PW S. Kornelius, Paus, dan Siprianus, Â Uskup; Martir
Sabtu Pekan Biasa XXIII
Bacaan 1 : 1Tim 1:15-17
Mazmur : mzm 113:1-5a.6-7
Injil : Luk 6:43-49
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik.
Dan tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya.
Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur.
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik.
Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati.
Mengapa kalian berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan?
Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan sabda-Ku serta melakukannya, – Aku menyatakan dengan siapa ia dapat disamakan -Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah.
Ia menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena dibangun dengan kokoh. Sebaliknya barangsiapa mendengar perkataan-Ku,
tetapi tidak melakukannya,
ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar.
Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh, dan hebatlah kerusakannya.” Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Salah satu perbedaan terbesar era digital bergaya hidup modern seperti disorot tema bulan Kitab Suci Nasional dengan zaman sebelumnya adalah pilihan. Manusia makin dimanja oleh pelbagai kemungkinan memilih. Menonton televisi di era sebelumnya tidak perlu bingung memilih channel karena hanya ada satu, sekarang kadang orang bersitegang hanya karena perbedaan selera atas acara yang ditawarkan pelbagai channel. Akses informasi berlimpah bahkan membanjir sampai banyak orang kebingungan memilih mana yang dapat dipercaya mana yang tidak. Kita diperhadapkan dengan makin banyak pilihan, makin disibukkan memilih dan makin dituntut mengambil keputusan cepat, tepat dan konsisten. Konsistensi menjadi tantangan nyata, karena berpindah pilihan dan berganti putusan menjadi kemungkinan yang makin dipermudah, dimaklumi dan dimaafkan,
Sebagai orang beriman yang hidup di tengah gaya hidup modern, Injil hari ini menjadi panduan pengarah. Yesus menegaskan tentang konsistensi bagi pengikutNya. Apa yang keluar dari mulut itulah yang datang dari hati. Mereka yang berseru Tuhan, Tuhan, adalah mereka yang melaksanakan kehendakNya. Tidak ada tempat untuk kemunafikan dan lip service; lain di bibir lain di hati. Yesus bahkan mengibaratkan mereka yang tidak konsisten bagaikan rumah tanpa fondasi kuat, tantangan dan rintangan akan menghanyutkan dan merusaknya.
Saudaraku, menjadi konsisten butuh fondasi iman dan kepribadian kokoh kuat. Dan untuk memiliki fondasi kuat butuh proses pertumbuhan iman tepat di jalur benar. Merujuk perumpamaan Yesus tentang pohon baik menghasilkan buah baik dan pohon tidak baik menghasilkan buah tidak baik. Mari bangun konsistensi iman kita dengan merawatnya laksana memelihara pohon. Pohon butuh udara bersih, tanah subur dan dicegah dari pelbagai hama. Mari berproses bersama dalam usaha membangun konsistensi pribadi dan komunitas-komunitas kita. Dua orang kudus yang kita peringati hari ini St. Kornelius dan St.Siprianus adalah contoh inspiratif dalam usaha membangun konsistensi kita.