang pantas. Sering yang terjadi ketika gereja kosong, latihan-latihan, latihan koor, membersihkan gereja, mereka lupa ada disini orang yang harus dihormati. Disini tubuh Tuhan sendiri yang tidak selesai dikonsumsi, merupakan pernyataan kehadiran Tuhan yang dinyatakan. Seperti Musa, ketika dia mendekat, dikatakan jangan mendekat sebab tempat dimana kamu berdiri adalah tempat yang kudus. Itulah yang menjadi dasar bagi gereja katolik membuat ini menjadi sacral, tidak sekedar sacral waktu ibadah, dan ketika tidak ada ibadah boleh joget, tetapi disini Tuhan hadir dan pantas untuk dihormati, demikian Pastor Paroki menyelesaikan khotbahnya.
Sebelum menutup perayaan ekaristi pastor menekankan supaya anak-anak yang telah menerima komuni pertama untuk ikut dalam pembinaan selanjutnya, yaitu menjadi anggota Putra-Putri Altar / Misdinar. Dan mendorong supaya orang tua pro aktif untuk mengantar anak-anak latihan persiapan misa, setiap minggunya yang mejadi pelayan-pelayan di Altar, sehingga anak-anak semakin berkembang imannya.
Selesai Misa, acara dilanjutkan di Aula, dimulai dengan pengantar dari Panitia, yang diketuai oleh Bapak Daud Saikat. Bersyukur kepada Tuhan karena acara bisa terlaksana setelah persiapan yang panjang, dan acara bisa berjalan dengan baik. anggota Panitia adalah para orang tua dari anak-anak penerima komuni pertama.
Salah satu orang Tua bapak Donny Djawan mewakili orang tua menyampaikan terima kasih kepada pastor, para Pembina yang sudah membimbing anak-anak untuk melewati proses yang Panjang sehingga bisa menerima tubuh Kristus untuk pertama kalinya. Hal ini disampaikan ketika acara kebersamaan para penerima komuni bersama orang tua dan Dewan Pastoral Paroki, dan juga menekankan untuk selalu mendorong anak-anak melanjutkan dalam tahapan pembinaan selanjutnya. Proficiat








