Di malam terakhir kegiatan live in, para peserta live in bersama Pembina saling berbagi. Berbagi pengalaman mereka menjadi seorang Misdinar. Mulai dari awal bergabung menjadi misdinar sampai mengikuti kegiatan-kegiatan misdinar dan menjadi Pembina. Pada intinya motivasi dari mereka yang menjadi misdinar ialah ingin dekat Tuhan melalui melayani Altar. Karena menjadi seorang misdinar itu kelihatan keren karena bisa tampil dan berdiri di depan bersama Pastor.



Bukan hanya kaka Pembina yang berbagi lewat pengalaman mereka selama menjadi misdinar. Peserta yang hadir pun menceritakan pengalaman mereka selama melayani di altar. Kendati masih malu-malu untuk tampil di depan, tetapi karena di ajarkan untuk berani, mereka pun maju untuk menceritakan pengalamannya.
Ketika seseorang berbagi pengalaman atau Sharing, di satu sisi rasa peduli akan muncul. Kepedulian membuat orang melihat keluar dari dirinya dan menyelami perasaan dan kebutuhan orang lain, lalu menanggapi dan melakukan perbuatan yang diperlukan orang lain. Begitu juga yang terjadi selama live in. Ada yang menceritakan kisah mereka dan ada yang turut peduli bahkan membantunya.
Kepedulian adalah nilau yang sangat penting dipunyai seseorang. Pada nilia ini terkait banyak nilai lainnya; kedisiplinan, kejujuran, kerendahan hati, cinta kasih, keramahan, kebaikan hati, kebijaksanaan, dan sebagainya. Kebahagiaan yang dialami seseorang sebagai besar adalah hasil kepekaan dan kepeduliaan orang tersebut terhadap perasaan, kesempatan, dan kebutuhan orang lain.
Untuk dapat bersikap peduli dibutuhkan tingkat kematangan kepribadian tertentu. Bagi anak kecil yang masih bersifat egosentris yang cenderung melihat persoalan dan dari sudut pandang sendiri, memang masih ditemui kesulitan. Naming bukan berarti bahwa mereka belum perlu belajar, karena secara perlahan-lahan mereka dapat mengerti bahwa orang lain mempunyai sudut pandannya masing-masing dan kepentingannya masing-masing. Banyak anak mulai bersikap peduli terhadap orang lain sejak usia dini.
Kegiatan Sharing dan Caring  ditutup dengan berkumpul di suatu tempat yang sudah disiapkan untuk acara api unggun bersama. Dalam acara api unggun ini, peserta sudah menyiapkan harapan dalam bentuk doa yang sudah dituliskan di kertas untuk dibakar ketika api unggun sudah menyala. Dengan antusias semua peserta melingkari api unggun. Dengan bernyanyi lagu para peserta melemparkan kertas harapan mereka kedalam api unggun. Masyarakat sekitar turut mengikuti kegiatan api unggun ini. Setelah itu dilanjutkan dengan doa malam bersama untuk mengakhiri hari kedua dalam kegiatan live in. AMDG (bers….)


