Bacaan 1 : Kol 1:24-2:3 Mazmur : Mzm 62:6-7.9 Injil : Luk 6:6-11
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, agar mereka mendapat alasan untuk menyalahkan Dia.Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Ia berkata kepada orang yang mati tangannya, “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri di tengah.Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku bertanya kepada kalian: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?”Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia. Maka meluaplah amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Seorang yang mati tangan kanannya hadir ketika Yesus masuk ke rumah ibadat untuk mengajar. Entah siapa namanya, berasal dari mana, umur berapa dan sudah berapa lama ia menderita. Apakah sebelumnya orang itu pernah datang ke rumah ibadat atau tidak, Lukas tidak memberi keterangan apa-apa. Entah memang Lukas tidak mendapat data tentang orang itu atau memang sengaja tidak mencantumkan apa-apa untuk menyatakan posisi orang itu yang tidak penting. Memang seorang yang sakit seperti itu dianggap sebagai orang yang tidak penting karena dianggap berdosa. Penyakit yang diderita adalah hukuman atas dosanya atau dosa orang tuanya. Yang pasti orang yang mati sebelah tangannya itu adalah orang pinggiran, orang yang tersingkir di tengah lingkungan keagamaan Yahudi dan masyarakat.
Penderitaan orang yang mati tangan kanan itu bukan hanya secara fisik. Ia menderita batin. Ia dianggap pendosa dan dipinggirkan oleh para pemimpin agama dan masyarakatnya. Karena itu ketika Yesus hendak menyembuhkan orang itu. Ia tidak langsung menyembuhkan begitu saja sakit fisiknya. Yesus memintanya untuk bangun dan berdiri di tengah. Yesus memintanya untuk ke tengah, bukan lagi di pinggiran. Panggilan Yesus ini adalah untuk mengembalikan dia pada posisi sebenarnya. Bukan di pinggir melainkan ke tengah-tengah. Ia bahkan diangkat menjadi pusat perhatian semua. Dan Yesus menyembuhkannya.
Dalam Yesus tidak ada yang dipinggirkan, direndahkan dan disingkirkan. Kita semua sama di mata Tuhan. Hari ini Yesus mengajak kita semua untuk bangun dan berdiri di tengah, tidak berdiri di pinggiran dan menatapNya dari jauh. Ajakan ini sekaligus permintaan kepada kita untuk tidak memperlakukan orang lain seolah-olah sebagai orang pinggiran. Kerap kita tergoda untuk menjadikan orang lain sebagai orang pinggiran, orang yang kurang berarti. Padahal di mata Yesus kita semua memiliki kedudukan yang sama. Mari berdiri di tengah bersama Yesus dan mari mengulurkan tangan menarik banyak orang yang mulai terpinggir untuk berdiri di tengah bergabung dalam persekutuan orang-orang percaya yang saling berbagi suka cita dalam semangat persaudaraan. Amin.