Kamis, 30 November 2017
Pesta S. Andreas, Rasul
(Rom 10:9-18; Mzm 19:2-3.4-5; Mat 4:18-22)
Bacaan Pertama: Rom 10:9-18; Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya, Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya! “Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur: Mzm 19:2-3.4-5; Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
- Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
- Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
Bait Pengantar Injil: Mat 4:19: Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
Bacaan Injil: Mat 4:18-22; Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun segera meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus.
Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan: “Mendengarkan untuk Tergerak”
Dalam Tradisi Liturgi Gereja Katolik, khususnya Perayaan Ekaristi, bagian Liturgi Sabda, umat diminta untuk mendengarkan Sabda. Oleh karena itu lektor, petugas pembaca Kitab Suci dalam perayaan ekaristi, perlu mempersiapkan diri dengan baik supaya dapat melafalkan sabda Allah dengan terang dan jelas sehingga umat dapat menangkap isinya, dan dengan demikian dapat melaksanakannya juga. Gereja sendiri menegaskan bahwa tugas ini sungguh mulia agar jangan sampai dilalaikan bahkan para lektor perlu menunjukkan dengan teladan hidup rohani sebagai sebuah tanda kebajikan yang tertinggi. Dalam pada itu di beberapa Gereja petugas lektor ini dipilih secara khusus dan mereka yang dipilih selalu diberi pelatihan dan pembinaan hidup rohani yang khusus. Dalam pembinaan calon imam lektor adalah tingkatan tahbisan tertentu sehingga menjadi syarat untuk tahbisan diakon dan tahbisan imam. Lektor bertugas membacakan dan umat mendengarkan dengan hormat dan khidmat. Salah satu titik berangkat tradisi Gereja ini adalah apa yang dikatakan oleh Paulus dalam Suratnya kepada Umat di Roma, yaitu iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus (Rm. 10:17)
Sejak zaman Perjanjian Lama Allah sendiri menghendaki agar umat mendengarkan SabdaNya sehingga boleh mendapat berkat dan keselamatan. Oleh karena itu umat Israel selalu mendengungkan Tradisi Shema Israel. Shema berarti dengarlah, Tuhan mengatakan dengarlah hai Israel, Allah kita itu esa (Ul. 6:4; Mrk. 12:29). Hal ini menjadi hukum yang terutama sehingga ini menjadi sebuah tradisi yang sunguh dijaga turun temurun. Orang tua menceritakan kepada anak cucunya dan begitu seterusnya. Karya-karya Allah yang ia dengarkan sewaktu anak-anak, ketika menjadi orang tua bahkan kakek nenek diceritakan anak-anak dan cucu-cucunya
Mendengarkan merupakan sikap dan bahkan keutamaan yang harus dimiliki oleh orang beriman supaya boleh sampai pada keselamatan. Mendengarkan bukan hanya mendengar, orang Manado bilang maso telinga kiri kaluar telinga kanan. Tetapi juga jauh lebih daripada itu mendengarkan dalam iman berarti mendengar, mengerti, memahami dan sampai pada ketergerakan hati. Sikap inilah yang ditunjukkan oleh Santo Andreas, yang kita pestakan pada hari ini. Bersama dengan Simon Petrus, Yohanes dan Yakobus, para murid pertama, mereka mendengarkan dengan benar ajakan Yesus, Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala Manusia. (Mat. 4:19)
Untuk sampai pada keselamatan, kita semua perlu mendengarkan. Mendengarkan Suara Tuhan secara personal di dalam hati kita masing-masing, bahwa Tuhan membutuhkan kita semua untuk bekerja di ladangNya. Tim DC Comics, dalam film Justice League saja tahu bahwa you can’t save the world alone. Tuhan membutuhkan kita semua untuk menjadi pendengar yang baik supaya bisa menjadi pewarta yang baik. Pewarta yang mewartakan kabar baik, yaitu kabar keselamatan. Pewarta kabar keselamatan yang tidak hanya tahu bicara, no action talk only, orang manado bilang lamu, tetapi pewarta yang sungguh beriman karena mendengar, memahami, mengerti dan tergerak hati karena sebuah panggilan dan pertobatan di dalam Tuhan sendiri. Paus Paulus VI dalam pengantar Ensiklik Evangelii Nuntiandi (EN) mengatakan manusia lebih membutuhkan saksi dari pada sekadar pembicara. Karena itu kita memohonkan Doa Santo Andreas supaya dalam ketergerakan hati seperti dia kita dapat menjadi pewarta kabar keselamatan yang sungguh terintegritas karena bisa saling menolong satu dengan yang lain, apapun tugas kita sebagai pewarta tetapi juga sebagai pendengar sabda.
P. Dismas Salettia, pr
Dengarkan versi audio dari renungan harian ini di website Radio Montini pada link gambar berikut ini: