Umat sekalian yang terkasih, pastores, pemerintah, camat dan Sekdes saya menyampaikan ini bagian dari pencanangan, yang kedua singkat sekali di luar, ini lebih resmi.
Umat katolik Keuskupan Manado, para pastor dan biarawan-biarawati terkasih, yang diwakili oleh umat stasi Kema dan paroki Santo Paulus, Lembean, Luar biasa ini, pencanangannya diadakan di sini, di stasi dan Paroki Santo Paulus di Kema. Ini menjadi suatu keistimewaan bagi kita sekalian.
Pada tanggal 14 September 1993 kita telah merayakan 125 tahun gereja Katolik kembali dan berkembang di Keuskupan Manado. Ada banyak saksi di sini sekarang ini, saksi-saksi hidup, pastores, umat, juga panitia waktu itu, ada juga saksi lain yaitu salib yang diarak 25 tahun yang lalu …di depan kita….yang tadi diarak dari Tountalete diarak ke sini bersama dengan obor.
Pada tanggal 14 September 2018 tahun depan, kita akan merayakan 150 tahun Gereja Katolik kembali dan berkembang di Keuskupan Manado, 25 tahun kemudian dari perayaan 25 tahun yang lalu.
Saya mengutip kata-kata sambutan uskup Manado, Mgr. Josephus Suwatan, MSC, ketika mencanangkan tahun Yubileum 125 tahun Keuskupan Manado pada tanggal 14 September 1992, berbunyi demikian: Perayaan ini merupakan kesempatan bagus untuk “Aggiornamento” yaitu pembaharuan hidup menggereja dan penataan kembali karya-karya pastoral Keuskupan Manado. Kita akan mengatur kegiatan-kegiatan untuk lebih:
Pertama: Mengenal diri dalam konteks sejarah, Kedua Mawas diri dalam realita masa kini dan Ketiga menata diri menuju masa depan. Sejak pencanangan itu kita telah berjalan 25 tahun, sejak perayaan Yubileum 125 tahun, saya mencatat 3 pertemuan penting yang telah menentukan langkah-langkah strategis Keuskupan Manado ke depan, sampai dengan tahun ini. Yang pertama yaitu Musywarah Pastoral Keuskupan Manado tahun 1993, diadakan pada 6-11 september 1993, menjelang perayaan 125 tahun. Yang kedua Sinode Keuskupan Manado tahun 2000 yang diadakan tanggal 17-22 Oktober tahun 2000 dan yang ketiga yaitu Lokakarya untuk menyusun Rencana Strategis Pastoral Gereja Katolik Keuskupan Manado 2012-2016, itu dibuat dalam rangka 50 tahun hierarki Gereja Katolik Keuskupan Manado. Gereja sudah berjalan sejak 1868 dengan pembaptisan namun sebagai Gereja yang mandiri, sebagai Keuskupan yang diakui oleh hirarki itu terjadi 50 tahun. Maksudnya pada tahun 2011 dan dalam rangka 50 tahun hirarki Gereja Katolik Keuskupan diadakan Lokakarya untuk menentukan langkah strategis yang Keuskupan yang dituangkan dalam apa yang disebut RENSTRA 2012-2016. Ini 3 Peristiwa penting: Musyawarah Pastoral 1993, Sinode Keuskupan 2000 dan Lokakarya pada tahun 2011.
Selain itu saya memperhatikan peristiwa-peristiwa penting lain yang sudah ikut menentukan perjalanan Keuskupan Manado seperti: pertama Pertumbuhan panggilan imam diosesan yang semakin banyak, luar biasa khususnya dalam kepemimpinan Uskup Emeritus Josef Suwatan, dicatat ada 161 tahbisan pada waktu itu tahbisan-tahbisan. Dan dari 161 itu 91 imam diosesan. Suatu perkembangan yang luar biasa. Yang kedua yaitu pemekaran Paroki-paroki seiring dengan pemekaran wilayah pemerintahan sipil seiring dengan pembentukan wilayah-wilayah koordinasi pastoral dalam bentuk Kevikepan. Ini menerangkan mengapa di sini hadir Vikep bersama pastor-pastor dari kevikepan Tonsea, pada hari ini, pada pencanangan hari ini. Dan yang ketiga juga yang ikut menentukan perjalanan yaitu kehadiran tarekat-tarekat baru di keuskupan Manado ini. Dan yang keempat keterlibatan awam yang semakin bervariasi dalam hidup menggereja. Untuk menyebutkan saja WKRI, KBK, Warakawuri, OMK, Anak remaja dan kelompok-kelompok kategorial lainnya, begitu banyak dan yang kelima yaitu tahun lalu kita mencatat dilaksanakan Indonesian Youth Day, tanggal 1-6 Oktober 2016, Hari Orang Muda Katolik se-Indonesia dan pada tahun ini tahbian uskup baru pada 8 Juli 2017 sesudah 27 tahun ada tahbisan di Manado.
Sebagai uskup Manado, Saya mengajak umat Katolik Keuskupan Manado untuk menyambung cerita ini, menyambung kisah perjalanan kita bersama, mulai hari ini 14 September 2017 sampai dengan 14 September 2018, luar biasa bahwa menyambung cerita ini kita mulai di Kema, di stasi ini. Dan ini menjadi suatu berkat bahwa diadakan perayaan Ekaristi bersama dengan pencanangan di stasi ini. Kita akan mengenang, mensyukuri dan berefleksi serta berdoa bersama dalam aneka ragam kegiatan.
Saya mengucapkan terima kasih untuk kegiatan ini, yang nanti akan dicanangkan secara singkat di luar. Terima Kasih kepada pastor paroki, st. Paulus Lembean Pastor Wens bersama rekan-rekannya, Pastor Maurits dan Pastor Herman, dalam kesatuan bersama pasra pastor di Kevikepan Tonsea, di bawah kepemimpinan pastor Vikep, P. Yangko Alo, pr dan pastores dari Tonsea ini, ada Pastor Bertje dari Laikit, Pastor Alo Wilar dari Kokoleh, Pastor Didi dari Girian, Pastor Yus Talangi dari Airmadidi, Pastor Sius Pondaag dari Bitung dan secara istimewa dihadiri oleh Vikep dari Tondano dan juga Vikjen Keuskupan Manado, Pst. Agus Sumaraw, pr, untuk menunjukkan kepada kita perayaan ini sungguh-sungguh perayaan yang seperti dikatakan tadi Pesta iman kita bersama.
Terima Kasih Pastor Paroki bersama dengan Ketua Stasi Ibu Youke dan umat di Kema bersama umat dari Paroki Santo Paulus yang telah mendukung acara ini dengan penuh semangat, walaupun ada hujan-hujan sedikit pada acara bersama tadi, tetapi kita melihat dengan penuh iman: Ini Hujan Berkat bagi kita sekalian menandai perjalanan satu tahun ke depan. Mari kita berjalan terus sesuai dengan motto saya: Dalam terangMu kami Melihat Terang. Terima Kasih.