Jumat 13 September 2024
(1 Kor.9:16-19.22b-27; Luk.6:39-42); Peringatan St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja.
Ketika ada evaluasi atas kegiatan atau kepemimpinan seseorang, kecenderungan yang paling sering terjadi adalah munculnya penilaian negatif yang perlu diperbaiki. Dan sering pasti hal yang tidak baik jauh lebih banyak dibandingkan dengan hal yang baik. Malahan kadang evaluasi yang muncul hanya hal yang tidak baik. Melupakan bahwa kegiatan atau kepemimpinan seseorang juga di dalamnya ada hal baik yang telah dilakukan. Hal baik yang juga harus ditingkatkan agar menjadi lebih baik.
Sabda Yesus hari ini mengingatkan kepada kita agar lebih melihat ke kedalaman diri kita sebelum memberikan penilaian kepada orang lain. Mungkin saja dia salah, mungkin saja dia tidak baik, tetapi hal itu harus didasarkan pada kesadaran diri apakah secara pribadi sudah luput dari kesalahan atau hal yang tidak baik. Maka kesadaran diri atas kemampuan dan kualitas diri menentukan langkah kita ke depan. Hal itu dimaksudkan agar mampu memberikan masukan yang baik atas langkah ke depan nantinya. Maka Yesus menekankan agar melihat diri sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup, sehingga tidak menjadi pribadi yang “omong doang” dan tidak bisa melakukan apa pun.
Kita dipanggil untuk mengeluarkan dulu ‘balok’ dari mata kita agar bisa melihat dengan lebih jelas. Melihat dengan lebih terang apa yang akan dikatakan dan dikerjakan, sehingga kita boleh berjalan bersama, layaknya seorang murid yang telah menyelesaikan pelajarannya akan menjadi sama dengan gurunya. Kita adalah pribadi yang sama di mata Allah. Mari tetap melangkah dalam terang sabda Allah seperti Santo Yohanes Krisostomus yang kita peringati hari ini. Ia rela menderita dalam pengasingan namun dia tetap mewartakan dalam terang sabda Allah, sehingga ia dijuluki “Krisostomus” yang artinya “Si mulut emas”. Mari kita mewartakan sabda Allah dan tekun melaksanakannya. (mD)
Ya Yesus, sadarkanlah kami akan kekurangan dan kelebihan kami. Amin