Rabu 27 November 2024
(Why 15:1-4; Mzm. 98: 1.2-3ab.7-8.; Luk. 21:12-19); Pekan Biasa XXXIV
Saudara-saudari yang terkasih, Mungkin anda pernah mengenal Klub Sepakbola Liverpool, fansnya memiliki sebuah motto untuk klub tersebut: You will never walk alone, artinya kamu tidak akan berjalan sendiri. Motto ini menjadi simbol kesetiaan dari para pendukung terhadap tim kesayangannya. Kesetiaan mereka dalam mendukung tim favoritnya menjadi sesuatu yang penting dalam mencapai tujuan atau untuk menjadi juara. Sebagaimana juga dalam perjalanan hidup ini, kita akan merasa senang, bilamana ada teman seperjalanan yang selalu setia mendukung dan menguatkan ketika kita mengalami kesulitan dan tantangan hidup.
Kitab Wahyu mengajak kita untuk merenungkan akan kesetiaan umat Allah. Kesetiaan mereka itu nampak ketika mereka melagukan nyanyian Musa serta nyanyian Anak Domba. Umat Allah terus menyanyikan “besar dan ajaiblah segala karya-Mu, ya raja segala
bangsa! Nyanyian yang mereka bawakan menandakan akan kesetiaan mereka pada Allah yang mahakuasa! Injil Lukas, sebagaimana yang kita dengarkan hari ini, dimana Yesus memberikan peneguhan iman kepada para murid. Yesus memberikan keberanian kepada mereka untuk tetap setia kendati mengalami rupa-rupa pengalaman menakutkan. Ketakutan akan dibenci, ditangkap dan dianiyaya, diteguhkan oleh Yesus dengan hikmat yang akan Dia berikan. Bahkan tak sehelai rambutpun akan hilang. Itulah peneguhan yang Yesus berikan kepada mereka. Peneguhan dari Yesus ini menjadikan para murid terus setia dalam segala perjuangan hidup. Yesus menyediakan mahkota kehidupan bagi yang bertahan hingga kesudahan.
Saudara sekalian yang terkasih, sebagai pengikut Kristus kita pun diajak untuk menjadi setia. Di tengah perjumpaan hidup yang begitu banyak menawarkan ketidak setiaan, Yesus mengundang kita semua untuk tetap setia. Kesetiaan yang kita tanamkan dalam hidup kita baik dalam keluarga, pekerjaan serta tugas pelayanan kita menjadi saksi nyata bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati. Kegagalan, ancaman dan kecemasan tidak membuat kita takut melainkan makin meneguhkan iman dan pengharapan kita bahwa Allah itu selalu hadir dalam hidup kita. Ketika kita punya masalah yang besar, percayalah kita punya Yesus yang besar. Ketabahan serta keakraban kita menghadapi persoalan hidup menjadikan iman kita kuat sehingga kita percaya bahwa: Dialah Allah yang adil dan benar, yang merajai segala kehidupan ini. Dia adalah teman perjalanan hidup kita, yang akan terus menjaga dan menolong kita. Tetaplah setia, tetaplah berdoa, karena Dia adalah Allah yang setia (jAd-)
Ya Tuhan, semoga aku makin setia dalam mengikuti Dikau. Amin