Senin 16 September 2024
(1 Kor.11:17-26; Yoh.7:1-10); St. Kornelius, Paus dan Martir, dan St. Siprianus, Uskup dan Martir.
“Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.” Sebuah seruan yang selalu kita ungkapkan sebelum menerima komuni. Seruan yang menyatakan dalam iman penyerahan diri pada Yesus bahwa santapan rohani Tubuh-Nya akan mengantar pada ‘kesembuhan.’
Demikianlah iman yang dalam ditunjukkan oleh seorang perwira hari ini. Kerendahan hatinya membuatnya tidak layak dan pantas untuk menerima Yesus di rumahnya. Maka kepercayaan akan sabda-Nya menjadi kekuatan tersendiri yang mengantarnya pada hal baik yang ia harapkan. Perwira itu tidak meminta banyak hal, ia hanya meminta agar hambanya disembuhkan. Seorang perwira mau peduli dengan keberadaan seorang hamba, sungguh mencerminkan kerendahan hati yang luar biasa.
Sesuatu yang jarang terjadi ketika seorang perwira yang turut ikut empati dan peduli dengan kondisi bawahannya. Ia tahu bahwa ia memiliki kuasa atas bawahannya namun ia tidak menggunakan kekuasaannya untuk menghukum melainkan menunjukkan kepedulian satu sama lain. Yesus berkata, “Di Israel pun iman sebesar ini belum pernah Ku jumpai.” Yesus kagum akan penyerahan dirinya. Penyerahan diri akan perkataan Yesus yang penuh kuasa.
Kita pun setiap Ekaristi menyerukan seruan yang sama. Namun apakah kita memiliki iman yang sama seperti perwira ini? Iman yang didasarkan pada penyerahan diri pada Yesus. Iman yang bertumbuh dalam ketidakpantasan sebagai pribadi yang berdosa. Yesus hadir untuk kita hari ini. Serahkanlah beban hidupmu dan Ia akan menganugerahkan kelegaan kepadamu. Ya Tuhan, bersabdalah saja maka kami akan sembuh. (mD)
Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh. Amin