PF S. Bruno, Imam; Jumat Pekan Biasa XXVI
Bacaan 1 : Bar 1:15-22; Mazmur : Mzm 79:1-5.8-9;Injil : Luk 10:13-16
Bacaan Pertama
Bar 1:15-22: Pembacaan dari Kitab Barukh: Katakanlah begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini, yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruh-Nya di hadapan kami.
Semenjak Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir sampai dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah kami alpakan
karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya keluar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suatu tanah yang berlimpah susu dan madunya, sebagaimana halnya sekarang ini.
Tetapi kami tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan sabda para nabi yang telah diutus Tuhan kepada kami. Bahkan kami telah berbakti kepada allah lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan,
Allah kami. Demikianlah sabda Tuhan.
Mzm 79:1-5.8-9
R:9ac; Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami.
*Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing.Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.
*Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemooh orang sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus? Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?
*Janganlah perhitungkan kepada kami
kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
*Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Bait Pengantar Injil
Mzm 95
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan,
dan janganlah bertegar hati.
Bacaan Injil; Luk 10:13-16
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.
Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati.
Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan: Garansi Injil
Jika kita membeli sebuah barang elektronik, umumnya orang akan bertanya: adakah barang ini ada garansinya? Berapa lama? Bisa dibayangkan bahwa betapa bahagianya kita jika sesuatu yang kita beli itu memiliki garansi, yakni kualitasnya dijamin oleh penjual atau bahkan pabrik pembuatnya. Rasa bahagia atas adanya jaminan ini tentu muncul karena kita merasa aman dengan sesuatu yang dimiliki, sehingga kita pun dapat dengan leluasa memanfaatkannya tanpa ragu jika terjadi sesuatu atas barang itu.
Injil hari ini juga menjadi suatu kabar gembira yang memberikan jaminan bagi kita. Nadanya memang cukup menakutkan, yakni saat mana Yesus mengecam dengan sangat keras beberapa kota. Konteksnya adalah bahwa perutusan para murid Yesus merupakan tugas mulia untuk tidak hanya sekedar mewartakan kabar baik, tetapi lebih dari pada itu perutusan para murid berarti menghadirkan juga Yesus dan sekaligus yang mengutusNya, yakni Allah.
Melalui kisah Injil ini Yesus hendak menegaskan bahwa pertama, pewartaan kabar baik merupakan tugas mulia yang mana setiap orang yang mendengarkannya diminta untuk menerima dan merefleksikannya sehingga dapat mengalami pertobatan dan damai. Kedua, bagi setiap orang yang diutus untuk menjadi pewarta kabar baik ini mendapatkan jaminan dari Tuhan sendiri: “barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Panggilan untuk menjadi pewarta sukacita Injil adalah panggilan kita sebagai murid-murid Yesus. Menjadi pewarta sukacita Injil tidak sekedar mewartakan tentang Injil itu saja, tetapi lebih dari itu turut juga menghadirkan Yesus yang adalah pokok Injil itu. Yesus sendiri menyadari bahwa dalam kenyataannya tugas perutusan ini tidak selalu akan disambut dengan baik. Situasi peradaban dunia dewasa ini menunjukkan bahwa kemungkinan mengalami ditolak, tidak diterima, tidak dianggap, tidak dihargai bahkan tidak diperhitungkan, selalu dapat saja terjadi.
Namun hal itu kiranya bukanlah penghalang tugas pewartaan ini. Setiap murid Yesus harus menjadi pewarta Injil yang ulung di tengah dunia yang ‘kurang beruntung’. Setiap murid Yesus harus menjadi Injil yang hidup yang dengan sukacita membawa di dalam dirinya keutamaan-keutamaan Yesus, sehingga setiap orang yang dijumpainya mengenal siapa Yesus, mendengarkannya, membuka diri terhadap pertobatan dan akhirnya mengalami indahnya kedamaian. Semoga Yesus senantiasa menjamin segala pemberian dirimu.