Jumat 27 September 2024
(Pkh.3:1-11; Luk.9:18-22); Peringatan St. Vincentius A Paulo, Imam
Kesungguhan hati, dapat dilihat pertama-tama dari pengenalan akan sosok pribadi yang diikuti. Kesungguhan hati tampak dari pengenalan yang sungguh. Tidak ada kesungguhan ketika tidak ada pengenalan. Yang ada hanyalah keragu-raguan atas apa yang diikuti atau dijalani. Karena tidak mungkin mengikuti dengan sungguh tanpa pengenalan yang sungguh yang bersumber dari hati.
Yesus hari ini seakan menguji para rasul dengan pertanyaan: “Menurut kalian siapakah Aku ini?” Pertanyaan yang mungkin menurut orang lain tidak perlu. Mengapa? Karena untuk apa bertanya sedangkan kita sudah bersama-sama selama ini. Namun bukan seperti itulah maksud dari Yesus. Yesus ingin menyadarkan para rasul agar memiliki pengenalan yang sungguh tentang Yesus. Pengenalan yang lahir dari hati atas segala hal baik yang telah dilakukan oleh Yesus.
Di samping itu, pengenalan yang sungguh akan tugas perutusan yang dilakukan oleh Yesus. Tugas perutusan dari Bapa untuk manusia. Apakah para rasul sadar akan hal itu? Yesus bertanya kepada para rasul agar mereka menemukan dengan pengalaman sendiri akan siapakah Yesus itu. Bukan berdasarkan apa yang dikatakan oleh kebanyakan orang. Yesus menghendaki agar kesungguhan hati untuk mengikutinya lahir dari pengenalan dari hati dan pengalaman bersama Yesus. Yesus mengehendaki para rasul tahu dan mengerti akan tugas perutusan yang Yesus jalani, yang pada puncaknya akan berujung pada salib.
Apakah kita selama ini telah mengenal Yesus dengan kesungguhan hati? Atau hanya sebatas pengenalan luaran. Mari kita berjuang agar semakin hari kita semakin mengenal Yesus dengan kesungguhan hati. (mD)
Ya Yesus, ajarilah kami untuk semakin mengenal Dikau dengan kesungguhan hati. Amin