
Pada tanggal 18 Februari 2025, pertemuan ibadah umat Wilayah Rohani St. Paulus berlangsung di rumah Keluarga Moniaga-Tenda dan Bapak Sonny Sembung. Ibadah ini dihadiri oleh 25 orang tua, 2 Orang Muda Katolik (OMK), dan 7 anak SEKAMI, dengan Ibu Maggy Suot memimpin jalannya ibadah. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk memperdalam iman dan penghayatan terhadap kasih dan belas kasih yang diajarkan oleh Yesus.
Bacaan Injil yang dibacakan diambil dari Markus 8:14-21. Dalam bacaan tersebut, Yesus memperingatkan murid-murid-Nya tentang bahaya ragi Farisi dan ragi Herodes, yang melambangkan ketidakpercayaan dan sifat mementingkan diri sendiri. Pesan ini menjadi tema utama dalam renungan yang disampaikan oleh Ibu Maggy Suot, yang berjudul “Ragi Belas Kasih Yesus Melawan Ragi Herodes.”
Dalam renungannya, Ibu Maggy menjelaskan bahwa ragi, meskipun sedikit, dapat membawa pengaruh yang besar. Demikian juga dengan ragi Farisi dan Herodes, yang mengacu pada sikap ketidakpercayaan kepada Allah dan perilaku egois yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Ragi ini membuat orang menutup diri dari belas kasih Tuhan dan hanya memusatkan perhatian pada kepentingan pribadi.
Sebaliknya, ragi yang diajarkan oleh Yesus adalah ragi belas kasih. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi setiap orang tanpa kecuali, terutama mereka yang kecil, miskin, dan terpinggirkan. Semua orang, tanpa memandang status sosial atau latar belakang, berhak merasakan belas kasih dan cinta dari Tuhan. Orang miskin dan mereka yang tersisih harus dipandang dengan rasa hormat dan kasih sayang. Belas kasih Yesus adalah kasih yang menyatukan, memberi pengampunan, dan membuka jalan bagi setiap orang untuk merasakan kehadiran Tuhan yang penuh cinta.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, Ibu Maggy juga mengaitkan renungan ini dengan perayaan Hari Valentine yang baru saja berlalu. Seringkali, kasih kita hanya diberikan kepada orang-orang terdekat yang kita kenal dan cintai. Namun, dalam semangat belas kasih Yesus, kita diajak untuk melampaui batas-batas tersebut dan berbagi kasih dengan orang-orang yang kurang beruntung, yang mungkin tidak kita kenal, tetapi sangat membutuhkan perhatian dan kasih dari sesama.
Ibu Maggy menutup renungan dengan ajakan kepada umat untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus. Dengan mendekatkan diri kepada-Nya dan senantiasa menerima Sakramen Ekaristi, kita akan senantiasa dibimbing dan dikuatkan dalam perjalanan hidup kita. Kasih Yesus akan selalu menyertai kita, membantu kita menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, dan menginspirasi kita untuk selalu hidup dalam belas kasih-Nya.
Pertemuan ibadah ini diakhiri dengan doa bersama, memohon agar setiap umat terus diberkati oleh Tuhan dan semakin mampu menghidupi kasih dan belas kasih dalam kehidupan sehari-hari.

