Di awal hari Minggu, tgl. 15 Oktober, sekitar jam 01.00, Pastor John Karundeng sudah menghembuskan nafas yang terakhir, yang menandai kehadiran dan tugasnya sebagai manusia dan sebagai imam sudah selesai. Perjalanan menuju akhir hidupnya ditandai dengan perjuangan dan pergumulan yang sangat berat dan dalam. Ada perjuangan untuk sehat dan ada pergumulan untuk menerima kematian; perjuangan dan pergumulan itu mulai dibangun dengan penyerahan diri “bukanlah kehendakku yang harus terjadi, melainkan kehendakMu”, dan akhirnya memuncak dengan penyerahan diri: “ke dalam tanganMu kuserahkan rohku”
Perjalanan menuju akhir tidak lepas dari keterlibatan rupa-rupa pihak. Bapak Uskup, Mgr. Josef Suwatan, yang kemudian dilanjutkan oleh Mgr. Rolly Untu, bersama dengan Kuria dan bahkan semua Imam di Keuskupan Manado, bersatu hati dengan Pastor John Karundeng untuk mencari jalan terbaik dan mengusahakan yang terbaik untuk pemulihan kesehatannya. Untuk bangunan Collegium Presbyterorum itu disampaikan banyak terima kasih.
Keluarga besar Karundeng-Kaunang, khususnya ke 6 adik dan 1 adik ipar (Rike, Line, Poppy, Elke, Yanes, Seity, dan Jois), sudah belajar memaknai hidup persaudaraan sebagai kakak dan adik sambil berbesar hati menggumuli, menerima kenyataan yang harus dijalani oleh Pastor John. Diucapkan banyak terima kasih atas ketabahan, kesabaran dalam mengolah relasi kakak dan adik dan akhirnya kesiapan untuk kehilangan kakak tercinta. Terima kasih atas kedamaian hati yang tercipta di tengah-tengah duka kematiannya.
Ibu Theresia dan anak-anak, yang sudah memberi diri, meluangkan waktu, memaknai hidupnya, sambil merawat pastor John dalam keterbatasan masing-masing. Ada dinamika hati yang kadang membawa kegembiraan, tapi kadang juga membuat sedih. Tidak sedikit yang sudah dikorbankan sampai pada saat pastor John menghembuskan nafas terakhir. Untuk itu, banyak terima kasih. Semoga kepergian pastor John tidak mengurangi sukacita karena sudah berbagi kasih.
Para donator, yang dengan penuh sukacita selalu mengulurkan tangan, memberi perhatian, mendengarkan jeritan pilu pastor John di tengah-tengah pergumulannya. Ada kepekaan hati dan kecerahan pikiran serta keterbukaan diri untuk memahami kerinduan terdalam yang terpancar dari wajah yang makin lama makin berkurang keceriahannya. Banyak terima kasih, karena sudah berbagi berkat. Semoga berkat Allah menyertai karya-kaarya bapak dan ibu selanjutnya.
Para dokter, suster, perawat, dan petugas kesehatan lainnya, yang dengan segala keahlian dan ketrampilan mereka sudah melakukan semua yang perlu dibuat, dan mengambil tindakan yang dibutuhkan untuk kesehatan Pastor John. Ada cinta yang menyertai sentuhan-sentuhan perawatan, dan tindakan-tindakan pengobatan; cinta itulah yang boleh membawa kenyamanan untuk Pastor John sehingga dia tetap tenang biarpun menahan sakit yang dalam. Untuk itu disampaikan banyak terima kasih.
Bapa-ibu, saudara-saudari yang sudah meluangkan waktu berdoa untuk selamat jiwa pastor John dan memberi peneguhan kepada semua pihak yang berduka mulai pada saat kematian dan disemayamkan di RS Gunung Maria Tomohon, saat disemayamkan di Gereja Katedral Manado sampai misa requiem, dan perjalanan menuju pekuburan serta ibadat pemakaman di Seminari Kakaskasen. Anda semua hadir dengan wajah ceriah membawa sukacita injil mewartakan kebangkitan dan kehidupan kekal. Banyak terima kasih atas doa, kehadiran, dan ungkapan iman Anda sekalian. Mari saling mendoakan, saling meneguhkan iman baik dalam suka pun dalam duka.