Paskah berarti Tuhan lewat, lewat dalam arti melawat. Tuhan melawat umatnya karena Dia mendengarkan jeritan umat yang tertindas. Jadi, Tuhan lewat untuk membebaskan mereka dari cengkeraman si penindas. Peristiwa paskah ini Pertama kali terjadi ketika umat Israel ditindas di Mesir. Paskah tersebut lebih dikenal dengan Paskah umat Perjanjian Lama yakni untuk merayakan peristiwa pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir.
Ketika Tuhan melawat umatnya dalam peristiwa pembebasan umat Israel, Tuhan memerintahkan setiap keluarga untuk menyiapkan seekor anak Domba jantan, berumur satu tahun dan tak bercacat, dikurung selama beberapa hari dan disembelih oleh setiap kepala keluarga pada tangal empat belas bulan Nisan dan darahnya dioleskan pada jenang pintu rumah, dagingnya dipanggang dan dimakan dalam rumah keluarga tersebut (Kel. 12). Semua orang Israel harus melaksanakan hal tersebut sesuai dengan perintah Tuhan. Darah anak Domba yang dioleskan pada jenang pintu rumah tersebut adalah sebagai pengganti anak sulung, karena itu jika rumah memiliki tanda darah maka anak sulungnya tidak akan dibunuh, sebaliknya rumah yang tidak memiliki tanda darah anak sulungnya akan dibunuh. Itulah Paskah Yahudi yang pertama kali dirayakan di Mesir pada malam sebelum umat Israel keluar dari mesir.
Paskah pertama ini bukanlah mengenangkan, tetapi melaksanakan perintah Tuhan sebagai saat pembebasan Israel dari perbudakan Mesir. Paskah pertama ini adalah merayakan lawatan Tuhan kepada umat Israel dengan membunuh anak sulung Mesir baik manusia maupun hewan. Peristiwa Paskah pertama inilah yang kemudian harus dirayakan setiap tahun oleh umat Israel untuk mengenang peristiwa pembebasan dari Mesir dan terutama menjadi tanggung jawab dari setiap bapak keluarga. Demikianlah paskah Yahudi adalah paskah dalam keluarga dan setiap keluarga wajib merayakannya. Unsur dominan dari Paskah Yahudi ini adalah penyelamatan dengan darah anak Domba.
Ketika berada di tanah terjanji umat Israel merayakan paskah untuk menjadi kenangan akan peristiwa pembebasan dari mesir yang wajib setiap tahun dalam setiap keluarga (Ul. 16:1-8, Im 23:5-8 dan Bil: 28: 16-25), dengan bahan-bahan yang dipakai sebagai berikut, yang pertama ada piala kiddusch, yakni syukur atas anggur dan pilihan Allah atas umat Israel, dilanjutkan dengan makanan pembuka, yaitu sayur pahit yang dipakai untuk menghantar pada bagian kedua yaitu piala haggadah cerita mengenai peristiwa keluaran, dan makanan utama adalah anak domba dan roti tak beragi, serta piala ketiga yang disebut piala syukur dan terakhir piala hallel atau pujian paskah
Itulah adalah paskah Yahudi yang dirayakan dalam keluarga sebagai kenangan akan peristiwa pembebasan dari mesir. Sementara paskah Kristen yang dirayakan oleh umat Kristen adalah mengenakan peristiwa lawatan Tuhan Yesus (peristiwa Allah yang menjadi manusia) mulai dari rahim Bunda Maria sampai ke rahim ibu pertiwi (rahim bumi) dan keluar sebagai pemenang dari alam maut, yang tujuannya adalah membebaskan manusia dari cengkraman kuasa dosa dan kejahatan yang menjerumuskan manusia ke alam maut.
Paskah bukan hanya peristiwa keluar dari kubur, tapi seluruh peristiwa lawatan Allah yang menjadi manusia, dan kebangkitan adalah puncak dari lawatan Allah tersebut. Karena itulah dalam Paskah Yesus melawat baik orang hidup maupun orang mati, mulai dari rahim ibu sampai ke dunia orang mati di mana semuanya itu adalah rangkaian perjalanan hidup yang dilalui manusia. Paskah bagi orang Kristen berarti Tuhan berjalan bersama kita, untuk membawa perjalanan hidup manusia kepada kemenangan atas dosa, kejahatan dan kemenangan atas maut. Sebab peristiwa lawatan Tuhan Yesus berakhir dengan kemenangan atas maut, maut sudah dikalahkan.
Dalam liturgi Gereja perayaan paskah pertama-tama didominasi oleh upacara cahaya yang menunjuk kenyataaan hidup manusia yang sudah bebas dari kuasa kegelapan. Api baru, yang menunjukkan semangat Tuhan Yesus yang juga harus menjadi semangat semua umat beriman. Lilin paskah, menunjuk pada Yesus yang menjadi pemenang atas maut dan menjadi penuntun hidup kita. Serta pembaptisan, di mana lewat pembaptisan setiap orang dilahirkan menjadi anak Allah dan berjanji untuk menolak setan.
Paskah bagi orang Kristen adalah peristiwa kemenangan, di mana semua orang dilahirkan menjadi anak dan anggota keluarga Allah. Sehingga selain perayaan liturgis yang dirayakan oleh Gereja, paskah juga dapat dirayakan secara konkret dalam keluarga, yakni dengan menghayati semangat Tuhan yang bangkit, menjalankan janji baptis dalam hidup keluarga, menolak kejahatan dalam diri sendiri, dalam keluarga pun dalam masyarakat. Paskah dalam keluarga juga berarti membuang semua kebiasaaan lama (kejahatan, kegelapan dan dosa) sehingga semangat manusia lama padam dan hidup dalam semangat manusia baru bersama dengan Kristus yang bangkit. Paskah bagi orang beriman adalah kematian manusia lama dan kelahiran manusia baru; kekalahan iblis dan kemenangan anak-anak Allah. Paskah adalah hari Tuhan yaitu hari di mana Tuhan bangkit membawa kemenangan dan saat di mana kita semua menjadi anak-anak Allah. Karena itulah orang Kristen merayakan paskah pada hari kebangkitan Tuhan, bukan pada hari lain seperti perayaan Paskah Yahudi.
Pst. Julius Salettia, Pr.