Kata sanctuarium berasal dari kata bahasa Latin yang berarti tempat perlindungan atau tempat suci. Dalam konteks sekarang ini kata sanctuarium sering digunakan untuk merujuk pada tempat yang dianggap suci atau aman, seperti tempat ibadah. Bertolak dari akar katanya maka Sanctuarium Maria Mater Ecclesiae Paroki Santo Yohanes Penginjil Laikit merupakan suatu tempat suci yang dikhususkan atau didedikasikan kepada Santa Maria Bunda Gereja.
Pembangunan tempat suci ini pertama-tama terjadi atas inisiatif dari pastor paroki waktu itu, RD. Frits Valentino Karamoy. Maksud baik ini kemudian mendapatkan sambutan hangat oleh beberapa umat di Paroki Laikit pada saat itu. Sehingga atas kerjasama antara beberapa umat dengan pastor paroki, maka dimulailah proses pembangunan dengan membentuk team kerja kecil demi kelancaran dan keberlangsungan pembangunan sanctuarium.
Proses pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama pada hari Senin, 5 Oktober 2020 oleh pastor paroki. Adapun selama proses berlangsungnya pembangunan berada pada masa-masa sulit karena semua orang berhadapan dengan kecemasan adanya virus covid-19, sehingga selama prosesnya ada rupa-rupa kendala yang harus dihadapi terutama berkaitan dengan finansial. Namun berkat topangan doa dari berbagai pihak, bantuan dan partisipasi umat, serta yang paling penting adalah perlidungan dari Santa Maria Bunda Gereja, pada akhirnya Sanctuarium Maria Mater Ecclesiae boleh diberkati oleh Uskup Keuskupan Manado, MGR. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC pada hari Minggu, 30 Mei 2021.
Lokasi bangunan Sanctuarium Maria Mater Ecclesiae ini terletak di depan pastoran Paroki Santo Yohanes Penginjil Laikit, Keuskupan Manado. Lebih tepatnya di Desa Laikit, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Pembangunan sanctuarium di Paroki Laikit ini mempunyai dua alasan. Pertama, alasan kemendesakan. Paroki Laikit memang sudah mempunyai gua Maria sebagai tempat doa, namun jika melihat keadaan dan kondisi bangunan gua Maria waktu itu sudah harus diperbaiki demi kenyamanan bagi umat beriman untuk berdoa, sehingga atas inisiatif pastor paroki maka direncanakanlah pembangunan sanctuarium. Kedua, alasan teologis. Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus kepada bundaNya sebelum wafat di kayu salib, “Ibu, inilah, anakmu!” (Yoh. 19:26), dan kepada Yohanes Dia berkata juga “inilah ibumu!” (Yoh. 19:27). Kata-kata ini merupakan warisan iman yang diberikan Yesus kepada GerejaNya. Maka sejak saat itu dan sempai saat ini kita sebagai anggota Gereja mempunyai Maria sebagai ibu yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Apalagi secara khusus pelindung umat Paroki Laikit yaitu Santo Yohanes Penginjil, tentu mempunyai kaitan yang sangat erat dengan warisan iman yang diberikan Yesus kepadanya. Itulah sebabnya tempat suci tersebut dipersembahkan kepada Santa Maria Bunda Gereja.
Semoga dengan adanya Sanctuarium Maria Mater Ecclesiae di Paroki Santo Yohanes Penginjil Laikit ini, umat beriman semakin dekat dengan Bunda Maria, Bunda Gereja, Bunda kita semua. Semoga juga semakin banyak doa-doa yang dipersembahkan kepada Tuhan bersama dengan Maria, karena melalui Bunda Maria kita dapat sampai kepada Yesus puteranya (Ad Jesum per Mariam). (Fr.FP)