
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada yang luput dari ujian dan tantangan. Umat Kristen, yang dipanggil untuk hidup seturut kehendak Tuhan, tidak terkecuali dari berbagai cobaan ini. Namun, iman Kristen mengajarkan bahwa segala ujian memiliki tujuan ilahi yang lebih dalam, yakni membentuk dan memurnikan kita, serta membawa kita lebih dekat kepada Tuhan. Kutipan ini mengingatkan kita akan tiga hal penting dalam hidup beriman: ketahanan, ketidakmudahan untuk menyerah, dan kemenangan yang kita raih bersama Tuhan.
Menjadi pribadi yang “tahan uji” berarti menjadi seseorang yang siap menghadapi segala bentuk kesulitan dengan iman yang kuat. Ujian datang dalam berbagai bentuk: kesulitan ekonomi, masalah keluarga, kesehatan, dan bahkan pencobaan dalam iman itu sendiri. Alkitab mengajarkan bahwa ujian dan penderitaan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup seorang Kristen. Dalam Yakobus 1:12, dikatakan, “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”
Ketahanan tidak berarti kita tidak pernah merasa lemah atau putus asa, tetapi bahwa kita terus mempercayakan diri kita kepada Tuhan meskipun situasinya sulit. Ketahanan adalah buah dari iman yang mendalam, yang percaya bahwa di balik setiap ujian, Tuhan bekerja untuk kebaikan kita. Setiap kali kita bertahan dalam ujian, kita menjadi semakin serupa dengan Kristus, yang juga melalui penderitaan sebelum mencapai kemenangan-Nya.
Panggilan untuk “jangan mudah menyerah” adalah pengingat bahwa menyerah di tengah proses adalah tanda bahwa kita meragukan kasih dan kuasa Tuhan. Ujian dan tantangan memang dapat membuat kita merasa lelah dan tak berdaya, namun di saat-saat seperti inilah kita dipanggil untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Menyerah berarti berhenti mempercayai bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar dan baik bagi kita.
Dalam 2 Korintus 4:16-17, Rasul Paulus menasihati kita untuk tidak berputus asa, “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.”
Sering kali, ketika kita menghadapi kesulitan, godaan untuk menyerah menjadi kuat. Tetapi melalui doa, iman, dan pengharapan, kita diajak untuk terus melangkah. Kita diingatkan bahwa di dalam proses, Tuhan hadir bersama kita. Ketika kita merasa tak mampu, kuasa Tuhan akan bekerja melalui kelemahan kita.
Kemenangan yang kita harapkan sebagai orang percaya bukan hanya kemenangan duniawi, tetapi juga kemenangan rohani yang kita raih melalui kesetiaan dan ketekunan dalam iman. Dalam setiap proses yang kita lalui, Tuhan berjalan bersama kita, memberi kekuatan dan penghiburan. Sebagaimana Yesus yang tidak pernah meninggalkan jalan salib, kita pun dipanggil untuk tidak meninggalkan perjalanan iman kita, betapapun beratnya.
Proses kesulitan yang kita hadapi adalah kesempatan bagi Tuhan untuk membentuk kita, menumbuhkan karakter Kristus dalam diri kita. Dalam Roma 5:3-4, Rasul Paulus menyatakan, “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Proses ini adalah perjalanan menuju kedewasaan rohani, dan pengharapan kita adalah pada Tuhan yang memimpin kita menuju kemenangan.
Kemenangan bersama Tuhan tidak selalu tampak seperti kemenangan dalam pandangan dunia. Dunia mungkin melihat kemenangan sebagai kekayaan, kesuksesan, atau kekuasaan. Namun dalam iman Kristen, kemenangan sejati adalah ketika kita mampu bertahan dalam kesetiaan kepada Tuhan, bahkan dalam penderitaan. Kemenangan ini memuncak dalam kehidupan kekal yang dijanjikan kepada kita, dan itulah kemenangan yang paling mulia dan berharga.

Melalui katekese ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa hal penting:
1. Pentingnya Ketahanan: Kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang tahan uji. Tuhan tidak menjanjikan hidup yang bebas dari masalah, tetapi Dia menjanjikan kekuatan untuk melewati setiap ujian. Setiap tantangan adalah kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dalam iman dan karakter yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Jangan Menyerah: Tuhan selalu menyertai kita dalam proses perjuangan. Saat kita merasa ingin menyerah, ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Melalui doa, kita diperbarui dalam kekuatan dan pengharapan. Menyerah berarti mengabaikan potensi kemenangan besar yang sudah Tuhan siapkan bagi kita.
3. Kemenangan dalam Kristus: Kemenangan sejati bukanlah yang diukur dengan standar duniawi, tetapi kemenangan yang diperoleh melalui ketekunan dan kesetiaan kepada Tuhan. Pada akhirnya, kemenangan ini akan memuncak dalam kehidupan kekal, di mana kita bersatu dalam kemuliaan dengan Tuhan.
Kehidupan iman adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan ujian dan tantangan. Namun, melalui ketahanan, ketekunan, dan iman yang tidak mudah menyerah, kita dapat meraih kemenangan bersama Tuhan. Ketika kita menghadapi proses yang sulit, kita harus ingat bahwa Tuhan selalu menyertai dan memimpin kita. Melalui cobaan, Dia memperbarui iman kita, menguatkan kita, dan akhirnya membawa kita kepada kemenangan yang mulia.
Dengan demikian, marilah kita menjadi pribadi yang tahan uji, yang tidak mudah menyerah, dan yang selalu mengandalkan Tuhan. Karena bersama Tuhan, kemenangan pasti akan kita raih, tidak hanya di dunia ini, tetapi juga dalam kehidupan kekal yang telah Dia janjikan.