Renungan, 1 November: Berjuang Menjadi Kudus

0
3426
orang kudus
Para Kudus dikenal dan tidak dikenal, doakanlah kami

HR Semua Orang Kudus: Bacaan 1 : Why 7:2-4.9-14;Mazmur : Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6;Bacaan 2 : 1Yoh 3:1-3; Injil : Mat 5:1-12a

Bacaan Pertama: Why 7:2-4.9-14; Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya, “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!”

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dengan suara nyaring mereka berseru, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!”

Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada di sekeliling takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata, “Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!”

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?”
Maka kataku kepadanya, “Tuanku, Tuan mengetahuinya!” Lalu ia berkata kepadaku, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6: R:6
Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

kudus
Fokus Kepada Tuhan

Bacaan Kedua: 1Yoh 3:1-3 Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih, Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil:Mat 11:28:Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Bacaan Injil: Mat 5:1-12a: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga.”

Demikianlah Injil Tuhan.

santi
Doakan Kami

Renungan: Berjuang Menjadi Kudus

Banyak orang berpikir, orang kudus itu manusia setengah dewa atau super man/woman yang tidak pernah melanggar tata aturan, tak pernah salah, tak pernah keliru dan tidak pernah berdosa. Kalau kekudusan berarti tidak pernah berdosa, banyak nama-nama orang yang dibeatifikasi dan dikanonisasi Gereja akan terhapus dari daftar dan kalender Liturgi, karena tidak memenuhi persyaratan, tidak pernah berdosa. Dan kalau kekudusan dimengerti sedemikian, mungkin kita semua sudah harus menyerah mengejar kekudusan sebagai orang beriman, karena tak ada dari kita yang tidak pernah berdosa…bukan? atau ada yang angkat tangan atau mengedipkan mata, “anda mencari orang yang tak pernah berdosa??? aha..ha…akulah orangnya”. Bukan main, andai ada orang yang “merasa” tidak berdosa dan bahkan memproklamasikan diri sebagai “tidak berdosa”, oh…oh…(hati-hati jang talalu Percaya Diri, jang tapalisi..he..he..)

Saudaraku, syukurlah Kekudusan bukan berarti sama sekali tanpa dosa. Dalam Sabda Bahagia yang kita renungkan sebagai bacaan Injil dalam Liturgi hari ini, Yesus juga tidak mengatakan, “berbahagialah orang yang tidak pernah berdosa?”. Yesus pertama-tama menggaris bawahi tentang “orang miskin di hadapan Allah”. Miskin berarti tidak punya apa-apa. Satu-satunya yang dimiliki adalah hidupnya sendiri. Hidup apa adanya. Tak ada apapun yang mengganggu fokus, pandangannya kepada Allah. Itulah orang bahagia dan kekudusan bagi Yesus. Orang Kudus dan bahagia adalah dia yang fokus kepada Allah. Orang yang fokus pada Allah secara otomatis akan menghindari dosa. Tetapi kalau dia sendiri pernah berdosa, tentu akan mendapatkan pengampunan dan sendiri secara otomatis berubah.

Saudaraku, mereka yang dibeatifikasi jadi beato/a atau dikanonisasi jadi santo/a oleh gereja bukan orang-orang sempurna, tanpa dosa dan tanpa cacat cela, tanpa kesalahan. Mereka juga manusia biasa sama seperti kita. Hanya menjadi luar biasa karena mereka sungguh FOKUS kepada Tuhan. Mereka kudus dan berbahagia karena tumpuan harapan dalam hidupnya ialah Tuhan sendiri. Mereka berusaha menjadi miskin di hadapan Tuhan, berduka cita dan dan lemah lembut. Menjadi miskin; tidak berpunya, hanya punya Tuhan. Berduka cita dan hanya akan terhibur oleh kesadaran bahwa Tuhan dekat. Mereka juga berjuang sungguh-sungguh untuk menjadi orang yang “lapar dan haus akan kebenaran”, “berhati bersih”, “berbelaskasihan” “pencinta damai” dan “bersedia berkorban”. Orang-orang kudus ini selalu berdiri di hadapan Tuhan dan mengatakan: “Tuhan. Inilah aku dengan seluruh kekurangan dan kelebihanku. Pakailah aku untuk melakukan kehendakMu”.

fokus
Fokus bro and sis…

Saudaraku, kalau orang-orang yang punya kekurangan dan dosa boleh menjadi kudus. Maka bagi kita menjadi kudus bukan tidak mungkin. Kita diminta selalu FOKUS pada Tuhan dan bukan fokus pada dosa dan kelemahan kita. Memang sebagai manusia lemah, sebagaimana menonton televisi kita mudah sekali berpindah-pindah channel, sulit untuk fokus hanya kepada Tuhan saja. Kadang kita fokus pada channel uang dan kekayaan saja sehingga Tuhan tidak menjadi pusat perhatian. Kadang kita fokus pada popularitas dan kekuasaan, sehingga Tuhan tidak dipedulikan. Kadang kita fokus pada kesenangan-kesenangan manusiawi saja, sehingga Tuhan menjadi seperti pribadi yang asing. Kita kerap berpindah-pindah fokus pada hal-hal duniawi, karena kita menyangka di sanalah terdapat kebahagiaan sejati. Padahal orang-orang kudus yang kita rayakan hari ini memberi kita petunjuk jelas: Fokus pada Tuhan di sana ada kebahagiaan sejati.

Namun demikian, orang Kristiani tidak pernah boleh menyerah pada nasib begitu saja. Kalau fokus kita sudah menjauh dari Tuhan, mari kita berjuang bersama untuk meletakkan kembali fokus kita pada tempat yang semestinya. Apalagi kita bukan orang-orang malang yang dibiarkan Tuhan berjuang sendirian. Bacaan kedua liturgi hari ini, dari surat Rasul Yohanes mengatakan: “Lihatlah betapa besar kasih yang dikurniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah”. Ternyata Tuhan sendiri terus-menerus membantu kita supaya kita sungguh fokus kepadaNya. Kita dikasihi dan diangkat menjadi putera-puteriNya.

Mari kita berjuang bersama dengan para kudus yang kita rayakan hari ini untuk tidak berganti-ganti channel, sehingga kita boleh terbilang di antara orang-orang yang seperti digambarkan kitab wahyu, berdiri di hadapan tahta anak domba dan berseru: keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi anak domba. Marilah kita mengganti fokus utama hidup kita bukan pada kekayaan, popularitas, kekuasaan dan kesenangan duniawi tapi kepada Tuhan. Mari kita saling membantu untuk menggapai kebahagiaan sejati. Dan Mari merayakan Pesta Semua orang Kudus, baik yang diakui atau tidak diakui, baik yang dikenal maupun tidak dikenal, dan mohon mohon doa-doa mereka semua, terutama santo-santa pelindung kita masing-masing. Amin.

Pst. Steven Lalu, pr

 

Beri Komentar

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda di sini