Merenungkan Sabda
Sabtu, 11 Mei 2024
Sabtu Pekan Paskah VI
(Kis.18:23-28, Yoh.16:23b-28)
Nama Yesus bukanlah sekadar nama biasa, tetapi sebuah kekuatan yang berwujud Pribadi yang sangat dekat dengan Allah. Menyebut namaNya menjadi jaminan bahwa apa yang dialamatkan kepada Bapa menjadi lebih nyata, lebih mudah dikomunikasikan dan jaminan bahwa dampak positifnya lebih terlihat.
Dalam ungkapan Kitab Suci, sebuah nama memiliki pengertian yang mendalam dan yang merujuk kepada misi perutusan dan identitas dari si pemilik nama tersebut, bahkan tak jarang nama-nama itu ditentukan oleh Tuhan Allah sendiri, sesuai dengan maksud tujuan dan kehendakNya. Sebagai contoh, Allah sendiri merubah dan menentukan nama Abram menjadi Abraham, Yakub menjadi Israel, Simon menjadi Petrus, Saulus menjadi Paulus, dan Allah sendiri lewat perantaraan malaikat Gabriel yang membawa wahyu Allah ke dunia menentukan nama bagi Yohanes Pembaptis dan Yesus Sang Putera. Nah, Yesus memberikan kepada para muridNya ajaran tentang doa. Dan hari ini tema itu diperjelas dengan kenyataan bahwa berdoa itu akan jauh lebih hebat pengaruhnya kalau dialamatkan kepada Bapa melalui NamaNya.
Persis inilah yang dilakukan Gereja sepanjang masa. Doa Gereja dan doa-doa kita selama ini selalu mengandung unsur rumusan ini, “dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.” Apakah kebetulan bahwa kita diminta Yesus menyampaikan doa kepada Bapa dalam NamaNya? Kita tentu tahu juga seruan Doa Gereja yang mengatakan bahwa, “Dalam nama Yesuslah semua lutut bertelut, di surga dan di bumi …. karena Allah telah meninggikan Dia dan menganugerahkan kepadaNya nama yang mengatasi segala nama”.
Sejalan dengan iman Gereja inilah kita hari ini diingatkan betapa kuat kuasanya Nama Yesus itu, dan betapa efisien dan efektifnya kalau setiap doa yang kita sampaikan kepada Bapa, kita formulasikan selalu dalam nama Yesus. Mengapa mesti demikian? Karena di hadapan Bapa, Yesus adalah Imam Agung dan Dia yang menghadapkan kita kepada Bapa. Dialah yang berada bersama Bapa, maka setiap doa dan penyampaian intensi kepada Bapa yang kita alamatkan melalui Nama Yesus menjadi doa dan penyampaian Yesus sendiri kepada Bapa. Permohonan-Nya kepada Bapa tidak pernah ditolak dan pasti dikabulkan. Jadi ketika kita berdoa dalam Nama Yesus, doa itu menjadi doa Yesus sendiri di hadapan Bapa. Dia berdoa bersama kita dan berdoa untuk kita. Tentu cara Tuhan menjawab doa kita tidak seperti cara atau keinginan kita, tetapi sesuai dengan kehendak Allah. Kita selalu percaya pada kasih dan kebaikanNya kepada kita semua. Amin.
AMDG. Pst.Y.A.
St. Ignatius, Mdo