(Nahum 1:15; 2:2; 3:1-3.6-7; Matius 16:24-28)
Pada hari ini, dalam Pekan Biasa XVIII, kita diajak untuk merenungkan panggilan Kristus dalam Injil Matius, serta merayakan kehidupan dan ajaran Santa Teresia Benedikta dari Salib, seorang mistikus yang menunjukkan adanya keterkaitan moderasi beragama dapat dihayati dengan memikul salib dengan bijaksana. Bacaan Kitab Suci hari ini membawa kita untuk memahami bagaimana kita dapat mengikuti Kristus dengan penuh kesadaran dan keseimbangan.
Panggilan untuk Mengikuti Kristus
Dalam Injil Matius 16:24-28, Yesus mengajarkan bahwa mengikuti-Nya memerlukan pengorbanan diri dan kesiapan untuk memikul salib kita sendiri. Panggilan ini bukan hanya tentang penderitaan, tetapi lebih pada komitmen untuk hidup dalam kebenaran dan kasih. Moderasi beragama mengajarkan kita untuk menjalani iman kita dengan seimbang, tanpa terjebak dalam ekstremisme atau fanatisme. Ini berarti kita hidup dengan kesederhanaan, penuh kasih, dan menghindari sikap yang bisa menciptakan konflik atau ketegangan dalam hubungan kita dengan sesama.
Mat. 16:24
“Barangsiapa ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikuti Aku.”
Moderasi Beragama dalam Konteks Ajaran Teresia Benedikta dari Salib
Teresia Benedikta dari Salib (Edith Stein) adalah teladan dalam menghidupi iman dengan moderasi dan kebijaksanaan. Ia mengajarkan bahwa iman Kristen harus dihayati dengan kedalaman pemahaman dan integritas, bukan dengan tindakan ekstrim. Dalam kehidupannya, Edith Stein menunjukkan bagaimana akal budi dan iman dapat bekerja sama untuk memahami kebenaran Kristen dengan lebih mendalam dan bijaksana.
Katekismus Gereja Katolik, 1803
“Kebajikan adalah suatu kecenderungan yang tetap dan teguh untuk melakukan yang baik. Ia memungkinkan manusia bukan hanya untuk melakukan perbuatan baik, melainkan juga untuk menghasilkan yang terbaik seturut kemampuannya.Dengan segala kekuatan moral dan rohani, manusia yang berkebajikan berusaha untuk melakukan yang baik. Ia berusaha untuk mencapainya dan memilihnya dalam tindakannya yang konkret.”
Bacaan dari Kitab Nahum dan Pesan Moderasi
Kitab Nahum berbicara tentang kehancuran dan hukuman, tetapi juga mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah pembela orang-orang yang benar. Moderasi beragama tidak berarti kita mengabaikan keadilan atau kebenaran, tetapi kita melakukannya dengan sikap penuh kasih dan pengertian. Kita dipanggil untuk berdiri dalam kebenaran tanpa menciptakan konflik atau permusuhan, dan dengan cara yang mempromosikan perdamaian dan keadilan.
Nahum 1:15
“Lihatlah, atas gunung-gunung datanglah kaki pembawa kabar baik, pembawa kabar damai. Kasihilah, hai Yehuda, pesta-pestamu, penuhilah nazarmu; sebab tidak ada lagi orang jahat yang akan datang kepadamu; ia telah lenyap sama sekali.”
Mengintegrasikan Moderasi Beragama dalam Kehidupan Sehari-hari
Menghidupi moderasi beragama berarti kita menyadari bahwa setiap tindakan dan kata-kata kita harus mencerminkan cinta dan pengertian. Dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini berarti kita mempraktikkan empati dan dialog, menjaga keseimbangan dalam beragama agar tidak jatuh dalam ekstremisme. Setiap keputusan dan tindakan harus diambil dengan pertimbangan yang matang dan penuh kasih, sehingga iman kita dapat menjadi berkat bagi diri kita dan orang lain.
Hari ini, marilah kita berdoa kepada Tuhan agar senantiasa memberikan kita kekuatan untuk mengikuti-Nya dengan setia dan menghayati moderasi beragama. Semoga teladan Teresia Benedikta dari Salib menginspirasi kita untuk menjalani iman kita dengan kebijaksanaan dan keseimbangan. Marilah kita memikul salib kita dengan penuh kasih dan pengertian, menjadikan setiap hari kesempatan untuk hidup dalam kasih Kristus dan menampilkan moderasi beragama di tengah masyarakat.
(R12)