Senin Pekan Biasa XXV
Bacaan 1 : Ezr 1:1-6
Mazmur : Mzm 126:1-6
Injil : Luk 8:16-18
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,”Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya akan diambil.” Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan: Perhatikan Caramu Mendengar
Kepada para murid Yesus bicara tentang pelita bernyala yang ditempatkan di atas kaki dian supaya mencahayai seluruh ruangan. Seberapa jauh kegelapan ruangan boleh diterangi, tergantung seberapa besar dan kuat nyala pelita dan posisi pelita ditempatkan; kalau nyala pelita besar dan tidak dihalangi oleh apapun karena ditempatkan di tempat yang tinggi pasti akan sungguh menjadi sumber cahaya yang sangat membantu.
Ungkapan Yesus kepada para murid tentang pelita bernyala adalah harapan supaya mereka dan kita semua menjadi pelita yang mencahayai orang lain; harapan agar kita menjadi terang yang menerangi orang lain. Menjadi tugas kita bersama untuk menjadikan diri kita terang dan dengan terang yang kita miliki, kemudian membawa pelita kita untuk membantu sesama menjadi terang, agar kita sama-sama boleh menjadikan, keluarga, komunitas kita hidup dalam terang yang sama.
Saudaraku, untuk menjadi terang yang menerangi, kita butuh sumber terang. Dunia boleh jadi terang karena ada matahari sang sumber terang. Kitapun butuh Yesus sang sumber terang. Bagaimana belajar menjadi terang kapada sang sumber terang? Yesus sendiri menegaskan: Perhatikan caramu mendengar!. Mendengar Yesus dengan benar adalah cara tepat agar kita memiliki terang dalam hati. Mendengar sabdaNya dan merenungkannya. Kadang kita tergoda mendengar sabda Yesus hanya yang ingin kita dengar. Mendengar Yesus berarti kita diam dalam penyerahan diri kepada Dia yang akan bersabda. Bukan justru memilih-milih sabda Tuhan yang ingin kita dengar.
Saudaraku, mari jadi terang dengan mendengar sabla Tuhan dengan benar! Ajakan ini juga sekaligus mengingatkan kita untuk saling mendengarkan satu sama lain. Tuhan memberi kita dua telinga satu mulut, supaya kita boleh lebih banyak mendengar daripada berbicara. Mari mendengar Tuhan, dengar hati nurani kita, dengar orang lain, terlebih dengarlah jerit tangis sesama yang menderita dan alam yang menangis karena dirusak.
Penulis: Pst. Steven Lalu, pr