Terdorong kegelisahan mengingatmu yang sedang kritis, kuputuskan mengunjungimu meski sudah pukul 10 malam. Dan memang keadaanmu kritis. Tak ada yang boleh dilakukan selain mendoakan doa Salam Maria. Syukurlah di tengah iringan doa Salam Maria, Kau menghembuskan napas terakhir dengan damai. Sementara berdoa, terbayang macam-macam pengalamanku bersamamu. Dan bagiku, tentu lepas dari seluruh keterbatasanmu, Engkau Pemberi Inspirasi.
Pst. John Karundeng. 58 tahun lalu engkau dilahirkan. 30 tahun lalu ketika berumur 28 tahun engkau ditahbiskan imam dan merayakan misa pertama di Rumengkor, kampung halamanmu. Banyak orang mengenalmu sebagai figur berkarakter kuat cenderung keras. Tetapi berpembawaan lembut. Orang yang mengenalmu dari dekat mengalami kehalusan dan kelembutan caramu bertutur, tentu pada situasi normal ketika tidak ada yang mengusik kemarahanmu untuk membela nilai-nilai dan keyakinan yang kau pegang teguh.
Sebagai frater penulis skripsi, salah satu materi penelitianku adalah Komisi PSE: spirit dan karyanya. Dengan sangat sederhana engkau menerangkannya. Intinya berbuat, bukan berteori. Engkau memberiku beribu inspirasi untuk berbuat dan terus berbuat.
Engkau memberiku teladan untuk mencintai dunia pertanian dan mengolah tanah. Ilmu dan bibit tanaman kau bagikan gratis. Filosofi petani kau ceritakan. Dan banyak refleksi Teologis praktis kau sharingkan. Engkau memberiku insight baru tentang keberanian dan kerja keras ketika menceritakan tentang Karya PSE di Lembah Napu. Kuingat tahun 2004 kumintamu menulis di Buku Kenangan 50 tahun Seminari Pineleng, Engkau memberi judul tulisanmu “TANGAN KOTOR, HATI BERSIH”. Judul tulisan yang memperkenalkan siapa dirimu, bagimu seorang imam harus bersedia turun tangan bekerja, meski tangan harus kotor dan kasar, yang penting punya motivasi tulus.
Pastor John, masih teringat jelas saat saat ketika engkau berjuang menggunakan komputer. Dengan penuh rendah hati kau datang bertanya hanya tentang bagaimana mencetak satu tulisan di printer. Dan dengan sabar engkau mendengarkan penjelasanku yang terpaut 16 tahun di bawahmu.
Pastor John, banyak kenangan dan kisah yang boleh diceritakan, tetapi satu hal mendasar ini sungguh membuatmu jadi sumber inspirasi. Teguh dalam prinsip, berani berjuang dan Peduli. Engkau sangat peduli pada sesamamu, pada sahabat-sahabat imammu. Engkau membela siapa yang harus dibela dan menegur yang harus ditegur, tanpa memandang kedudukan dan posisi. Engkau tidak peduli pada dirimu sendiri yang mungkin akan dimusuhi atau dimarah. Itulah Pastor John yang inspiratif.
Selamat Jalan pastor John. Syukur dan pujian pantas kita haturkan atas kasih dan karya-karya baik Tuhan dalam diri Pastor John Petrus Karundeng. Selamat beralih ke Yerusalem baru. Selamat berjumpa dengan para sahabat yang sudah mendahului kami semua, khususnya pastor Yori Sandehang yang kita kenangkan setahun kepergiannya hari ini. Ad Vitam Aeternam. Doakan kami sahabat-sahabatmu.
Pst. Steven Lalu, pr