Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, Pst., Johanis Montolalu Pr, memberikan kotbah inspiratif dalam misa syukur di Wilayah Rohani Santa Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD), Selasa, 9 Juli 2024. Kotbah ini berkaitan dengan perayaan pesta pelindung dan ulang tahun wilayah rohani tersebut.Â
Misa dipimpin oleh Pastor Rekan, Pst. Jan Silvianus Koraag Pr., sedangkah kotbah dibawakan Pastor Johanis Montolalu. Pastor Johanis memulai dengan menyebutkan bahwa misa syukur ini berkenaan dengan dua peristiwa iman penting yaitu pesta pelindung Maria Ratu Pencinta Damai dan peringatan berdirinya wilayah rohani ini yang keempat tahun.
“Menikmati hujan tetapi sambil juga mendapatkan kekuatan dari sabda Tuhan dan juga dari perjamuan malam hari ini kita berkumpul untuk dua peristiwa iman ini yang pertama yaitu pesta pelindung Maria Ratu Pencinta Damai dan yang kedua adalah berdirinya wilayah rohani ini dalam peringatan 4 tahun untuk tahun 2024 ini,” ujarnya.
Pastor Johna mengingatkan umat untuk tidak melupakan sejarah, merujuk pada perikop dari Kitab Hosea. “Kita berkumpul untuk merayakan hari ulang tahun yang keempat. Ini tentu dengan catatan ini kita merayakannya karena kita tidak melupakan sejarah 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun. Kita diajak untuk tidak melupakan sejarah,” katanya.
Pastor Johanis menggambarkan bagaimana umat Israel tidak bisa hidup dalam damai karena melupakan sejarah besar yang Allah lakukan untuk mereka.
“Mereka melupakan sejarah dan karena melupakan sejarah maka mereka hidup tidak dalam damai. Nah sambil kita bersyukur mengangkat perayaan hari ini syukuran 4 tahun berdirinya wilayah rohani ini. Ini adalah tanda-tanda baik bahwa kita adalah orang yang dibesarkan dengan syukur,” tuturnya.
Pastor juga menekankan pentingnya berdamai dengan sejarah dan orang lain, serta belajar dari pengalaman dan peristiwa masa lalu. “Nah dengan merayakan syukuran 4 tahun ini kita mau nyatakan bahwa kita tidak melupakan sejarah dan jalan terus untuk tetap mengingat catatan-catatan sejarah itu. Itu salah satu jalan, salah satu cara untuk mengikuti Maria sebagai Ratu Pencinta Damai dan kita bangun kedamaian terutama dengan berdamai dengan sejarah itulah sejarah masa lampau,” katanya.
Dalam perayaan ini, Pastor Johanis juga mengajak umat mengenang kegiatan yang telah dilakukan, seperti kunjungan ke panti tuna grahita dan refleksi di alam terbuka. “Begitulah juga bapak ibu saudara-saudari alami pada waktu berkunjung ke panti tuna grahita atau ke kunjungan-tunjukan yang lain. Itu salah satu kegiatan yang sudah dibuat dan dilanjutkan dengan refleksi di alam terbuka dan di situ kita merenung dan permenungan yang kita angkat sebagai satu teladan dari Bunda Maria yaitu sikap diam yang bagus,” katanya.
Pastor John mengajak umat untuk terus membangun kedamaian dalam kehidupan sehari-hari dengan menjadi manusia untuk orang lain, mencontoh Yesus yang berjumpa dengan orang sakit dan lemah.
“Wilayah Rohani ini sebagai satu persekutuan iman sebagai satu Wilayah Rohani mau tunjukkan merayakan pesta pelindung dan hari ulang tahun yang keempat ini dengan menjadi momen ada manusia untuk orang lain dan itulah yang sudah ditampilkan oleh Yesus berjumpa dengan orang sakit. Yesus tampil sebagai manusia untuk berjumpa dengan orang-orang sakit. Yesus tampil sebagai manusia untuk orang-orang sakit untuk orang-orang yang berkelemahan dan berkekurangan itu,” jelasnya.
Pastor Johanis mengakhiri kotbahnya dengan mengingatkan jemaat untuk selalu berdamai dengan sejarah dan orang lain, serta menjadi manusia untuk orang lain.
“Mudah-mudahan spirit ini tetap menjadi spirit kita. Dua konsep perdamaian ini menjadi spirit kita untuk berjalan dengan berdamai dengan sejarah secara masa lampau dan masa depan berdamai dengan orang lain lewat rupa-rupa bentuk sambil berjuang untuk menjadi manusia untuk orang lain,” tutupnya.
Perayaan pesta pelindung ini juga semarak dengan doorprize dengan hadiah-hadiah unik.(Roy)