Merenungkan Sabda
Sabtu, 18 Mei 2024
Sabtu Pekan Paskah VII
(Kis.28:16-20.30-31, Yoh.21:20-25)

Menarik percakapan Yesus dengan Petrus sesudah Ia meminta Petrus mengikutinya. Petrus yang melihat Yohanes ada bersama mereka, bertanya kepada Yesus tetang apa yang akan terjadi dengan Yohanes. Mungkin Prihatin dengan Yohanes yang masih mudah dan rendah hati. Karena Yohanes tidak pernah menyebut diri dalam tulisan-tulisannya. Menaggapi apa yang dipertanyakan Petrus, Yesus mengatakan: “jikalau Aku menghendaki, supaya ia tetap hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, iktulah Aku.” Menurut Yesus pertanyaan Petrus itu tidak perlu ditanyakan, sebab segala urusan yang terjadi dengan kehidupan orang lain di masa depan adalah rahasia Allah dan menjadi urusan Tuhan dengan pribadi orang tersebut. Bagian Petrus adalah mengikuti Yesus, mengikuti kehidupan, pelayanan-Nya, dan kematian-Nya. Bagian Petrus adalah melanjutkan pelayanan Yesus untuk memberitakan kepada semua orang tentang Kerajaan Allah dan keselamatan yang datangnya dari Allah.

Lain kali orang tidak bisa membedakan mana sikap peduli dan mana sikap suka kepo. Sikap kepo adalah rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain. Sikap ini untuk merujuk pada orang yang selalu ingin tahu tentang urusan orang lain. Sementara Peduli berarti mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan. Kita bisa mebedakan mana orang yang suka kepo tetapi mana yang sungguh peduli. (1). Orang Kepo hanya ingin tahu, suka mengorek privasi orang, menyebarkan rahasia, sementara peduli itu bermaksud membantu dan tahu batasan ranah pribadi orang serta menjaga rahasia. (2) Kepo itu membuat orang tidak disukai, tetapi orang yang peduli selalu dinanti kehadirannya. (3) Kepo sekedar memuaskan rasa panasaran, tetapi peduli adalah tanda ketulusan hati. Kira-kira pribadi kita lebih dominan sikap Peduli atau sikap Kepo?

Penegasan Yesus pada Petrus berlaku untuk kita. Tidak memiliki manfaat jika hidup kita hanya focus mencari tahu nasib, kehidupan, keluarga, pekerjaan atau situasi hidup orang lain dan kemudian bergosip hal-hal yang tidak berguna. Adalah lebih berguna bagi kita focus pada pekerjaan atau pelayanan yang dipercayakan bagi kita agar berguna dan bermanfaat untuk kehidupan orang lain. Nasib orang lain ada ditangan Tuhan.

Suatu teladan yang baik ditunjukkan oleh Yohanes. Dia tidak pernah menyebutkan namanya dalam Tulisannya (Injil-Nya). Dia hanya fokus menulis tentang Yesus sebagai bentuk pewartaannya, tanpa peduli dia dikenal atau pun tidak. Benar benar Dia memberi kesaksian yang benar supaya orang membaca kesaksiannya sunggu percaya bhw Yesus sungguh sebagai Tuhan. Tentu kalalu kita fokus pada karya-karya kita dan tidak suka kepo pada hidup dan urusan orang lain, pasti hidup dan karya kita mendatangkan kebaikan bagi semua orang dan nama Tuhan dimuliakan. Semoga Roh Kudus membimbing kita mengusahakan kebenaran dan kebaikan dalam hidup kita. Amin.

AMDG. Pst.Y.A.
St. Ignatius Manado

Beri Komentar

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda di sini