17 November 2017
Jumat Pekan Biasa XXXII
PW S. Elisabet dari Hungaria, Biarawati
(Keb 13:1-9; Mzm 19:2-5; Luk 17:26-37)
Bacaan Pertama: Keb 13:1-9: Jika mereka mampu menyelidiki jagat raya, mengapa mereka tidak menemukan penguasa semuanya itu?
Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:
Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; mereka yang tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan! Walaupun berhadapan dengan karya-karya-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. Sebaliknya yang mereka anggap sebagai allah penguasa jagat raya ialah api atau angin ataupun badai, gugusan bintang-bintang atau air yang bergelora, atau pun penerang-penerang yang ada di langit.
Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya. Jika mereka sampai terpesona oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu. Sebab orang dapat mengenal Pencipta dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya.
Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya. Karena sibuk mengamati karya-karya Allah dan menyelidikinya, mereka hanya terpukau oleh apa yang mereka lihat, sebab memang indahlah semua yang kelihatan itu. Tetapi bagaimanapun mereka tidak dapat dimaafkan. Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur: Mzm 19:2-5: Langit menceritakan kemuliaan Allah.
- Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain, dan malam yagn satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
- Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di srluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
Bait Pengantar Injil: Luk 21:28: Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah mendekat.
Bacaan Injil: Luk 17:26-37: Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada jaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot pergi dari Sodom. Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri.
Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barangnya di dalam rumah. Demikian pula yang sedang di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?” Yesus menjawab, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan: Keselamatan Jaman NOW
“Jangan yang itu, yang ini saja”; “Jangan begitu, begini saja”; “jangan pakai itu, pakai ini saja”, demikian ungkapan-ungkapan yang dapat dengan mudah kita jumpai hampir di setiap situasi. Hal ini menandakan bahwa ada banyak kenyataan baru di sekitar kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban dunia sedang berganti, dan hal ini menyentuh juga pergeseran pola pikir, pola merasa dan cara bertindak manusia. Jika tidak mengikuti perubahan zaman maka orang akan disebut “jadul” alias kuno; gak gaul. Dengan demikian jika seseorang hendak mengikuti perkembangan zaman ini, maka sudah barang tentu ia harus siap bersaing dalam dunia dewasa ini yang dipenuhi dengan kompetisi. Jika tak mampu bersaing maka akan kalah saing, alias tidak selamat. Tak heran bahwa zaman ini orang berusaha untuk meningkatkan aneka kualitas dan kepemilikan di dalam dirinya demi menghadapi persaingan dunia yang lebih mengandalkan kemampuan dan kemapanan diri. Namun jika kita bercermin dari segala upaya pergumulan pengalaman manusia dewasa ini, adakah keyakinan terhadap penyertaan Ilahi tetap mendapat tempatnya?
Melalui Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita lagi tentang keselamatan yang menjadi tujuan setiap kehidupan di dunia ini. Yesus membantu kita untuk melihat lagi tentang kedatangan kerajaan Allah yang merupakan bagian terindah dari misteri ilahi. Kedatangan Kerajaan Allah bagi orang beriman harusnya dirindukan dengan penuh iman dan harapan, sebab di dalamnya manusia akan menemukan keselamatan yang dijanjikan Allah. Akan tetapi demi menyambut kedatangan Kerajaan Allah itu, manusia perlu sadar bahwa kesadaran terhadap penyelenggaraan ilahi dan kepatuhan terhadap kehendak Allah adalah kunci untuk menikmati keselamatan itu. Untuk maksud itulah Yesus seolah mengajak kita bermenung sambil bernostalgia tentang apa yang pernah terjadi pada dua zaman di dalam perjanjian lama. Pada zaman Nuh: Nuh adalah pribadi yang menjadi teladan kesadaran akan penyelenggaraan ilahi serta kepatuhan atas kehendakNya. Nuh menerima sabda Ilahi, menyambutnya dengan penuh iman dan melaksanakannya dengan dengan semangat ketaatan. Meski mungkin banyak orang menyindirnya, namun Nuh yakin teguh akan nubuat penyelamatan yang diterimanya. Karena keyakinan itu, maka Nuh luput dari kebinasaan. Pada zaman Lot: Tuhan pun menyampaikan sabda penyelamatan yang sama. Lot diperkenalkan kembali sebagai pribadi yang menyadari akan penyelenggaraan Ilahi dan teladan kepatuhan atas kehendak Allah. Karena ketidaktaatan maka Sodom dan Gomora dibumihanguskan, tetapi Lot diselamatkan. Sebaliknya istri Lot justru tidak selamat, karena berusaha mengandalkan diri sendiri, mencari penyelamatan sendiri sama seperti orang-orang lain semasanya.
Kita semua tentu ingin selamat dan bahagia. Dua hal saja yang perlu untuk keselamatan kita zaman ini: tetap percaya akan penyelenggaraan ilahi dan patuh setia akan kehendakNya. Meskipun dunia berubah seturut perubahan zamannya, namun kiranya iman kita tidak berubah dalam menantikan dan menyambut kedatangan Kerajaan Allah yang mulia dan menyelamatkan.