Renungan Harian: Sabtu, 23 September: Siapkan Lahan Hati

0
1791
renungan
Menabur benih Sabda

Sabtu Pekan Biasa XXIV

Bacaan 1 : 1Tim 6:2c-12
Mazmur : Mzm 144:1-4
Injil : Luk 8:4-15

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus.
Maka kata Yesus dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama.Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.”Setelah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.”

Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab,
“Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan
ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:Siapkan Lahan Hati

Yesus menceritakan Perumpamaan tentang Penabur dan menerangkannya kepada para murid. Benih sabda Allah ditaburkan dan mendapatkan tanggapan berbeda-beda, tergantung tingkat kesuburan lahan hati pendengarnya. Sangat jelas apa yang dimaksud Yesus. Karena itu saudaraku, tanpa perlu berpanjang lebar, mari sekarang kita berdiam diri dan bertanya di hadapan Tuhan dalam keheningan:”Jenis tanah seperti apakah hati saya ini? Seberapa jauh tanggapan saya?” Mungkin dalam hati anda mulai menjawab, kadang jadi lahan di pinggir jalan, kadang berbatu-batu, tetapi kadang juga penuh semak duri, yah beberapa kali juga jadi lahan yang subur. Itulah dinamika perjuangan kita sebagai orang beriman. Tapi mungkin juga ada yang berkata dalam hati “Kenapa memang harus kejar yang menghasilkan 100 kali lipat? ah 5 kali lipat saja sudah cukup”. Tampaknya sikap ini pesimis, minimalistik dan bahkan terkesan tinggi hati, tidak rendah hati, bahkan anda justru sedang menghambat kuasa Sabda Allah yang bekerja melalui Anda. Benih yang seharusnya dapat menghasilkan lebih dari 5 kali lipat Anda hambat sehingga tinggal sedikit saja hasilnya. Alasan apa yang akan Anda berikan nanti?

Saudaraku, mari kita berdoa supaya Allah dapat memakai kita sepenuhnya; supaya kehendak Allah dapat dilakukan sepenuhnya di dalam hidup kita. Tanpa hambatan sama sekali! Katakan, “Tuhan, inilah saya dengan segala kelemahan saya, dengan segala kegagalan saya, biarlah kuasa yang daripadaMu saja, dan bukan kekuatan saya, yang bekerja selanjutnya. Pakailah hidup saya sepenuhnya! Genapilah kehendakMu! Hindarkanlah saya dari kecenderungan untuk menghalangi kuasa FirmanMu.” Mari jalankan tugas mulia kita: mempersiapkan hati agar firman mendapat tempatnya; agar dapat berbuah banyak. Buahnya yakni sukacita, kerendahan hati, pengorbanan dan pemberian diri. Mari kita siapkan hati kita!

Penulis Renungan:

renungan harian
Pst. Melky Malingkas, pr

Beri Komentar

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda di sini