Rabu, 20 September 2017, Gedung Gereja Kristus Raja Damai sekaligus Pastoran, Wuasa, Kecamatan Lore Utara (Wilayah Lembah Napu), Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi Tengah diresmikan dan diberkati. Stasi ini tercatat sebagai bagian dari quasi paroki Napu, (Paroki Persiapan) wilayah Paroki Santa Maria, Palu. Peresmian oleh Gubernur Sulawesi tengah yang diwakili asisten I Bupati Poso diadakan mulai Pukul 11.00 dan Pemberkatan digelar dalam Perayaan Ekaristi mulai Pukul 15.00, dipimpin Mgr. Benedictus Rolly Untu, msc, Uskup Keuskupan Manado, didampingi pastores Kevikepan Palu dan beberapa pastor tamu.
Umat perdana stasi ini berjumlah 10 KK, 30 orang. Mereka harus pergi ke Alitupu untuk beribadah. Kemudian muncul inisiatif untuk mulai ibadah sendiri, meski diadakan di rumah. Mulanya di teras rumah mertua Bapak Wayan Sugianto, kemudian pindah ke rumah Bapak Hendrik Sumampouw. Umat terus berdoa supaya mendapat tempat ibadah representatif, sampai suatu hari seorang umat yaitu Bapak Rudi Christanto menghibahkan lahan kosong miliknya untuk dijadikan tempat didirikan sebuah gedung gereja. Bapak Rudi sendiri mendesain, menggalang dana dan membangun gereja. Inilah umat yang paling berjasa dalam pendirian gereja.
Pembangunan secara resmi dimulai dengan upacara peletakkan batu pertama oleh Mgr. Josef Suwatan, msc, 12 Juni 2012. Kemudian atas prakarsa Bapak Rudi dibantu umat kecil Wuasa, Pembangunan gereja berkapasistas 400-an orang dan pastorannya berlangsung selama 5 tahun boleh diselesaikan.
Uskup Rolly yang tiba di Palu Selasa pagi, kemudian berkunjung ke Gereja Santa Maria, TK santa Maria Bunda Hati Kudus, beraudiensi dengan Bapak Gubernur Longki Djanggola dan berkunjung ke media-media lokal, dalam kata sambutannya berterima kasih kepada pemerintah khususnya bapak Gubernur Sulteng dan Bupati Poso yang menerima kehadiran gereja Katolik. Uskup juga menyatakan bahwa pembangunan gereja Kristus Raja Damai Wuasa ini ada sejarah. Sejarah ini memberikan terang. Cerita sejarah bukan hanya cerita-cerita pribadi tetapi suatu kesaksian bahwa di dalam Usaha pembangunan gereja dan di dalam gereja itu sendiri Tuhan hadir.
Sementara itu Upacara pemberkatan Gereja dan Pastoran berlangsung sore hari dipimpin uskup Rolly didampingi Prokur Keuskupan, Pst. Jansen Dianomo, Vikep Palu, Pst. Laurens Karamoy, pr, dan para pastor yang berkarya di Kevikepan Palu, beberapa mantan pastor Paroki Palu dan beberapa pastor tamu lainnya. Dalam Perayaan Ekaristi pemberkatan yang juga dirangkaikan dengan Penerimaan Sakramen Perkawinan anak dari donatur utama pembangunan gereja: Putera Christanto dan Tiffany Darmawan ini, uskup Rolly mengungkapkan bahwa pengalaman kasih Tuhan sungguh dirasakan.
Cinta Tuhan akan gereja dan dan keluarga-keluarga sungguh nyata saat ini. Cinta Kasih Kristus bagi gereja yang kita alami ini harus dinyatakan dalam hidup keluarga-keluarga sebagai gereja yang hidup, terlebih tentu oleh keluarga yang baru diberkati.
Pastor Yohanis Salaki, msc, Pastor Paroki Santa Maria, Palu ketika dimintai komentarnya atas pemberkatan gereja Wuasa ini menyatakan bahwa Gereja ini dibangun atas dasar iman umat. Meskipun sedikit dari segi kuantitasnya; sekarang ini 7 kk, 19 orang, tetapi umat tetap membutuhkan tempat ibadah representatif. Bagi Pastor Anis, Gedung gereja ini menjadi tanda kehadiran Kristus dan diharapkan menjadi simbol kerukunan dan persatuan antar umat beragama di kecamatan Lore Utara. Kiranya gereja ini senantiasa memberi semangat kepada seluruh umat di Wuasa dan sekitarnya untuk terus berkembang dalam iman akan Yesus Kristus.
Sementara itu Pastor Benny Pangkey, msc, yang pernah menjadi pastor Paroki Santa Maria Palu dan melayani juga di Stasi Wuasa, merasa bangga dan senang dengan pemberkatan gereja ini. “Gereja yang sangat bagus dan ditata sangat baik”. Tetapi pastor Benny yang saat ini berkarya sebagai Pastor Paroki Ratu Rosari suci, Tuminting mengingatkan supaya sungguh diberi perhatian pada aspek maintenance-nya, mengingat jumlah umat yang sangat kecil.
Selamat kepada umat Stasi Wuasa, semoga Gedung Gereja Kristus Raja Damai, makin menumbuhkembangkan umat dari segi kuantitas dan kualitasnya. (Ditulis oleh Komsos berdasarkan laporan Pst. Jansen Dianomo, pr)