1. Mencari Kebenaran dengan Kerendahan Hati
Nikodemus adalah seorang Farisi dan anggota Sanhedrin, kelompok yang umumnya menentang Yesus. Namun, ia datang kepada Yesus di malam hari, menunjukkan bahwa ia memiliki hati yang terbuka untuk mencari kebenaran. Sikap ini mengajarkan kita bahwa iman tidak hanya diwarisi atau diterima begitu saja, tetapi harus dicari dengan sungguh-sungguh.
Penerapan dalam Hidup:
- Kita dipanggil untuk selalu haus akan kebenaran dan tidak takut untuk bertanya serta belajar.
- Memiliki sikap rendah hati dalam mencari jawaban dari Tuhan, baik melalui Kitab Suci, doa, maupun bimbingan rohani.
- Menghindari sikap sombong dalam iman, yang membuat kita menutup diri terhadap ajaran Tuhan.
2. Kelahiran Kembali dalam Roh
Yesus berkata kepada Nikodemus: “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (Yohanes 3:3). Pernyataan ini mengacu pada kelahiran baru dalam Roh Kudus yang terjadi melalui baptisan dan pertobatan.
Penerapan dalam Hidup:
- Menyadari bahwa iman bukan hanya sekadar identitas, tetapi suatu transformasi hidup yang nyata.
- Berusaha untuk hidup dalam Roh dengan meninggalkan dosa dan berusaha semakin dekat dengan Tuhan.
- Memahami makna sakramen baptisan sebagai awal perjalanan iman yang terus diperbaharui melalui pertobatan dan hidup dalam kasih karunia.
3. Iman yang Bertumbuh dalam Keberanian
Pada awalnya, Nikodemus takut untuk secara terbuka mengakui keyakinannya kepada Yesus. Namun, setelah melihat ajaran dan mukjizat-Nya, ia membela Yesus ketika para pemimpin agama ingin menangkap-Nya (Yohanes 7:50-52). Akhirnya, setelah penyaliban, ia menunjukkan keberanian dengan membawa rempah-rempah untuk menguburkan Yesus (Yohanes 19:39).
Penerapan dalam Hidup:
- Iman yang sejati tidak hanya ada dalam hati, tetapi juga harus berani dinyatakan dalam tindakan.
- Berani membela kebenaran dan ajaran Kristus, bahkan ketika berhadapan dengan tantangan atau penolakan.
- Tidak takut untuk menunjukkan identitas kita sebagai pengikut Kristus dalam masyarakat.
4. Pengorbanan sebagai Bukti Iman
Nikodemus memberikan persembahan berupa rempah-rempah mahal untuk penguburan Yesus. Ini adalah tanda kasih dan penghormatan kepada Tuhan, sekaligus pengorbanan pribadi yang besar.
Penerapan dalam Hidup:
- Mengorbankan waktu, tenaga, dan harta kita untuk kepentingan Kerajaan Allah.
- Tidak hanya beriman secara teori, tetapi juga menghidupinya dengan perbuatan nyata.
- Menjadi pribadi yang murah hati dan peduli terhadap sesama.
5. Hidup dalam Terang Kristus
Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa barangsiapa hidup dalam kegelapan, ia akan menolak terang (Yohanes 3:19-21). Nikodemus akhirnya memilih terang, meskipun awalnya ia takut untuk tampil di depan umum.
Penerapan dalam Hidup:
- Menolak dosa dan hidup dalam kebenaran.
- Berusaha menjadi terang bagi dunia dengan cara hidup yang mencerminkan kasih Kristus.
- Tidak takut untuk berdiri di pihak yang benar, meskipun hal itu tidak selalu mudah.
Kesimpulan
Santo Nikodemus adalah contoh bagi kita semua dalam perjalanan iman. Ia menunjukkan bahwa iman sejati adalah iman yang mencari, yang bertumbuh, yang berani, yang berkorban, dan yang memilih terang daripada kegelapan. Dengan meneladani Nikodemus, kita diajak untuk terus memperdalam hubungan kita dengan Tuhan, mengalami kelahiran baru dalam Roh, dan dengan berani menjadi saksi Kristus di dunia.