Senin 23 September 2024
(Ams.3:27-34; Luk.8:16-18); Peringatan St. Pius dari Pietreicina (Padre Pio) Imam
Kebutuhan utama pada malam hari adalah cahaya. Tanpa adanya cahaya maka sudah pasti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Sekecil apa pun cahaya itu pasti akan sangat berguna pada malam hari. Dengan adanya cahaya itu maka kita bisa terarah untuk berbuat sesuatu. Maka sumber cahaya sangat dibutuhkan sebagai penentu perjalanan.
Hari ini Yesus memberikan perumpamaan tentang pelita yang menjadi sumber terpancarnya cahaya sehingga orang bisa melihat sesuatu dalam kegelapan. Maka pelita yang dinyalakan tidak diletakkan di bawah tempat tidur tetapi di atas kaki dian sehingga orang bisa melihat cahayanya. Pelita itu adalah sabda Allah yang selalu bernyala untuk memberi arah pada hidup manusia. Diletakkan di atas kaki dian menggambarkan pancaran cahaya sabda Allah yang terpancar untuk semua orang yang menerimanya. Untuk semua orang yang bisa melihat pancaran cahaya dan melakukan kebaikan.
Maka dalam akhir Injil ditegaskan, “Barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil.” Penegasan ini mengingatkan akan keterbukaan pada pancaran sabda Allah yang memberikan spirit dan arah untuk berbuat kebaikan. Mereka yang mempunyai akan diberi sebagai kekuatan untuk karya hidupnya, tetapi mereka yang menolak akan kehilangan apa yang ada padanya. Maka keterbukaan hati akan terang sabda Allah menjadi semangat baru untuk mengarahkan hidup menjadi lebih baik.
Mari membuka hati akan pancaran sabda Allah yang mengarahkan kita dari kegelapan hidup menuju pada tujuan keselamatan. Jangan biarkan diri kita larut dalam kegelapan malam yang membuat kita kehilangan arah dan tak tahu harus ke mana. Biarkanlah terang sabda Allah mengarahkan hidup kita sehingga kelak bisa sampai pada puncak keselamatan bersama Dia. (mD)
Ya Yesus, sabda-Mu adalah pelita bagi langkah kami dan terang bagi jalan hidup kami. Amin