MINGGU BIASA KE XVIII
30 Juli 2017
KOMSOS MANADO. Dalam sebuah diskusi tentang dunia usaha, seorang pengusaha sukses berulang-ulang berujar lugas: “sukses berinvestasi membutuhkan keberanian untuk melangkah maju”. Dan seorang pengusaha muda bangkit bertanya: “apakah sukses berinvestasi banyak ditentukan oleh faktor kemujuran?”. Pengusaha sukses itu menjawab sambil tertawa: “Keberhasilan bukan soal mujur-mujuran; keberanian juga bukan berarti modal nekat. Keberhasilan itu tergantung pada visi dan keberanian untuk melangkah atas dasar visi itu. Apa yang penting adalah totalitas bukan mujur-mujuran.” Totalitas membutuhkan pengorbanan untuk tetap fokus pada visi yang hendak dicapai.
Jawaban pengusaha sukses kepada para pengusaha muda tadi sesuai dengan apa yang diajarkan Yesus dalam Injil ketika Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah. Yesus berbicara dalam perumpamaan tentang seorang yang menemukan harta terpendam dan pedagang pencari mutiara indah. Harta terpendam dan mutiara indah adalah adalah visi yang dipegang teguh si penemu dan si pencari. Ketika ditemukan visi ini tidak bisa dilepaskan. Karena itu si penemu harta terpendam tidak mau melepaskan fokus dan menunjukkan totalitasnya dengan melepaskan seluruh kemampuannya disimbolkan dengan pergi menjual seluruh miliknya untuk menggapai visi yang sudah ditetapkannya: memiliki harta terpendam. Demikian juga si pencari Mutiara. Iapun menunjukkan sikap yang sama. Dengan serius, tidak setengah-setengah, memberikan semua yang dimilikinya untuk memiliki Mutiara yang dicarinya.
Yesus juga berbicara tentang pukat yang dilabuhkan di laut. Pukat itu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Karena itu dibutuhkan waktu, tenaga dan pengorbanan untuk memisahkan mana yang baik dan mana yang kurang baik.
Kerajaan Allah yang dibicarakan Yesus adalah sebuah suasana berselamat di mana Allah meraja dan kita menjadi umatnya. Suasana sedemikian harus dijadikan visi setiap orang beriman. Setiap orang percaya diminta untuk memiliki kerinduan besar atas Allah yang meraja dan ia sendiri menjadi umat sang Raja. Tetapi belajar dari sharing pengalaman sang pengusaha sukses dan menuruti pengajaran Tuhan Yesus, setiap orang beriman diminta bukan hanya menjadikan kerajaan Allah sebagai visi, tetapi juga berjuang dengan penuh totalitas untuk menemukannya. Setiap orang diminta berinvestasi secara total, tidak setengah-setengah apalagi tidak peduli. Karena pada akhir nanti Sang Raja akan memisahkan “ikan” yang baik dan “ikan” kurang baik.
Po’