Pada hari Sabtu, 5 Oktober 2024 sekitar 1,500an orang yang terdiri dari siswa, guru dan staff berkumpul dalam rangka Puncak Acara Pertemuan Berkala ke-43 SMP Katolik se-Keuskupan Manado yang mengambil tema : Kebersamaan Itu Indah.
Kegiatan yang sempat tertunda selama 6 tahun ini, karena adanya pandemi Covid beberapa waktu lalu, diungkapkan oleh Angelia Menggana, selaku Ketua Panitia Pertemuan Berkala ke-43 SMP Katolik se-Keuskupan Manado, bahwa Panitia telah bekerja untuk mempersiapkan pertemuan ini sejak awal tahun atau tepatnya sejak bulan Februari 2024 melalui pembentukan panitia dan koordinasi-koordinasi antar sekolah serta pihak-pihak terkait.
Puncak kegiatan Pertemuan Berkala ini melibatkan 37 SMP Katolik se-Keuskupan Manado (dari total 44 SMP Katolik yang ada di Keuskupan Manado) dan diawali Perayaan Ekaristi Syukur bersama yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus E Rolly Untu MSC sebagai selebran utama, bersama konselebran Pastor Paroki YGB Paniki, selaku tuan rumah yakni Pst. Aloysius Wilar Pr beserta pastores yang hadir pada pertemuan berkala itu.
Usai perayaan ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan Lomba Koor antar SMP Katolik se-Keuskupan Manado yang diikuti oleh hampir seluruh sekolah yang hadir serta ditutup dengan penyerahan hadiah untuk pemenang lomba-lomba yang telah diadakan sebelumnya seperti Volley Ball, termasuk hadiah bagi pemenang Lomba Koor di hari itu.
Fr. Herman Mandagi CMM, Sekretaris Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Manado (YPKKM), yang ditemui di lokasi Pertemuan Berkala menyampaikan, “Berbeda dengan kegiatan Pertemuan Berkala SMP Katolik sebelumnya yang pada puncak acara biasanya dilaksanakan juga lomba lainnya seperti Lomba Baca Kitab Suci, Mazmur, final bidang olahraga termasuk kesenian seperti Koor dan Vocal group, maka pada tahun ini lebih dirampingkan hanya Lomba Koor yang dilaksanakan di puncak acara guna meminimalisir lonjakan peserta yang membludak dan berdampak pada macet di jalan, karena lokasi SMPK Santa Monika, Paniki Bawah yang memang di muka ruas jalan utama menuju Bandara, dan sangat vital bilamana menimbulkan kemacetan yang parah akibat konsentrasi massa di satu titik.”
Dan untuk mengantisipasi kemacetan, pihak Panitia telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak Polda Sulut, Polresta Manado serta Polsek Mapanget dan sejumlah anggota LC (Legiun Christie) untuk membantu ketertiban dan kelancaran lalu lintas di muka lokasi SMPK Santa Monika, Paniki Bawah, sebagaimana diungkapkan oleh Angelia Menggana.
Selain itu, di sela-sela jeda istirahat kegiatan, Angelia Menggana yang akrab dipanggil Limeng ini menyampaikan “Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat mulai dari Keuskupan Manado, MKKSK, seluruh sekolah yang terlibat (pastor, frater, suster, guru, staff serta siswa), Pastor Paroki YGB Paniki serta Pastor Paroki-paroki se-Keuskupan Manado yang memberikan dukungan pada kontingennya, para Jesus Troppers (OMK Paroki Paniki), Legiun Christie, WKRI, umat yang turut membuka rumah sebagai tempat menginap para kontingen bahkan masyarakat sekitar yang non katolik sekalipun yang turut membantu dan menyediakan rumah mereka serta melayani para kontingen yang menginap di rumahnya, dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.”
Melengkapi yang disampaikan Ketua Panitia, Kepala SMPK Santa Monika, Mieke Reflen Ellen Kaligis atau yang akrab dipanggil Encik Ellen di tempat terpisah mengungkapkan rasa syukur sebagai tuan rumah kegiatan atas kelancaran acara Pertemuan Berkala ini serta diberikannya cuaca yang bersahabat. Hal ini tampak dari raut wajah Kepala Sekolah yang meskipun terlihat letih karena padatnya agenda persiapan dari beberapa hari lalu, namun tetap memancarkan kepuasan dan senyum bahagianya.
Ditemui di lokasi Pertemuan Berkala, Bapa Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus E Rolly Untu MSC mengungkapkan kekagumannya akan pelaksanaan Pertemuan Berkala ini yang disebutnya sebagai Luar Biasa, dan menyampaikan pesan. “Sesuai dengan tujuannya yakni menjalin kebersamaan supaya saling mengenal, saling menguatkan di dalam misi bersama untuk pendidikan sekolah-sekolah katolik, bukan untuk meng-katolik-an orang, melainkan membawa nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kemanusiaan, lewat sarana pendidikan, jadi dengan cara itu Gereja Katolik turut membangun bangsa dengan menciptakan manusia-manusia yang memiliki karakter. Dengan pertemuan berkala ini mereka disemangati, komit lagi dengan apa yang menjadi kharisma dalam pendidikan Gereja Katollik dengan berbagai bentuk dan model dari para frater, suster dan awam Katolik yang berkecimpung di bidang pendidikan, dengan kekhasan Katolik tentunya. Dan apa yang sudah dimulai hendaknya tetap dipelihara dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi.” (AIN-YGBPaniki)