Minggu 28 Juni 2017,
Hari Minggu Biasa XII: Yer.20:10-13; Rm.5.12-15; Mat.10:26-33
Pada hari minggu ini liturgi menampilkan bacaan-bacaan yang menggugah semangat para martir, secara khusus bacaan injil yang memuat kata-kata yang memberi semangat. “Janganlah takut kepada mereka yang memusuhi kamu, ……….., Janganlah takut kepada mereka yang hanya dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa,………. Janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.” Injil pada hari ini sungguh-sungguh mengajak kita semua untuk mengenali dengan benar sumber kekuatan para rasul dan para martir ketika mereka menunaikan tugas mewartakan injil bahkan ketika mereka harus memeteraikan tugas mereka itu dengan darah mereka. Mereka tetap teguh kendati mereka ditentang karena mereka seperti anak domba yang ditempatkan di tengah-tengah serigala. Mereka pasti akan dihindari, bahkan akan dimusuhi dan ditolak oleh orang-orang dekat mereka hanya karena mereka adalah murid Yesus. Dari pihak mereka diminta adanya kesadaran penuh bahwa Roh Kudus akan menyertai mereka senantiasa, serentak juga diminta agar mereka tidak gegabah dan tidak tanpa perhitungan. Bila mereka ditolak di suatu tempat, pindahlah ke tempat lain di mana damai sejahtera lebih diterima. Dengan menerima tugas perutusan ini berarti para murid harus siap menerima nasib dengan guru mereka: ditolak, dikejar-kejar, ditangkap, diadili, bahkan siap dibunuh. Tetapi mereka tidak akan dibiarkan berjuang sendiri. Akan ada kekuatan yang menyertai mereka.
Kata “Jangan takut …….” Dalam bacaan injil diulang sampai tiga kali oleh Yesus. Tugas yang diserahkan oleh Yesus kepada para rasulNya tentu saja adalah tugas yang berat dan sungguh menakutkan mengingat resiko yang bakal mereka hadapi kemudian. Tugas ini bisa membuat seseorang ragu-ragu dengan kemampuan pribadinya, khawatir dengan kelanjutan hidupnya, dan tentu saja takut dengan keselamatan tubuh dan jiwanya. Karena itulah Yesus menekankan agar mereka jangan takut terhadap mereka yang hanya bisa membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Tubuh boleh saja dibakar dan dicincang, tetapi jiwa itu adalah milik dari Yang MahaKuasa. Para rasul tidak usah takut dan khawatir dengan apa yang datang dari luar yang bisa mendatangkan kesulitan. Mereka juga diminta untuk tidak usah khawatir karena mereka jauh lebih bernilai daripada burung di udara, yang walaupun harga jualnya sangat rendah tetapi burung-burung itu tetap riang dan dengan bebas beterbangan di angkasa. Mereka tidak akan jatuh terhempas ke tanah jika Allah tidak menghendaki hal itu terjadi. Seremeh itu saja begitu mendapat perhatian dari Allah, apalagi para rasul pilihanNya. Tentu saja mereka akan dilindungi oleh Bapa.
Pengalaman nabi Yeremia kiranya bisa menjadi contoh yang sangat jelas mengenai campur tangan Allah kepada orang pilihanNya. Yeremia adalah nabi yang diutus Allah untuk membongkar yang jahat. Akibatnya Yeremia dimusuhi dan ditentang oleh banyak kalangan. Tentu saja situasi ini berat, menakutkan dan pasti berbahaya, tetapi Yeremia tidak dapat mundur. Dalam hal inilah kedahsyatan Allah diperlihatkan. Rencana keselamatan Allah harus tetap dijalankan. Berhadapan dengan segala niat dan rencana busuk dari para lawannya, Yeremia tetap yakin akan penyelenggaraan ilahi. Yeremia tetap meyakini bahwa dirinya selalu disertai oleh Allah seperti seorang pahlawan yang gagah. Orang-orang yang begitu ngotot mengejarnya akan tersandung dan jatuh, mereka akan dipermalukan oleh perbuatan mereka sendiri.
Don STop