Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) Pst. Johanis Josep Montolalu Pr, mengajak umat dalam perayaan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria untuk meneladani keluarga kudus, Yesus, Maria dan Yosef. Ini disampaikan Pastor Yohanes Montolalu dalam misa syukur perayaan HUT ke-5 pernikahan Keluarga Kerangan-Rantung, Wilayah Rohani Santo Athanasius, Sabtu (08/06/2024).
“Peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria adalah peringatan gerejawi yang tidak memiliki tanggal tetap. Biasanya dirayakan pada hari setelah Hari Raya Hati Yesus Maha Kudus. Pada perayaan hari ini, bacaan yang dipilih adalah bacaan yang ditentukan oleh gereja untuk merayakan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria,” tutur Pastor John.
Diungkapkannya, dalam bacaan Yesaya 61 : 9 – 11, Nabi Yesaya menyatakan bahwa kita adalah keturunan yang diberkati. Lanjutnya bacaan itu mengingatkan bahwa kita semua sebagai orang beriman, merujuk kepada Yesus sebagai panduan dan guru iman kita orang Kristiani.
“Sebagai orang Katolik selalu merujuk pada kita adalah keturunan yang diberkati dan selanjutnya tentu saja kehadiran Yesus tak bisa dilepaskan dari kehadiran Maria yang juga sudah dipilih oleh Allah, diberkati secara sangat pada waktu kita merenungkan panggilan dan perutusan Maria. Kehadiran Maria itu tak lepas dari kehadiran satu keluarga kudus. Maria dipanggil dan diutus untuk menjadi ibu Yesus, mengandung, melahirkan Yesus,” tutur Pastor John.
Menurutnya, dalam konteks membangun keluarga, Maria dan Yusuf dipertemukan untuk membentuk keluarga kudus bersama dengan Yesus.
“Perayaan ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya kehadiran Maria dalam kehidupan keluarga kudus, bukan hanya dalam konteks hidup imamat atau biarawati, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga. Injil Lukas 2: 41 – 51 yang dibacakan hari ini menggambarkan perjalanan hidup keluarga kudus, yaitu Maria, Yusuf, dan Yesus. Injil ini menekankan tanggung jawab orang tua dalam mewariskan nilai-nilai kehidupan dan tradisi iman kepada anak-anak mereka. Maria dan Yusuf memberikan teladan dengan membawa Yesus dalam ziarah ke Yerusalem, mengajarkan praktek-praktek keagamaan yang penting,” papar Pastor.
Lebih lanjut, Pastor mengungkapkan pada usia 12 tahun, Yesus menunjukkan hasil dari pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh Maria dan Yusuf. Jawaban Yesus kepada orang tuanya di Bait Allah menunjukkan bahwa dia memahami identitasnya sebagai Anak Allah.
“Yesus justru mau kasih tahu kepada Yosep dan Maria, Dia bukan cuma anak manusia tapi dia juga adalah anak Allah yang justru harus tinggal di dalam Bait Allah. Inilah yang kemudian menjadi kenangan indah bahwa pendidikan, pembinaan nilai-nilai itu. Ajaran-ajaran iman, praktik-praktek keagamaan ternyata membekas sangat dalam di dalam diri Yesus dan jadilah dia sebagai seorang anak yang luar biasa,” sebut Pastor John seraya menambahkan sebagai orang tua, tanggung jawab orang beriman yang sudah diberikan kepercayaan oleh Allah sendiri.
“Hari ini, Keluarga Kerangan – Rantung merayakan syukuran 5 tahun perkawinan mereka. Perayaan ini bertepatan dengan peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria yang dirayakan oleh Gereja pada tanggal 8 Juni. Tanggal ini dipilih keluarga untuk merayakan momen istimewa mereka, meskipun sebenarnya jatuh pada tanggal 6 Jun,” ungkap Pastor John.
menurutnya dalam momen syukuran ini, Keluarga Kerangan – Rantung juga merenungkan berkat Tuhan yang telah menyertai mereka selama lima tahun ini. Mereka berkomitmen untuk terus menjalankan tanggung jawab sebagai orang tua yang beriman, mendidik dan membesarkan anak-anak mereka sesuai dengan ajaran iman. Semoga berkat Tuhan terus menyertai keluarga Kerangan Rantung dan semua keluarga yang hadir dalam perayaan ini.(Roy)