Senin, 25 November 2024
(Why. 14:1-3.4b-5; Luk. 21:1-4); Pekan Biasa XXXIV
Kita sering mendengar ungkapan, “lebih baik memberi daripada menerima”. Sebab bagi sebagian orang tertentu, dengan memberi itu artinya kita berani berbagi dengan orang lain dari apa yang kita miliki. Memberi juga berarti solider dengan orang lain. Tetapi ada juga yang sebaliknya, berpikir bahwa dengan memberi apa yang dimiliki, akan habis dan berkurang, sehingga sebentar misalnya: harus makan apa, karena sudah tidak punya apa-apa lagi.
Penginjil Lukas hari ini mau mengajak kita untuk berani memberi dan berbagi dari kepunyaan yang kita miliki, sebagaimana ditampilkan oleh seorang janda dalam bacaan Injil hari ini. Janda miskin ini memasukkan dua peser ke dalam peti, di mana ia memberikan dari kekurangannya bahkan memberikan seluruh nafkahnya. Artinya, janda ini mempersembahkan semua yang dimiliki. Dia tidak mengkhawatirkan akan hidup dan hari-harinya ke depan, kendati dia sudah tidak punya apa-apa. Dia tidak pernah berpikir bahwa kalau ia mempersembahkan, hidupnya akan berkekurangan.
Selain itu, janda ini bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya. Namun dari usahanya ini, dia Ikhlas memberikan persembahan dari seluruh kepunyaan yang ia miliki, yaitu nafkahnya. Betapa mulianya hati janda ini mempersembahkan seluruh hartanya. Dia memberikan sepenuhnya untuk Tuhan, tidak setengah-setengah. Dia siap, ikhlas dan tulus memberikan persembahan yang terbaik untuk Tuhan. Dengan memberikan dari kekurangan, ia malah akan menerima berkat yang tak berkesudahan dari Tuhan. Karena Tuhan tidak mungkin akan membiarkan anak-Nya, tetapi Dia akan selalu menolong dan menyertai dengan berkat-Nya. Bukan soal memberi untuk menerima, tetapi memberi dan menerima berkat dari Tuhan. Untuk itu, jangan takut untuk memberi dan jangan ragu untuk berbagi. (egs)
Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk selalu memberi dan berbagi dengan orang lain dari apa yang kami miliki. Amin.