Jumat 25 Oktober 2024
(Ef.4:1-6; Luk.12:54-59); Pekan Biasa XXIX
Kepekaan merupakan bagian tak terpisahkan dengan tindakan. Ketika rasa peka itu muncul maka harus disertai dengan perwujudan dalam tindakan. Dalam mempraktikkan iman kita juga dituntut peka dalam menilai zaman dan bergerak cepat dalam tindakan. Tidaklah berguna jika suara kebaikan selalu disebarkan tetapi dalam diri tidak peka untuk bertindak dan berbuat sesuatu.
Yesus dalam Injil hari ini mengingatkan kepada kita tentang sikap peka dalam hidup beriman. Hal itu diawali dengan kepekaan terhadap apa yang terjadi setiap hari ini, akan tanda-tanda yang dengannya kita dituntut untuk berbuat sesuatu. Tanda alam yang membuat kita peka menilai dan langsung bertindak. Bagaimana dengan hidup beriman?
Yesus memberi pesan agar kita juga peka dalam hidup beriman kita, sebab tidak cukup hanya dengan berkata-kata tanpa lahir perbuatan nyata sebagai buah dari yang kita sampaikan. Kita dituntut agar tahu juga menilai zaman ini yang banyak dilingkupi dengan keegoisan pribadi, tidak peka dan peduli dengan kesulitan orang lain. Hal itu penting sebab kita hidup dalam relasi sosial seperti dalam penegasan dalam Injil, “…berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan; agar engkau jangan dilemparkan ke dalam penjara.” Sabda ini mengandung pesan bahwa buah dari kepekaan dalam iman adalah kepedulian akan sikap dan tindakan orang lain, begitu juga sebaliknya. Mari kita menunjukkan kepekaan dan kepedulian terhadap sesama agar damai itu menjadi nyata dalam hidup kita. (mD)
Ya Yesus, tumbuhkanlah kepekaan dalam diri kami agar tetap membangun persaudaraan bersama saudara. Amin